BPS Sebut Angka Pengangguran Menurun: Nyatanya Banyak Pabrik Tutup

 



Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice)


Mengutip dari Tempo.com, Jakarta, Kamis, 9 Mei 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pengangguran di Indonesia sebanyak 7,20 juta orang per Februari 2024, meski masih tinggi, jumlahnya turun 790 ribu jika dibandingkan periode tahun 2023.


Seakan mengamini data yang dikeluarkan oleh BPS. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024 terbilang tokcer dengan tumbuh 5,11 persen. Namun data ini tidak menjamin kondisi ekonomi Indonesia baik-baik saja.


Pasalnya sejumlah pabrik di Jawa Barat sepanjang tahun ini sudah angkat 'bendera putih' dengan menyerah atas keadaaan yang ada. Ada 3 perusahaan besar yang dipastikan gulung tikar dan tentunya menambah daftar panjang pengangguran di Indonesia.


Perusahaan besar apa saja yang dinyatakan pailit? Yaitu:
 

1) PT Sepatu Bata Tbk (Purwakarta)
Pabrik sepatu ternama ini menghentikan operasinya di Purwakarta pada 30 April 2024. Penutupan pabrik ini disebabkan oleh kerugian yang dialami selama 4 tahun berturut-turut.


2) PT Hung-A Indonesia (Cikarang)
Pabrik ban ini resmi ditutup pada Februari 2024, menyebabkan sekitar 1.500 karyawan kehilangan pekerjaan. Penutupan pabrik ini dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya penurunan permintaan ban dari pasar global dan tingginya biaya bahan baku.


3) PT Cahaya Timur Garmindo
Pabrik garmen ini berlokasi di Karawang dan resmi tutup pada bulan Maret 2024. Alasan penutupan pabrik ini tidak dipublikasikan secara resmi, namun diprediksi karena faktor ekonomi dan persaingan pasar yang ketat.


Selain 3 pabrik di atas, masih ada beberapa pabrik lain yang dikabarkan bangkrut atau berencana untuk tutup di tahun 2024. Situasi ini tentu menjadi keprihatinan bagi banyak pihak, terutama pemerintah dan pekerja yang kehilangan mata pencaharian. Sehingga perlu bagi kita untuk mengupas apa penyebab dan solusi seperti apa agar perekonomian Indonesia tetap baik-baik saja.


Strategi Islam Mengatasi Pengangguran


Sekarang ini, masyarakat berpikir besok bisa makan saja sudah sangat beruntung, apalagi dapat memenuhi kebutuhan dasar lainnya. Ini membuktikan kondisi ekonomi masyarakat nyatanya sedang tidak baik-baik saja. Di sisi lain masyarakat dituntut kreatif dengan membuka lapangan kerja sendiri atau berwirausaha. Iya kalau memiliki skill yang mendukung. Kalau tidak? Apakah masyarakat bisa terentaskan dari semua problem pengangguran?
 

Karena apapun usahanya selain butuh skill tentu butuh modal juga. Hal inilah yang tidak dapat dipenuhi oleh negara kapitalis sekuler. Bagaimana mau mengentaskan pengangguran, lha wong mereka pelaksana. Semua tergantung para pemilik modal dan negara hanya sebagai regulator semata.


Bagi pengangguran dan peminta-minta Rasulullah SAW pernah memberikan contoh bagaimana memperlakukan mereka, hal itu bisa dibaca tentang kisah kapak. Ada seorang sahabat dari golongan Anshor datang kepada Rasulullah Muhammad SAW. Dia berniat untuk mengemis kepada Rasulullah. Rasulullah bertanya apakah dia masih punya barang, ada selimut kasar dan tempat minum miliknya. Selimut dan tempat minum ini dijual oleh Rasulullah 2 dirham. Dan Rasulullah SAW bersabda kepada sahabat ini: "Belikan yang satu dirham makanan, lalu berikan kepada keluargamu. Lalu belikan satu dirham yang lain sebuah kapak, lalu bawakan kepadaku," kata Rasulullah.
 

Maka dengan kapak itulah Rasulullah meminta sahabat tersebut untuk mencari kayu bakar dan menjualnya. Hingga sahabat tersebut tidak lagi menjadi peminta-minta.


Ada kisah bersama para pengangguran dari Khalifah Umar bin Khaththab ra, beliau pernah melakukannya ketika mendengar jawaban orang-orang yang berdiam di masjid pada saat orang-orang sibuk bekerja bahwa mereka sedang bertawakal. Saat itu beliau berkata, “Kalian adalah orang-orang yang malas bekerja, padahal kalian tahu bahwa langit tidak akan menurunkan hujan emas dan perak.” Kemudian Khalifah Umar ra. mengusir mereka dari masjid dan memberi mereka setakar biji-bijian.


Maknanya apa?
 

Maknanya pemimpin negara itu bertanggung jawab atas setiap rakyatnya termasuk mencarikan pekerjaan. Jadi para pengangguran itu butuh solusi praktis, yaitu dibukakan lapangan pekerjaan. Tapi sayangnya sistem kapitalis sekuler yang diterapkan saat ini tidak pernah memberikan solusi bagaimana mengurangi jumlah pengangguran, justru di sistem ini pengangguran mengalami peningkatan.


Di dalam Islam laku-laki memang diperintahkan untuk bekerja mencari nafkah. Namun, jangan lupa, pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan adalah tugas negara. Termasuk kebutuhan sekunder. Sehingga rakyat tidak dibebani masalah tingginya harga bahan pokok, tingginya biaya kesehatan dan pendidikan, dll. Karena pemenuhannya adalah tugas negara.
 

Apalagi negara seperti Indonesia. Yang memiliki banyak sekali SDA. Maka harusnya SDA ini dikelola oleh negara, dan digunakan kemanfaatannya untuk kepentingan rakyat. Bukan dijual ke asing.


Sebagai agama sempurna dan paripurna, Islam memiliki semua solusi yang dibutuhkan umat Islam dan masyarakat umum. Termasuk menyelesaikan masalah pengangguran yang seperti penyakit menahun ini. Adapun langkah yang dilakukan adalah:
 

Pertama, jika individu malas bekerja, cacat, atau tidak memiliki keahlian, maka khalifah berkewajiban memaksa mereka bekerja dengan menyediakan sarana dan prasarananya.
 

Kedua, dalam hal ekonomi, Khilafah akan menerapkan investasi halal untuk dikembangkan dalam sektor riil, baik di bidang pertanian dan kehutanan, kelautan, dan tambang, maupun meningkatkan volume perdagangan. Khilafah akan mengelola harta-harta kepemilikan umum seperti hutan, laut, dan tambang agar hasilnya dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Dengan pengelolaan ini, penyerapan tenaga kerja akan sangat besar sehingga SDM dalam negeri dapat bekerja di sektor pengelolaan harta milik umum yang dikelola langsung oleh negera.


Ketiga, di sektor pertanian. Di samping intensifikasi, negara juga akan melakukan ekstensifikasi, yaitu menambah luas area pertanian yang akan ditanami dan diserahkan kepada rakyat. Para petani yang tidak memiliki lahan atau modal dapat mengerjakan lahan yang diberi pemerintah.
Pemerintah dapat mengambil tanah mati (tanah yang ditelantarkan pemilik selama tiga tahun dengan memberikannya kepada mereka yang menghidupi tanah mati dengan menanaminya atau mendirikan bangunan di atasnya.


Keempat, di sektor industri, Khilafah akan mengembangkan industri alat-alat (industri penghasil mesin) sehingga akan mendorong tumbuhnya industri-industri lain.
Ketujuh, Khilafah tidak akan menoleransi berkembangnya sektor non riil. Selain haram, sektor non riil mengakibatkan perputaran uang beredar di antara orang-orang kaya saja serta tidak berhubungan dengan penyediaan lapangan kerja.


Kelima, Khilafah akan menciptakan iklim investasi dan usaha yang merangsang untuk membuka usaha melalui birokrasi yang sederhana dan penghapusan pajak serta melindungi industri dari persaingan yang tidak sehat.


Sehingga dengan begitu, masalah pengangguran akan terselesaikan dengan tuntas. Sayangnya solusi tersebut hanya bisa dilaksanakan jika negara menerapkan Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah Islamiyah. Untuk itu perlu dibangun kesadaran umat, bahwa saat ini yang menyebabkan segala kerusakan adalah tidak diterapkannya Islam secara kaffah. Wallahu'alam.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم