Ramadhan Usai, Palestina Butuh Islam Sebagai Perisai

 


Oleh: Ledy Ummu Zaid


Tak terasa Ramadan akan usai. Kaum muslimin seluruh dunia bersuka cita menyambut hari raya Idul Fitri. Sayangnya, pemandangan tersebut tidak akan kita temui di Palestina. Seperti yang kita ketahui, muslim Palestina belum terbebas dari penjajah Zionis Yahudi Israel. Ketika seluruh kaum muslimin melaksanakan perintah Allah subhanahu wa ta’ala untuk beribadah puasa di bulan Ramadan, penjajah Zionis tak segan mengirimkan bom-bom mereka kepada muslim Palestina.


Palestina Kembali Diserang Saat Gencatan Senjata


Dilansir dari laman beritasatu.com (20/3/2025), pada Senin hingga Selasa (18/3/2025), Israel kembali menyerang Gaza dari udara dengan skala besar. Alih-alih, menyasar targetnya, yakni Hamas, ratusan warga sipil yang akhirnya menjadi korbannya hanya dalam kurun waktu 24 jam. Tak hanya itu, Israel kembali menyerang Gaza dari darat pada Rabu (19/3/2025), setelah mengeluarkan ancaman kepada penduduk di wilayah tersebut.


Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan pemerintah Israel akan segera mengeluarkan perintah evakuasi di zona konflik. Gallant juga menegaskan bahwa serangan udara tersebut merupakan langkah awal setelah perjanjian gencatan senjata disepakati. Kini Israel akan masif menyerang Gaza dari darat.


Gallant sendiri berani mengungkapkan hal tersebut dikarenakan Presiden AS Donald Trump awal bulan ini sesumbar mengatakan bahwa masa depan cerah menanti warga Gaza jika Hamas memulangkan para sandera. Adapun Trump mendesak agar Hamas segera membuat keputusan yang bijak, yaitu membebaskan para sandera sekarang, atau hadapi neraka.


Seperti yang kita ketahui, konflik di Gaza sempat mereda sejak 19 Januari 2025. Ini merupakan tahap pertama sejak gencatan senjata diberlakukan. Hamas mengeklaim telah mematuhi ketentuan perjanjian tersebut. Kemudian, akan ada tahap kedua gencatan senjata yang akan dimulai pada Maret 2025. Namun, Israel mengkhianati perjanjian gencatan senjata tersebut. Serangan yang terjadi di hari-hari terakhir Ramadhan ini nyatanya telah menewaskan hampir 1.000 orang. Sebaliknya, Israel menuding Hamas berulang kali menolak untuk membebaskan sandera.


Di tempat yang berbeda, ketegangan di Yerusalem semakin meningkat selama bulan Ramadan. Seperti yang dilansir dari laman aceh.tribunnews.com (13/03/2025), pasukan Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada akhir pekan lalu. Dalam penyerbuan tersebut, dua toa atau pengeras suara masjid di ruang Salat Qibli dicopot oleh pasukan Angkatan Bersenjata Israel (IDF). Padahal toa tersebut digunakan untuk mengumandangkan azan selama bulan Ramadan.


Pasukan Israel akhirnya melarikan diri dari area tersebut, setelah merampas toa. Usut punya usut, pasukan Israel tidak hanya mencopot toa Masjid Al-Aqsa, tetapi mereka juga memperketat pembatasan bagi warga Palestina yang ingin beribadah di masjid tersebut.


Adapun warga Palestina dari Tepi Barat yang ingin beribadah di Masjid Al-Aqsa dilarang memasuki Yerusalem. Hanya perempuan Palestina yang berusia di atas 40 tahun dengan kartu identitas Palestina yang diizinkan untuk mengunjungi dan beribadah di masjid Al-Aqsa. 


Tak pelak, tindakan tersebut semakin menambah ketegangan yang sudah ada. Kaum muslimin tampak sangat tertindas di lingkungan peribadatan mereka sendiri. Padahal Masjid Al-Aqsa merupakan masjid suci ketiga dalam Islam. Sayangnya, masjid Al-Aqsa sedang menghadapi ancaman serius akibat kebijakan penggalian yang terus dilakukan oleh Israel. Tak hanya itu, ini juga menjadi titik percepatan proyek Yudaisasi.


Sistem Kapitalisme Berpihak pada Penjajah  


Marah rasanya menyaksikan saudara-saudara muslim kita di Palestina kembali menjadi korban atas serangan brutal yang terus menerus dilakukan penjajah Zionis Yahudi laknatullah Israel. Agresi militer besar-besaran yang terjadi sejak 7 Oktober 2022 ini seolah tiada akhirnya. Faktanya, meski tengah gencatan senjata, Israel mengkhianati perjanjian tersebut, dan terus melancarkan aksi terornya. 


Lantas, bagaimana perhatian dunia, khususnya kaum muslimin sendiri? Seperti yang kita ketahui, Ramadan akan berakhir, maka tak heran kebanyakan muslim hari ini lebih memperhatikan urusan domestiknya menyambut hari raya Idul Fitri. Apalagi ditambah dengan persoalan-persoalan dalam negeri yang kian ruwet hingga membuat masyarakat acuh terhadap persoalan Palestina.


Inilah ciri khas masyarakat di sistem kapitalisme. Masyarakat dibentuk menjadi pribadi yang suka mengejar materi sesaat. Dengan asas sekulernya yang memisahkan aturan agama dari kehidupan, semakin membuat kaum muslimin melupakan saudara seimannya. Tak sedikit yang sibuk berburu diskon lebaran daripada sibuk beribadah mengejar malam Lailatul qadar, apalagi memikirkan nasib saudara-saudara muslim di Palestina.


Palestina Butuh Islam sebagai Perisai

   

Oleh karena itu, harus ada upaya untuk terus membangun kepedulian umat terhadap genosida di Palestina. Umat harus harus sadar bahwa persoalan Palestina membutuhkan solusi hakiki. Adapun tegaknya kepemimpinan Islam dalam Khilafah untuk mengatur kehidupan kaum muslimin seluruh dunia dapat menjadi solusi tuntas. 


Bagi Palestina, kepemimpinan Islam akan membebaskannya dari penjajahan, serta menjadi perisai atas kezaliman musuh-musuh Islam. Seorang khalifah (pemimpin) tentu akan mengirimkan pasukannya untuk berjihad melawan musuh Islam, seperti Zionis Yahudi laknatullah Israel ini.


Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai yang (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh).


Di sisi lain, bagi kaum muslimin di negeri-negeri lain, tegaknya Khilafah akan menjadikan semua manusia diurus dengan syariat Islam. Karena ini merupakan aturan terbaik dari Sang Pencipta, Allah subhanahu wa ta’ala, maka akan terwujud kesejahteraan dan keberkahan bagi seluruh alam.


Dengan demikian, tegaknya kepemimpinan Islam ini adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Adapun dalil-dalil syariat jelas menunjukkan adanya kewajiban tersebut. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang  mati sedangkan di lehernya tidak terdapat baiat (kepada Khalifah) maka matinya adalah mati Jahiliyyah.” (HR Muslim). 


Sejalan dengan itu, umat harus berjuang untuk mewujudkan mahkota kewajiban ini yang mana dengannya kewajiban lainnya dapat terlaksana. Dalam hal ini, dibutuhkan adanya jamaah dakwah Islam ideologis yang akan mengarahkan umat kepada pelaksanaan syariat Islam secara kafah (menyeluruh). Kemudian, umat bersama-sama berjuang meneladani jalan kehidupan yang dicontohkan oleh Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam dalam khilafah islamiyyah ala minhajin nubbuwah.


Khatimah


Tak dapat dipungkiri, kerusakan yang terjadi di muka bumi hari ini disebabkan ulah tangan manusia sendiri. Kita telah mengabaikan aturan Allah subhanahu wa ta’ala dalam mengatur kehidupan yang kompleks ini. Konflik genosida oleh penjajah Zionis Yahudi Israel telah menjadi bukti nyata bahwa umat Islam seluruhnya membutuhkan kekuatan dan perlindungan. Ramadan tahun ini akan usai, maka sudah saatnya Palestina membutuhkan Islam sebagai perisai. 


Wallahua’lam bishshowab. []


Referensi:

https://www.beritasatu.com/internasional/2878377/israel-serang-gaza-dari-darat-sambil-ancam-warga-palestina

https://aceh.tribunnews.com/2025/03/13/israel-rampas-toa-masjid-al-aqsa-ketegangan-meningkat-selama-ramadan

https://muslimahnews.net/2023/02/05/17366/

https://fissilmi-kaffah.com/frontend/artikel/detail_umum/52

https://www.youtube.com/watch?v=PMxv3sRhWco

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم