Dian Safitri (Aktivis Dakwah)
Berbagai masalah dan kesenjangan terus terjadi di negeri ini. Kemiskinan karena kurangnya lapangan pekerjaan kurang menjadi perhatian pemerintah. Masyarakat sangat muak dengan keadaan yang menyulitkan mereka. Tagar "KaburAjaDulu" menjadi topik trending dan viral di media sosial X (Twitter). Unggahan itu sebagai perasaan kecewa mereka yang ingin pindah ke negara lain. (cnnindonesia.com, 07/02/2025).
Negara yang kaya akan sumber daya alam ini tengah diuji dengan berbagai kesulitan hidup yang dialami rakyatnya. Sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan menjadi salah satunya penyebabnya.
Pertanyaannya, kenapa bisa? Jika kekayaan melimpah, maka sudah pasti rakyatnya sejahtera dan hidup makmur. Tetapi fakta menunjukkan berbeda, bahkan diantara mereka ingin pindah ke negara lain untuk mencari pekerjaan, mencari beasiswa dan lainnya.
Permasalahan di atas sejatinya menggambarkan kegagalan kebijakan politik ekonomi dalam negeri dan kegagalan menjamin sejahtera hidup masyarakat. Kegagalan tersebut tidak lepas dari sistem yang digunakan penguasa untuk mengatur negara. Kepemimpinan penguasa saat ini yang layaknya pedagang kepada rakyat. Mereka membuat dan melegalkan banyak kebijakan yang pro terhadap para kapitalis. Misalnya dalam sistem kapitalisme, pendidikan menjadi sektor yang legal untuk diliberalisasi, akhirnya pendidikan menjadi barang yang sah dikomersilkan oleh swasta dan yang bisa mengaksesnya hanya orang-orang kaya saja.
Masalah urgen lain yang dialami masyarakat adalah lapangan pekerjaan. Dalam sistem bathil kapitalisme, perusahaan atau industri menjadi pihak yang menyediakan lapangan pekerjaan. Pemilik modal ini tentu saja menggunakan prinsip untung rugi. Karena itu para pekerja dipandang sebagai faktor produksi yang sewaktu-waktu bisa terkena efisiensi.
Akhirnya para pekerja tidak mendapatkan jaminan gaji yang layak dan pekerjaan yang tetap. Para pekerja dihantui PHK massal, gaji rendah dan masalah yang lainnya. Alhasil kesenjangan ekonomi tidak saja terjadi di dalam negeri namun juga di tingkat dunia, antara negara berkembang dan negara maju, tidak bisa dielakkan.
Berbeda dengan Islam. Islam adalah agama yang memiliki solusi tuntas terhadap segala macam persoalan. Islam memiliki syariat yang mewajibkan negara menjamin kesejahteraan rakyat dan memenuhi kebutuhan asasi setiap warga negara, individu per individu.
Kewajiban ini adalah tuntutan. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya:
" Iman atau khalifah adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya."
(HR. al-Bukhari).
Makna raa'in dalam hadits di atas adalah pemelihara yang dapat dipercaya atas apa yang ada pada dirinya. Ar-ri'ayah adalah memelihara sesuatu, diantara bentuknya adalah pemeliharaan atas urusan-urusan rakyat dan perlindungan atas mereka. Karena itu daulah khilafah menjadi pihak yang bertanggung jawab menyediakan lapangan pekerjaan.
Syariat mengatur laki-laki baligh wajib mencari nafkah dan kewajiban itu perlu dukungan dari negara dalam bentuk lapangan pekerjaan sehingga mereka bisa menafkahi keluarga yang menjadi tanggungannya.
Adapun kesempatan bekerja dalam daulah khilafah sangat luas. Semisal dari sektor ekonomi riil, ada bidang pertanian, perdagangan, industri dan jasa. Belum lagi pengelolaan SDA secara syar'i oleh Daulah yang membutuhkan tenaga ahli dan terampil dalam jumlah yang banyak.
Daulah khilafah bisa menerapkan syariat tanah iqhta, ihyaul mawat, dan sejenisnya. Adanya jaminan lapangan pekerjaan bagi warga negara dalam khilafah membuat mereka tidak harus kabur ke negara lain hanya untuk mendapatkan kesempatan bekerja lebih baik daripada di negaranya.
Selain itu strategi pendidikan Daulah Khilafah menjamin warga negara mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas karena pendidikan dalam Islam dipandang sebagai kebutuhan dasar publik yang wajib diberikan oleh negara secara mutlak.
Pendidikan harus diberikan secara gratis tanpa mengurangi kualitasnya. Ini selaras dengan tujuan pendidikan Islam yaitu mencetak generasi yang memiliki kepribadian Islam, dimana pola fikir (aqliyah) dan pola sikap (nafsiyyah) berdasarkan Islam. Mereka juga dicetak menjadi orang-orang yang berilmu yang memiliki kepekaan terhadap problematika umat sehingga orang pintar dan berbakat menjadi garda terdepan yang siap membangun negara dan negara juga peduli dan menjamin kehidupan mereka sebagai warga negara.
Demikian solusi syariat atas fenomena "KaburAjaDulu". Tegaknya Khilafah hilafah akan menjadi rahmat bagi seluruh alam dan mewujudkan dunia yang adil dan sejahtera. Sudah saatnya umat berjuang bersama partai politik yang memperjuangkan tegaknya institusi tersebut.
Wallahu'alam bhisshawab.[]