Dakwah Bukan Sekedar Wajib

 



Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice) 


Dakwah seringkali dipahami sebagai kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap Muslim. Namun, apakah dakwah hanya sekedar wajib? Atau ada lebih dari itu?


Dalam tulisan ini, kita akan membahas tentang paradigma dakwah yang perlu diubah. Dakwah bukan sekedar wajib, tetapi juga merupakan panggilan jiwa, kebutuhan umat, dan investasi akhirat.


Dakwah sebagai Panggilan Jiwa


Dakwah bukan hanya sekedar kewajiban yang harus dilakukan, tetapi juga merupakan panggilan jiwa. Setiap Muslim memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan ajaran Islam dan mengajak orang lain untuk mengenal Allah. Tidak dibedakan apakah laki-laki atau perempuan, semua memiliki kewajiban yang sama.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقُوْلُوْا رَا عِنَا وَ قُوْلُوا انْظُرْنَا وَا سْمَعُوْا ۗ وَلِلْكٰفِرِيْنَ عَذَا بٌ اَلِيْمٌ


"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu katakan Ra'ina, tetapi katakanlah, "Unzurna," dan dengarkanlah. Dan orang-orang kafir akan mendapat azab yang pedih."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 104)


Dakwah sebagai Kebutuhan Masyarakat


Dakwah juga merupakan kebutuhan masyarakat. Di tengah-tengah masyarakat yang semakin jauh dari nilai-nilai agama, dakwah menjadi sangat penting. Dakwah dapat membantu masyarakat untuk mengenal Allah, memahami ajaran Islam, dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan dakwah, Islam yang lama ditinggalkan akan bisa bangkit kembali. Islam akan menjadi penyelesai dari setiap permasalahan umat.


Apalagi saat ini, benturan dengan ideologi sekuler kapitalis sangat keras sekali. Jika dakwah tidak dilakukan sekarang, maka kita akan kehilangan kesempatan dan harus mengulang lagi dari titik nol. 


Dakwah sebagai Investasi Akhirat


Dakwah juga merupakan investasi akhirat. Setiap Muslim yang melakukan dakwah dengan ikhlas dan tulus, maka Allah akan memberikan balasan yang setimpal. Dakwah dapat menjadi sarana untuk meningkatkan pahala dan mendapatkan ridha Allah.


Apalagi dakwah untuk menegakkan syariat Islam dalam bingkai Khilafah, maka dakwah ini dikatakan sebagai mahkota kewajiban. Kenapa? 


Dalam kitab Al Imamah al Udzma ‘inda Ahli as-Sunnah wa al-Jamaah karya ulama besar Makkah Prof. Dr. Abdullah bin Umar Dumaiji dijelaskan tentang konsep kepemimpinan dalam Islam, ,bahkan secara gamblang membahas Khilafah sebagai sistem pemerintahan yang Allah fardukan atas kaum muslim. 


Imam Al-Qurthubi menyebutnya sebagai ‘a’dzamul waajibat, yaitu kewajiban paling agung. #SyeikhTaqiyuddinAnNabhani menjulukinya sebagai taajul furuudh ‘mahkota kewajiban’. Pendapat yang sama dinyatakan oleh Imam Al-Ghazali bahwa Khilafah adalah mahkota kewajiban.


Mengubah Paradigma Dakwah


Untuk mengubah paradigma dakwah, kita perlu melakukan beberapa hal:


1. _Mengubah motivasi_: Dakwah bukan hanya sekedar wajib, tetapi juga merupakan panggilan jiwa dan kebutuhan masyarakat.

2. _Meningkatkan tsaqofah/pemahaman Islam: Kita perlu meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam dan dakwah untuk dapat melakukan dakwah dengan efektif.

3. _Mengembangkan inovasi dakwah_: Kita perlu mengembangkan metode dakwah yang efektif, kreatif, dan inovatif, tetapi tetap pada rel fikrah dan thariqah dakwah yang dicontohkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Sehingga bukan dakwah yang asal bisa bikin umat senang saja. 

4. _Komitmen_: Kita perlu me-rekomitmen dalam dakwah, perbaiki niat hanya untuk Allah, luruskan tujuan. Kalau kita sudah komitmen dan menjadikan dakwah sebagai poros, maka jika ada masalah apapun, dakwah tetap on going. 


Bagaimana? 


#DakwahIslamKaffah

#SavePalestine

#SyeikhTaqiyuddinAnNabhani

#AynalMuslimun

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم