Kelaparan Akut Dunia Hasil Produk Ekonomi Kapitalis



Oleh: Ummu Syifa


Dunia sedang terancam kelaparan yang sangat akut dimana-mana, tapi para pemimpin dunia bahkan organisasi dunia tak mengambil langkah yang mengakar tetapi cukup membuat peraturan sebagai bentuk tanggungjawab yang jauh dari harapan. Pengendali dunia dibawah asuhan sistem kapitalisme tak mampu menjawab tantangan yang dibuatnya, rakyat menanggung beban sendiri. Seperti apa peran negara dalam kapitalisme sampai menyebabkan masalah kelaparan mendunia?


Roma (ANTARA) - Jumlah penduduk dunia yang menghadapi kerawanan pangan akut melonjak menjadi sekitar 282 juta orang pada 2023, kata Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada Rabu (24/4). Angka ini menunjukkan peningkatan 24 juta orang sejak 2022, sebut FAO dalam Laporan Krisis Pangan Global terbarunya.


Jumlah penduduk dunia yang berada di ambang kelaparan juga meningkat menjadi lebih dari 700.000 orang pada tahun lalu, hampir dua kali lipat dari angka yang tercatat pada 2022.


Badan PBB itu pun menyerukan "respons darurat".


"Salah satu temuan paling penting (dalam laporan tersebut) adalah bahwa persentase populasi yang dikaji untuk masalah kerawanan pangan akut masih sangat tinggi pada 2023," ucap Direktur FAO untuk Kedaruratan dan Ketahanan Rein Paulsen dengan nada memperingatkan.


Berbagai faktor penyebab kelaparan dan berbagai solusi yang ditempuh pimpinan negara yang ada di dunia tapi tak menuai hasil yang mengakar. Sanggupkah kapitalisme menjawab tantangan kelaparan akut yang sudah mendunia, atau mulai melirik Islam sebagai satu- satunya sistem sempurna yang pernah hadir mampu menjadi solusi semua permasalah yang menimpa dunia?


Diantara faktor penyebab ancaman kelaparan di dunia yang paling menonjol adalah penerapan sistem kapitalisme, yang hampir di seluruh dunia mengambilnya. Sistem kapitalisme tak mampu menjadi sistem tumpuan rakyat banyak, buktinya hasil penerapannya dirasakan semakin menyengsarakan  rakyat berjuang sendiri memenuhi kebutuhan hidup dimana susahnya lowongan kerja, ketika ada pekerjaan pun dengan upah yang tak layak. Negara berlepas tangan dalam pengurusan rakyat hanya sebatas regulator.


Sistem kapitalisme telah memberi kebebasan dalam penguasaan SDA yang menjadikan model penjajahan baru dimana siapapun bebas memiliki, penyerahan SDA oleh pihak tertentu membuka lebar pengerukan untung yang dirasakan segelintir orang sedangkan rakyat banyak hanya jadi pembeli padahal hakekatnya rakyatlah pemilik penuh SDA dimana negara hanya diberikan kesempatan mengelola dan hasilnya untuk kebutuhan rakyat.


Tidak ada kebaikan bagi rakyat yang diberikan oleh sistem kapitalisme, masalah kelaparan sebenarnya masalah yang perlu serius ditanggapi dan diberikan penanganan dari akar akarnya tapi berharap pada kapitalisme  hanya mimpi malah semakin berujung nestapa berkepanjangan.


Padahal seandainya mau melirik sistem Islam yang disiapkan Allah sungguh kesempurnaan hanya milik Allah sejenius apapun manusia tidak akan mampu menandinginya. Rasulullah diutus sebagai utusan Allah untuk memberikan petunjuk dan kebaikan bagi manusia.


Mekanisme ekonomi dalam sistem Islam diantaranya tanpa riba, usaha yang dikembangkan berbasis produktif yang langsung dirasakan oleh individu rakyat sebagai jaminan kesejahteraan yang diberikan negara. Negara dalam Islam menjamin seluruh kebutuhan pokok rakyat mulai dari pendidikan, kesehatan dan keamanan. Dalam kondisi dimana ada rakyat yang tak mampu menafkahi keluarganya maka negara turun tangan sedangkan perempuan tidak wajib untuk terjun membantu mencari nafkah.


Yang paling berbeda dengan sistem kapitalisme dalam Islam yaitu pengelolaan SDA. Pengaturan SDA tercakup dalam 3 kepemilikan yaitu kepemilikan umum, negara dan individu yang masing masing berjalan dengan ketentuan Islam sehingga akan tercapai kesejahteraan yang merata dan yang terpenting konsep dalam Islam menjadikan SDA sumber pemasukan negara guna memberikan layanan publik yang berkualitas dan gratis dan mampu membuka peluang besar lapangan pekerjaan dan gaji yang besar sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan pokok rakyat.


Sistem keuangan negara yaitu Baitulal diambil dari pos pemasukan yang banyak bukan dari pajak dan hutang serta mata uang berbasis emas dan perak yang tak mengenal inflasi.


Sebagai contoh tauladan kepemimpinan dalam Islam seperti khalifah Umar bin khathab yang terjun langsung melihat kondisi rakyat dan memberikan bantuan langsung dengan tangan sendiri sebagai bentuk tanggungjawab pemimpin para rakyatnya. Sikap takut kepada Allah atas ketidakadilan yang diberikan para rakyat menjadi kehatian-hatian dalam melayani dan mengurus rakyat.


Begitu luar biasa pengurusan dalam sistem Islam dalam naungan Khilafah menjadi sebuah keniscayaan kelaparan bisa teratasi bahkan tak akan sampai menjadi bahaya yang mengancam jiwa rakyat yang banyak dan berkepanjangan karena  Islam punya mekanisme pencegahan dari awal sebelum menjadi sebuah masalah. Saatnya sistem Islam menggantikan sistem kapitalisme penyebab masalah multidimensi.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم