Hari Guru Dunia Pentingkah Revitalisasi Guru?



Oleh: Ernita S (Pendidik)

Hari Guru Sedunia atauWorld Teacher’s Day diselenggarakan setiap pada tanggal 5 Oktober yang dirayakan secara gobal. Peringatan ini menjadi momen yang sangat penting untuk mengapresiasi dan memberikan dukungan kepada guru. Hari guru yang diakui secara internasional telah dilaksanakan sekitar selama 30 tahun.

Peringatan Hari Guru Sedunia sudah dilakukan sejak 1994 dalam rangka memperingati penandatanganan Rekomendasi UNESCO/ILO 1966 tentang Status Guru. Rekomendasi tersebut menetapkan hak serta tanggung jawab guru dan standar internasional untuk persiapan awal dan pendidikan lanjutan mereka sebagai pengajar. Tanggal konferensi itu kemudian ditetapkan sebagai Hari Guru Sedunia oleh UNESCO. (Kompas.com, 9/10/2024)

Peringatan tahun ini mengangkat tema 'Valuing teacher voices: towards a new social contract for education (menghargai suara guru: menuju kontrak sosial baru untuk pendidikan)'. Adapun tema ini diusung bertujuan untuk menyoroti pentingnya 'suara' seorang guru. Pasalnya, suara para guru sangat diperlukan agar mereka dapat memberikan pembinaan dan memanfaatkan potensi terbaik dari setiap anak didiknya. 

Seperti Iman sebagai guru menyebut bahwa guru harus menjadi sentral moral dan etika bagi siswa. Maka saat muncul sejumlah kasus kekerasan yang diduga melibatkan guru di sekolah belakangan ini, Iman merasa miris. Pada Kamis (26/9/2024), seorang siswa SMP Negeri 1 STM Hilir berinisial RSS dikabarkan wafat setelah menjalani hukuman dari guru agamanya sebab tidak hafal ayat di kitab suci. Karenanya, RSS dihukum seorang guru honorer di sekolah itu untuk melakukan squat jump sebanyak 100 kali. (Tirto.id, 9/10/2024)

Mengenai pendapat bahwa guru merupakan seseorang yang harus digugu dan ditiru semua orang pastinya sepakat. Namun, menjadi guru bukanlah tugas yang mudah karena masa depan anak-anak berada dipundaknya. Seberat beban amanah yang ada tidak bisa untuk ditolak meskipun banyak dijumpai kesalahannya.
Guru mempunyai tugas yang utama dalam mendidik, mengajar membimbing, dan melatih  siswa. Selain itu, guru juga berperan untuk membentuk karakter yang tidak hanya memberikan pengetahuan saja tetapi nilai moral dan keterampilan sosial. Sehingga selayaknya seorang guru diposisikan mulia dengan diperhatikan kesejahteraannya. Dari sinilah guru bisa tetap fokus untuk mencetak generasi berkarakter, cerdas dan bisa menghadapi zaman.

Sedemikian penting peran guru, namun fakta di Indonesia justru menunjukkan hal sebaliknya. Dimana guru di  negeri ini dihadapkan pada berbagai persoalan, baik gaji yang minim dan kerap ditunggak, tekanan hidup yang tinggi dan menjauhkan anak dari perilaku utama. Selain itu,  fakta di dunia pendidikan adalah kurikulum yang membingungkan dan beban kerja yang menumpuk. 

Disisi lain, peran guru juga tidak dihargai sepatutnya, mereka hanya dianggap sebagai faktor produksi pendidik siswa. Adanya tata kehidupan sekulerisme juga mempengaruhi jati diri guru sehingga tega melakukan tindakan buruk pada siswa. Seperti terjadinya peristiwa kekerasan  fisik maupun seksual, bahkan mengakibatkan siswa meregang nyawa.

Berbagai akar permasalahan didunia pendidikan di negeri ini tidak lain dengan diterapkannya sistem kapitalisme sekulerisme. Konsep yang menganggap tidak adanya campur tangan Sang Pencipta didalam kehidupan termasuk bernegara. Sehingga manusia yang merasa pandai dengan akalnya melahirkan kurikulum yang jauh dari aturan-Nya. Seperti saat inilah keadaan kepemimpinan yang dikuasai oleh orang-orang yang menjadikan kepitalisme sebagai ideologi.

Sesering apapun negara mengganti kurikulum kalau masih menerapkan kapitalisme dan sekulerisme sebagai landasan permasalahan ini akan sulit dibenahi. Padahal generasi yang akan datang nasibya akan ditentukan oleh peran guru dalam mendidik siswa. Seharusnya pendidikan menjadi prioritas utama karena investasi masa depan.

Berbeda dengan sistem Islam yang memiliki pandangan bahwa guru dan generasi sebagai asset besar besar bagi bangsa. Oleh karena itu negara berkewajiban untuk mengatur seluruh aspek yang berbuhungan dengan pendidikan. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan kurikulum, metode mengajar maupun akreditasi sekolah melainkan upaya agar pendidkan mudah diperoleh untuk semua masyarakat.

Di dalam Islam memiliki sistem pendidikan yang mampu menghasilkan guru yang berkualitas dengan mendidik siswanya dengan baik, berkepribadian Islamiyah, dan memiliki kemampuan terbaik. Dimana Islam mengharuskan calon guru berkriteria tinggi karena tugasnya beratyaitu menjadi pembentuk syaksiyah Islamiyah pada diri siswa. Sehingga guru akan berupaya sebaik mungkin untuk menjalankan tugas dan amanahnya.

Islam sangat menghormati dan memuliakan guru diantaranya dengan memberikan gaji yang besar. Selain itu, guru juga memperoleh kemudahan untuk mengases sarana prasana untuk meningkatkan kualiatas mengajarnya. Dengan demikian guru tetap fokus sebagai pendidik yang mencetak siswa bersumber daya berkualitas.

Negara dengan bersistem Islam akan mewujudkan pendidikan yang terbaik bagi semua yang terlibat didalamnya baik untuk guru maupun siswa. Dimana generasi akan terjaga dari berbagai kerusakan dan tidak menjadikan materi sebagai tujuan utama pendidikan. Oleh karena itu,  sistem pendidikan Islam bagian dari satu kesatuan sistem Islam yang harus diterapkan agar dapat mencetak generasi yang gemilang.

Wallahualam bissawab

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم