Mudik Indah, Hanya Di Sistem Khilafah

 


Penulis: Suryani


Masyarakat kembali dikejutkan dengan harga tiket pesawat yang melonjak naik menjelang mudik lebaran. Diperkirakan lonjakan harga tiket mencapai 300% untuk tahun ini.


Tidak sedikit yang keheranan dengan kenaikan harga tiket pesawat rute domestik yang dianggap "tidak normal" ini. Contoh saja, harga tiket rute Jakarta-Padang untuk perjalanan 6 April 2024 dengan harga Rp. 4,7 juta untuk keberangkatan pukul 06.15 WIB dan harga Rp. 5,3 juta pada pukul 05.30 WIB.

(SINDOnews.com).


Bagaimana Pemerintah Berperan Dalam Hal Ini?


Franshurullah Asa, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengumumkan secara spesifik maskapai tersebut antara lain PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT. Citilink Indonesia, PT. Sriwijaya Air, PT. Nam Air, PT. Batik Air, PT. Lion Mentari, dan PT. Wings Abadi, meminta maskapai untuk melapor terlebih dulu sebelum memutuskan untuk menaikkan harga tiket kepada konsumen. Maskapai diminta untuk tidak membuat harga tiket pesawat mahal tanpa alasan rasional.


Dalam Putusan, KPPU menjatuhkan sanksi berupa perintah kepada para terlapor untuk memberitahukan secara tertulis kepada KPPU setiap kebijakan yang akan berpengaruh terhadap peta persaingan usaha, harga tiket yang dibayar oleh konsumen, dan masyarakat selama 2 (dua) tahun, sebelum kebijakan tersebut diambil. Putusan tersebut kemudian diajukan keberatan hingga kasasi di Mahkamah Agung (MA). Terakhir, MA memenangkan KPPU melalui Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 1811 K/Pdt.Sus KPPU/2022.


Namun apa yang terjadi setelah putusan KPPU tersebut ?, Apakah harga tiket pesawat turun? Tidak. Masyarakat tidak merasakan apapun. Pihak maskapai secara bersama-sama hanya menyediakan tiket subclass dengan harga yang tinggi, dan tidak membuka penjualan beberapa subclass harga tiket rendah.


Buah Dari Penerapan Sistem Sekularisme-Kapitalisme


Harga tiket naik saat lebaran merupakan satu dari banyaknya masalah yang terjadi pada sistem sekulerisme. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Aturan yang bersumber pada manfaat. Sistem ini diterapkan seluruh bagian negara di dunia saat ini. Maka wajar kapitalisme menjadi simbol peradaban seluruh negara.


Negara tidak berbuat banyak untuk rakyat karena sejatinya negara bukan pelayan rakyat. Rakyat dijadikan sebagai alat untuk melayani penguasa negara atau lebih tepatnya para pemilik modal. Inilah fakta nyata kebobrokan yang terjadi saat ini.


Saat perusahan atau para pemilik modal mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya dengan memanfaatkan momentum lebaran, dimulai dari harga tiket pesawat, kereta api, bus, bahkan BBM pun menjadi sasaran empuk kaum elite untuk meraup untung dari rakyat.


Namun, Negara tak akan pernah berpihak kepada rakyat karena sejatinya negara adalah para penguasa yang terdiri dari kaum elite pengusaha. Kebijakan yang dibuat penguasa pastinya memihak kepada para investor dengan dalih mensejahterakan rakyat.


Mudik seolah menjadi sarana eksploitasi kepentingan politik dan ekonomi. Yang diuntungkan tetap segelintir orang saja, bukan rakyat.


Negara Wajib Melayani Semua Kebutuhan Rakyat, Termasuk Transportasi


Menurut Islam, negara dan pemerintah wajib melayani semua kebutuhan rakyat (termasuk infrastruktur), serta sarana dan prasarana yang layak untuk transportasi sehari-hari, tidak hanya saat momen mudik saja.


Dalam sistem Islam (Khilafah), pembangunan sarana prasarana yang aman dan nyaman tidak khusus ketika arus besar seperti hari raya saja, tetapi kapan pun rakyat harus bisa merasakannya.


Negara akan menyediakan fasilitas transportasi yang memadai agar bisa meminimalisasi angka kecelakaan lalu lintas karena keamanan dan keselamatan rakyat adalah utama dan menjadi kebutuhan pokok rakyat.


Negara menyediakannya dengan sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat, bukan malah memberi celah rakyat dieksploitasi atau dimanfaatkan keberadaannya oleh berbagai kepentingan.


Islam bukan hanya agama. Islam merupakan sistem kehidupan yang paripurna. Sistem kehidupan yang berasal dari sang pencipta. Aturan yang berlandaskan hukum syariat yang sesuai dengan fitrahnya manusia baik itu umat muslim sampai non-muslim. Rahmat bagi seluruh umat manusia. Inilah yang akan tercurahkan jika Islam tegak.


Penguasa dalam sistem Islam akan terus melayani rakyat dengan segenap jiwanya. Hal ini dilakukan penguasa karena mereka takut akan dimintai pertanggungjawaban kelak di hari akhir. Takut dosa dan ingin meraih ridho sang pencipta menjadi standar dalam berbuat.


Hari lebaran merupakan momentum kebersamaan dengan keluarga untuk saling memaafkan. Menjamin kenyamanan rakyat dan kemudahan dalam mendapatkan transportasi akan menjadi perhatian utama penguasa. Bukan hanya harga yang ekonomis, rakyat yang tidak mampu untuk mudik juga akan didanai secara gratis oleh pemerintahan Islam.


Hal ini dikarenakan pihak pemerintahan bertanggung jawab penuh akan transportasi ini bukan menyerahkannya kepada pihak swasta. Jadi, masihkah kita berpikir untuk mengambil solusi lain selain Islam?

Wallohu'alam bishshawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم