Oleh Ai Hamzah
"Nikmati aja ges... Hidup ini hanya sekali".
"Puas puasin aja mumpung masih hidup, kan hidup cuma sekali".
"Coba aja bro, cari-cari tiket promo, kalo ada waktu sama duit kenapa engga YOLO, manfaatin aja bro".
“Kesempatan sekali seumur hidup nih, belum tentu dapet lagi. YOLO, dah lah ayok aja jangan sampe nyesel.”
Begitulah sering terdengar celotehan itu dari generasi. Bahasa gaul itu sering kali mereka gunakan. Bak jamur yang merekah bahasa gaul ini pun menjadi bahasa yang terus menyebar di kalangan generasi. Dianggap kurang gaul atau kudet (kurang update) ketika generasi tidak menggunakan bahasa gaul ini. Bahkan menjadi cemoohan rekan rekan nya.
Sebenarnya bahasa ini mengandung arti yang mendalam. Bukan hanya sekedar celotehan dan seru seruan saja. Tetapi lebih dari itu, bahkan sedikit demi sedikit akan menggerus aqidah generasi. Disadari atau tidak pemahaman itu telah merasuk kedalam pikiran generasi saat ini.
Pemahaman itu bagaikan angin yang menghembus dan melenakan, sehingga merekapun melakukan sesuatu hanya karena hawa nafsu. Merekapun akan berbuat sesuka hatinya. Tak mengindahkan aturan aturan agama. Aturan agama dianggap sebagai penghambat menikmati kehidupan. Kehidupan bebas menjadi anutan bagi meraka. Hawa nafsu menjadi penting yang harus diperjuangkan. Karena kehidupan dunia bagi mereka semestinya dinikmati sepuas puas nya, sesuai dengan yang mereka anut "You Only Live Once" (YOLO).
"YOLO" merupakan singkatan dari "kamu hanya hidup sekali". Ini menjadi istilah gaul internet yang populer pada tahun 2012. Ini mengungkapkan pandangan bahwa seseorang harus memanfaatkan momen saat ini sebaik-baiknya dan tidak terlalu khawatir tentang segala konsekuensi yang mungkin terjadi. Wikipedia (Inggris)
Tidak begitu dengan Islam, Islam mengajarkan bahwa dunia bukanlah satu-satunya tempat hidup. Kehidupan dunia adalah kehidupan yang fana. Justru yang kekal adalah kehidupan diakhirat kelak.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Hadid ayat 20;
اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ -
Artinya: "Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS Al Hadid: 20)
Rasullullah Saw bersabda;
عن أنس بن مالك -رضي الله عنه- أن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: «اللَّهُمَّ لاَ عَيْشَ إلا عَيْشَ الآخِرة-متفق علي
Artinya: “Dari Anas Bin Malik RA bahwa Nabi SAW bersabda: ‘Ya Allah! Tidak ada kehidupan selain kehidupan akhirat." (HR Muttafaqun 'alaih)
Dunia bukanlah tempat satu satunya kehidupan. Namun ada kehidupan yang kekal yaitu kelak diakhirat. Karenanya kehidupan bukanlah hanya sekali di dunia saja. Namun ada kehidupan lagi setelah kehidupan sebelumnya. Maka jadikanlah kehidupan yang sementara ini menjadi bekal untuk kehidupan setelahnya.
Selalu koneksi dengan Allah dalam setiap perbuatan akan menjadikan kehidupan dunia senantiasa terkontrol dalam koridor perintah Nya. Menuntut ilmu pun menjadi hal penting agar tidak terbawa arus pemahaman asing sehingga kehidupan pun hanya untuk mengumpulkan bekal kehidupan selanjutnya yaitu akhirat. Berkumpul dengan komunitas yang senantiasa mengajak kepada kebaikan akan menguatkan pemahaman Islam, dengan amar makruf nahi mungkar.
Wallahu'alam.[]