Susu Ikan & Makan Bergizi Gratis, antara Harapan dan Realita

 



Etik Pibriani


Salah satu program unggulan dari presiden terpilih Prabowo-Gibran adalah pemberian makan siang gratis atau disebut juga dengan program Makan Bergizi Gratis atau MBG. Program ini dicanangkan untuk mengatasi stunting di Indonesia dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta memperkuat ketahanan pangan di Indonesia. 


Namun program unggulan tersebut sampai hari ini masih menuai beberapa polemik diantaranya, berapakah anggaran yang harus dikeluarkan? Siapakah sasarannya? Bagaimana kejelasan eksekusi programnya? (¹)


Pada awal penyusunan program, direncanakan program ini memakan biaya sebanyak 450 triliun. Namun ternyata dana yang dianggarkan pada APBN 2025 hanya sebesar 71 triliun. Nilainya jauh lebih kecil dari nilai awal yang direncanakan yaitu sebesar 450 triliun. (¹)


Polemik juga terjadi pada pengalokasian per porsi makanan. Awalnya alokasi per porsi MBG sebesar Rp.15.000,. Namun alokasi dana tersebut menyusut menjadi Rp. 7500 per porsi. (²)

Dengan nilai yang menyusut tersebut, mungkinkah nutrisi dan gizi yang diharapkan akan terpenuhi? Mengingat tujuan utama dari program Makan Bergizi Gratis ini adalah untuk menghilangkan stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.


Untuk melaksanakan program ini, juga dibutuhkan ketersediaan stok susu sapi yang sangat banyak. Sebagai gambaran, untuk memenuhi kebutuhan susu dari 82,9 juta anak sekolah, dibutuhkan 4 juta kilo liter susu segar per hari.(²)

Bisa kita bayangkan bila program ini dilakukan tiga kali seminggu, berapa banyak kebutuhan susu yang harus disiapkan.


Menyikapi hal ini, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menggandeng 36 perusahaan, untuk melakukan investasi dalam mendatangkan sapi perah impor ke Indonesia. Pemerintah merencanakan akan mendatangkan 1,3 juta ekor sapi perah. Aroma bisnis semakin tercium dalam program ini. Pemerintah turut mengundang swasta untuk berinvestasi besar-besaran dalam sektor pangan. Kedutaan besar Australia dan Jepang sangat bersemangat untuk berpartisipasi dalam program ini. (¹)


Selain itu ada juga wacana mengganti salah satu menu dalam program makan bergizi gratis ini. Yaitu mengganti susu sapi dengan susu ikan. Padahal sejatinya susu ikan haruslah susu yang berasal dari ikan mamalia. Tetapi susu ikan yang dimaksudkan di sini adalah susu analog hasil dari Hidrolisat Protein Ikan (HPI) yang diolah dan disajikan menyerupai susu. Di sisi lain proses hidrolisa protein ikan bukanlah proses yang mudah. Itu membutuhkan biaya mahal, proses yang panjang, dan pemanasan bersuhu tinggi untuk menghasilkan bubuk HPI. (²)


Sebuah surat kabar di luar negeri _The Sydney Morning Herald_ menyoroti dan mempertanyakan dampak kesehatan dari susu ikan ini, dan apakah tetap bisa mempertahankan nilai gizi dan nutrisinya setelah melalui proses pengolahan yang panjang. Media ini juga menyoroti besarnya anggaran yang harus dikeluarkan untuk membiayai program ini. (³)


Susu ikan dikategorikan sebagai makanan ultra proses food. Proses ini berpotensi mengurangi kandungan vitamin dan nutrisi pada ikan. Sehingga lebih baik mengkonsumsi ikan utuh atau ikan segar. Disamping gizi dan nutrisinya masih terjaga, harganya pun juga terjangkau, sehingga tidak membebani APBN. 


Sejumlah besar bukti penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan ultra-proses dikaitkan dengan dampak buruk bagi kesehatan manusia. Termasuk diantaranya meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Serta pencemaran lingkungan, polusi plastik, penggunaan energi dan lahan yang berlebihan, serta hilangnya keanekaragaman hayati.(⁴)


Ketahanan pangan juga sulit diwujudkan melalui program makan bergizi gratis ini. Aroma kapitalisasi malah lebih menguat dalam praktek pelaksanaannya. Alih-alih memperkuat industrialisasi di dalam negeri melalui BUMN, pemerintah malah memberikan kesempatan kepada korporasi untuk meraup keuntungan dengan berpartisipasi melaksanakan program ini.


Jika kita mau lebih teliti dan jujur, akan kita dapati bahwa problem mendasar di negeri ini yang mengakibatkan tingginya angka stunting, menurunnya kualitas sumber daya manusia, dan rapuhnya ketahanan pangan, adalah akibat penerapan sistem kapitalisme demokrasi. Sistem ini yang menjadikan negara lalai dalam mengatur dan mengurusi urusan umat. Kapitalisme menyebabkan kemiskinan akut, sehingga rakyat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan, sulit mengakses pendidikan karena berbiaya mahal, dan lemahnya sektor produksi pangan yang disebabkan kurangnya sarana dan prasarana pendukung.


Islam dan Jaminan Kebutuhan Dasar Bagi Rakyat.


Islam memiliki konsep yang menyeluruh dalam menyelesaikan permasalah manusia. Termasuk didalamnya tentang bagaimana memenuhi kebutuhan dasar bagi seluruh rakyat. Kebutuhan dasar yang dijamin pemenuhannya oleh negara Islam -dalam hal ini Daulah Khilafah- meliputi; sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan(³). Negara Islam akan bersungguh-sungguh dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut, individu per individu.


Negara tidak berlepas tangan dan tidak akan menyerahkan tanggung jawabnya kepada swasta atau korporasi untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat ini.

Struktur negara, mulai dari tingkat pusat hingga unit-unit teknis, termasuk BUMN, wajib hadir sebagai penanggung jawab dalam penyediaan pangan. Semua fungsi yang dijalankan terbebas dari unsur bisnis. Islam juga melarang terjadinya penguasaan oleh korporasi swasta yang bisa mengendalikan pengaturan pangan. Apabila terjadi, hal itu termasuk pelanggaran syariat. (⁵)


Negara Islam akan memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya dengan baik, berkualitas, dan diberikan secara gratis. Baik itu kepada muslim ataupun non muslim yang menjadi warga negaranya. Hal itu berbeda dengan sistem kapitalisme demokrasi yang diterapkan saat ini. Demokrasi transaksional menjadikan pelayanan negara layaknya barang dagangan yang diperjualbelikan kepada rakyat. Peran negara yang seharusnya menjadi pelindung dan pelayan umat, menjadi termarginalkan dan dikomersialisasikan.


Dikarenakan masalah utamanya adalah karena diterapkannya kapitalisme demokrasi, seharusnya solusi yang diambil adalah meninggalkan sistem kapitalisme demokrasi. Bukan hanya sekedar memberi makan bergizi gratis. Ini bukan solusi fundamental, ini hanya solusi tambal sulam. Kapitalisme terbukti mempersulit dan menyengsarakan rakyat. 


Sebaliknya sistem Islam terbukti membawa masyarakat dalam kesejahteraan pada level yang sangat tinggi. Pada masa Kekhalifahan Utsmaniyah dibangun banyak dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi muslim maupun non muslim, para musafir, para pekerja, orang-orang miskin atau yang berkekurangan. Daulah juga mempersiapkan dana yang sangat besar dari Baitul Mall, untuk memastikan ketahanan pangan terpenuhi dan tercukupi bagi rakyat. Daulah tidak akan bingung dalam merencanakan program dan memenuhi kebutuhan anggarannya (²).


Negara juga akan memastikan semua lahan pertanian atau sawah benar-benar tergarap maksimal. Untuk itu, negara akan menerapkan tiga mekanisme pengaturan tanah, yaitu menghidupkan tanah mati, kewajiban mengelola tanah oleh pemiliknya, serta larangan untuk menyewakan lahan pertanian (⁵). Hal ini akan mendorong produksi pangan yang stabil dan cukup untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya.


Demikianlah perbedaan antara sistem kapitalisme demokrasi yang transaksional dengan sistem Islam dalam memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Islam memposisikan penguasa sebagai pelindung dan pelayan rakyat. Ibarat penggembala, negara Islam akan senang dan bahagia ketika kebutuhan pangan rakyatnya terpenuhi dengan baik, sampai kenyang, dan sehat. 


Jadi sudah saatnya kita mengambil kembali sistem Islam untuk mengatur terpenuhinya kebutuhan pangan, gizi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 

Wallahu'alam bishshawab.[]



Catatan kaki :

(¹) Program Makan Bergizi Gratis : Benarkah Untuk Kepentingan Generasi?. Muslimah on Room. Eps 18. Muslimah Media Hub (Live), 2024.


(²) Program Makan Bergizi Gratis Demi Peningkatan Kualitas Generasi?. Muslimah News Daily, 2024.


(³) Susu Ikan Untuk Program Makan Siang Gratis, Siapa Diuntungkan. The Topic.  Muslimah Media Hub, 2024.


(⁴) 8 Makanan Ini Ternyata Makanan Ultra Proses! Begini Cara Mengetahuinya. The Conversation. Juni, 2023.


(⁵) Irawati, Yuni. Pertanian Dan Ketahanan Pangan Dalam Perspektif Islam. Koran Sinar Pagi, 2023.

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم