Merindukan Pendidikan Islam

 



By Ruby Alamanda


Bulan mei dianggap sebagai bulannya pendidikan nasional. Berbagai acara pun digelar untuk memperingatinya. Tahun ini tema dan logo yang diusung pada Hardiknas 2024 adalah "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar". (https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7309583/pedoman-upacara-hari-pendidikan-nasional-2-mei-simak-infonya-di-sini.)


Bagus sekali tema Hardiknas setiap tahunnya, termasuk kali ini. Namun kenyataan di lapangan jauh berbeda. Bagi penulis saat ini merasa agak berat dalam menghadapi siswa. Mereka ini cenderung malas jika diajak berpikir terasa berat, pusing, diajak menulis ogah-ogahan, maunya jika diajak belajar menggunakan Handphone, akan tetapi jika guru tidak jeli maka mereka malah memiringkan Handphone nya (artinya mereka main game). Memang fasilitas sekolah belumlah ideal sesuai harapan. Maka terkadang perlu menggunakan metode ceramab, akan tetapi itu juga kendala tersendiri ya, yakni siswa malah ramai sendiri, membuat gaduh, jadi tidak imbang antara yang benar-benar niat belajar dan yang ramai saja. 


Mereka cenderung suka jika diajak tidak belajar, maksudnya jika jam kosong suka, diajak KTS (Kegiatan Tengah Semester) suka sekali. 


Untuk kehadiran mereka, hampir setiap hari pada setiap kelas ada saja yang tidak masuk.


Alhamdulillah pada Penilaian Akhir Tahun dan Penilaian Tengah Semester ini hampir seratus persen masuk. Mungkin mereka berpikir malas atau takut jika harus menyusul mengerjakan ujian di ruang guru. Jadinya ya milih masuk meski mungkin ada rasa terpaksa di hati mereka. 


Disaat sebelum PAT/PTS segala upaya guru BK dan wali kelas dalam memantau mereka yang tiap harinya tidak masuk. Yang biasa kami lakukan yaitu mencari tahu keberadaan mereka, kenapa tidak masuk, ntah sakit, ijin, atau alfa. Jika mereka tergolong siswa yang "baik" Maka biasanya hasilnya jujur, ortu mengatakan putra/putrinya sakit. Bagi yg alfa terkadang orang tua tidak bisa di hubungi karena berangkat kerja sebelum putra/putri mereka bangun. Ada yang memang ijin. Tetapi kebanyakan ya nihil hasil.


Nanti, pekan depan akan ada KTS (Kegiatan Tengah Semester) di sekolah kami untuk semester 2 ini sangatlah banyak. Dalam rangka memperingati hari Kartini dan Hardiknas. Ada beberapa perlombaan bagi siswa, yakni Lomba Kaligrafi, E-Sport (ML), memasak nasi goreng, menyanyi solo dan fashion show. Akan tetapi bisa dipastikan rasa malas yang tadi dibahas akan muncul lagi meski bukan kegiatan belajar ya, dengan alasan mereka tidak diikutkan acara, maka bisa dipastikan tidak masuk.


Bener-bener, ya....


Untuk guru beda lagi, beragam kegiatan yang terkait pengembangan kompetensi guru, yang semuanya masuk dalam platform merdeka mengajar (PMM) maka guru makin disibukkan dengan mengikuti seminar, lokakarya dll dalam rangka mencari sertifikat. Benar, sejak Januari tahun 2024 ini SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan kegiatan kenaikan pangkat menyatu dengan PMM. Semua aktivitas dilakukan pada PMM. Dilakukan selama 6 bulan pertama periode Januari-Juni dan dilanjutkan dengan 6 bulan di akhir nanti Juli-Desember. Sehingga pada akhirnya guru ideologis akan mengalami kerugian berupa menyita waktu ibadah, menyita waktu dakwah dan menggerus komitmen sebagai guru ideologis. 


Sehingga dalam sistem pendidikan yang ada saat ini muncul kerugian bagi siswa dan guru. Sehingga perlu kiranya untuk kembali pada sistem pendidikan Islam yang sangat ideal untuk siswa dan guru. Sangat mudah diterima oleh siswa dan guru, membuat nyaman dan menyenangkan.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم