Dunia di Bawah Cengkeraman Kapitalisme: Krisis yang Mengoyak Ummat

 


By: Ummu Faaza


Sistem kapitalisme-sekuler global telah menciptakan ketimpangan struktural, konflik, dan dehumanisasi yang memicu ketercerai-beraian umat Islam. Berikut realitas faktual yang memperlihatkan kekacauan sistem saat ini:


1. Ketimpangan Ekonomi yang Menyengsarakan

- Menurut Oxfam International (2023), 1% orang terkaya di dunia menguasai dua pertiga kekayaan baru yang dihasilkan sejak 2020, sementara 5 miliar orang (60% populasi global) semakin miskin.  

- Di negara-negara Muslim, 26,5% populasi hidup di bawah garis kemiskinan (Bank Dunia, 2022). Contoh:  

  - Yaman: 80% penduduk (24 juta orang) hidup dalam kemiskinan ekstrem akibat perang dan eksploitasi sumber daya oleh pihak asing.  

  - Pakistan: 40% penduduk (95 juta orang) hidup di bawah garis kemiskinan, meski negara ini kaya sumber daya alam.  

- Utang luar negeri negara-negara Muslim mencapai $1,3 triliun (IIF, 2023). Misalnya, Mesir menghabiskan 40% APBN-nya untuk membayar utang, sementara rakyatnya kelaparan.  


2. Eksploitasi Sumber Daya Alam oleh Korporasi Asing

- Niger Delta (Nigeria): Perusahaan minyak seperti Shell telah mencemari lingkungan dan mengabaikan hak masyarakat lokal. Menurut Amnesty International, 16 juta orang di Delta Niger hidup dalam polusi kronis, sementara 70% penduduk hidup dengan kurang dari $1/hari.  

- Indonesia: Freeport-McMoRan menguasai tambang emas terbesar dunia di Papua, tetapi hanya 1% keuntungannya dinikmati oleh masyarakat adat Papua.  


3. Konflik Geopolitik yang Dimanfaatkan untuk Kepentingan Kapitalis

- Perang Timur Tengah: Sejak invasi AS ke Irak (2003), lebih dari 4,5 juta orang tewas (Watson Institute, 2021), dengan kerugian ekonomi mencapai $8 triliun, Perang ini didorong oleh kepentingan minyak dan senjata.  

- Krisis Suriah: 13,4 juta warga mengungsi (PBB, 2023), sementara perusahaan minyak AS seperti Chevron mengambil alih ladang minyak di wilayah Kurdi.  

- Palestina: Israel menguasai 85% sumber air di Tepi Barat, sementara 2,1 juta warga Gaza hidup di bawah blokade dengan pengangguran mencapai 50% (OCHA, 2023).  


4. Degradasi Moral dan Identitas Ummat  

- Westernisasi Budaya: 76% remaja Muslim di Asia Tenggara mengaku lebih terpengaruh budaya K-pop dan Hollywood daripada nilai-nilai Islam (Laporan Pew Research, 2022).  

- Islamofobia Sistematis:  

  - Di Eropa, 63% Muslim Prancis melaporkan diskriminasi di tempat kerja (ENAR, 2022).  

  - Di AS, kasus kekerasan anti-Muslim meningkat 45% sejak 2019 (CAIR, 2023).  

- Krisis Akidah: Survei di Turki (2023) menunjukkan hanya 34% pemuda yang percaya pada pentingnya syariat Islam, turun dari 65% pada 2000.  


5. Kerusakan Lingkungan Akibat Keserakahan Kapitalis

- Perubahan Iklim: Negara-negara Muslim seperti Bangladesh, Pakistan, dan Somalia termasuk yang paling rentan. Banjir Pakistan (2022) merugikan $30 miliar dan memengaruhi 33 juta orang.  

- Deforestasi: Indonesia kehilangan 4,4 juta hektar hutan (2015-2022) untuk perkebunan kelapa sawit korporasi, mengancam ekosistem dan masyarakat adat.  


Khilafah Islamiyah: Solusi Integral untuk Menyatukan dan Membebaskan Ummat


Data di atas membuktikan bahwa kapitalisme telah gagal menciptakan keadilan, kesejahteraan, dan persatuan. Sebaliknya, Khilafah Islamiyah menawarkan sistem yang terbukti historis mampu menyatukan umat dan mengatasi krisis:


1. Penyatuan Ummat Tanpa Sekat Nasionalisme


- Pada masa Khilafah Utsmani, lebih dari 30 negara modern saat ini bersatu dalam satu entitas politik, dari Balkan hingga Afrika Utara, dengan populasi Muslim dan non-Muslim yang hidup harmonis.  

- Sistem ini menghapus konflik perbatasan seperti perseteruan Arab vs Persia atau Sunni vs Syiah, karena semua tunduk pada hukum Allah, bukan kepentingan nasionalisme sempit.  


2. Ekonomi Berbasis Syariat

- Zakat dan Baitul Mal: Pada era Umar bin Abdul Aziz (Khilafah Umayyah), zakat berhasil menghapus kemiskinan hingga tidak ada lagi yang berhak menerimanya.  

- Larangan Riba: Krisis utang tidak akan terjadi karena riba dilarang. Ekonomi Khilafah berbasis mata uang emas/perak (dinar & dirham) yang stabil, berbeda dengan dolar yang rentan inflasi.  


3. Perlindungan Sumber Daya Alam untuk Ummat

- Syariat Islam melarang privatisasi sumber daya alam strategis (minyak, air, hutan). Khalifah bertanggung jawab mengelola dan mendistribusikan keuntungannya untuk kesejahteraan rakyat.  


4. Ketahanan Budaya dan Akidah

- Pendidikan Islam terintegrasi dalam kurikulum negara, memastikan generasi muda tidak kehilangan identitas.  

- Khilafah melarang propaganda budaya asing yang merusak moral, seperti pornografi dan LGBT, yang kini dipromosikan oleh rezim kapitalis.  


5. Solidaritas Global Melawan Penindasan

- Khilafah wajib membela Muslim yang tertindas, seperti Palestina atau Uighur. Pada 2023, 57 negara OKI hanya mampu mengeluarkan **12 resolusi tanpa tindakan nyata**, sementara Khilafah memiliki otoritas untuk intervensi militer dan diplomatik.  


Saatnya Ummat Bangkit dari Kegelapan Kapitalisme


Allah SWT berfirman:  


‎*"وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ"*  


*“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”* (QS. Ali Imran: 139).  


Krisis kapitalisme adalah bukti nyata bahwa sistem buatan manusia tidak akan pernah sanggup menciptakan keadilan sejati. Umat Islam harus menyadari bahwa persatuan di bawah Khilafah bukan hanya solusi politis, melainkan **kewajiban agama** yang dijanjikan Allah sebagai jalan kebangkitan. Dengan kembali kepada syariat, umat Islam akan menjadi pelopor peradaban manusia yang adil, makmur, dan bermartabat—sebagaimana mereka pernah memimpin dunia selama 13 abad.  


Wallahu a’lam bish-shawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم