Endah Sulistiowati
Dir. Muslimah Voice
Berdasarkan data Dewan Masjid Indonesia (MUI), ada 72 persen umat Islam Indonesia yang buta huruf Alquran. Miris bukan. Berarti hanya 28 persen saja umat Islam Indonesia yang bisa baca Qur'an. Hal ini tentu sangat memprihatinkan, karena Indonesia adalah bagian dari negeri muslim yang jumlah umat Islamnya paling banyak di dunia.
Pertanyaan mendasarnya: "Sejauh mana interaksi kita terhadap Al Qur'an, sedang membacanya saja tidak bisa?"
Al-Qur'an adalah pedoman hidup, tuntunan bagi setiap muslim. Jika membaca saja tidak bisa bagaimana mengamalkannya? Padahal dari sekian yang bisa membaca Al-Qur'an, masih banyak pula yang belum bisa memahami maknanya. Astaghfirullah
Di Bulan Ramadhan ini kembali kita diingatkan, betapa pentingnya bisa membaca dan memahami Al-Qur'an. Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an. Setiap 17 Ramadhan umat Islam di seluruh dunia memperingati hari turunnya Al-Qur'an. Sehingga Ramadhan pun disebut sebagai Syahru Qur'an.
Alquran adalah kitab suci umat Islam dan diturunkan Allah SWT pada tanggal 17 Ramadansebagai hudan (petunjuk), bayyinah (penjelas) dan furqan (pembeda antara yang benar dan salah) dari Lauh al-Mahfuzh ke Bait al-Izzah (langit dunia) secara sekaligus (30 juz). Demikian menurut jumhur ulama berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas ra. (HR ath-Thabarani).
Allah SWT berfirman dalam Surah al-Baqarah ayat 184;
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkannya Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang nyata yang menunjuk kepada kebenaran, yang membedakan (antara yang haq dan yang bathil)”.
Al-Hafizh Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al-Bashrawi Ad-Dimasyqi (700-774) yang lebih terkenal dengan sapaan Ibnu Katsir –rahmatullah ‘alaih-, berkata mengenai ayat ini dalam Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim (I/460-461 –Darul Hadits), _“Allah menyanjung bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lain dengan dipilihnya sebagai waktu diturunkannya Al-Quran Al-‘Azhim._
Karena hal ini pula Dia mengistimewakannya, demikian juga Allah memuliakan kitab-kitab suci yang seperti Taurat dan suhuf (lembaran) yang diturunkan kepada Ibrahim as juga pada bulan yang sama sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal –rahimahullah– [Al-Musnad VI/107] berkata, Abu Sa’id Maula Bani Hasyim telah bercerita kepada kami, ‘Imran Abul ‘Awwam telah bercerita kepada kami, dari Qatadah, dari Abul Malih, dari Watsilah yaitu Al-Asqa’, bahwasanya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda;
أنزلت صحف إبراهيم في أول ليلة من رمضان ، و أنزلت التوراة لست مضين من رمضان و الإنجيل لثلاث عشر خلت من رمضان و أنزل الله القرآن لأربع و عشرين خلت من رمضان
“Suhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan, Taurat diturunkan pada enam Ramadhan, Injil diturunkan pada tiga belas Ramadhan, dan Allah menurunkan Al-Quran pada dua puluh empat Ramadhan.”.
Sekarang, katakanlah yang diterapkan hanya 5% saja dari Alquran, padahal seharusnya 100% Alquran harus diterapkan. Untuk dapat mewujudkan kondisi ideal ini, diperlukan upaya konkrit yang mendasar berupa aktivitas memahami dan menerapkan Alquran itu ke dalam realitas yang ada. Memahami adalah aktivitas yang pertama, sedang buahnya adalah penerapan dalam kenyataan. Berangkat dari sini, maka “membumikan Al-Quran” dapat diberi arti sebagai upaya memahami dan menerapkan Alquran secara sempurna (kaffah).
Sehingga yang perlu dilakukan adalah:
1. Membuat semua orang mau dan mampu membaca Alquran secara sistemik. Artinya disini kita butuh peran negara, yang memiliki wewenang untuk memaksa masyarakat mempelajari Alquran, dengan belajar membacanya terlebih dahulu.
2. Memahami dan mengaji Alquran. Belajar Alquran tidak boleh berhenti pada belajar membaca dan menulis Alquran saja. Tapi juga memahami apa yang dikandung dalam Alquran, sekaligus membenakkan, bahwa Alquran adalah pandangan hidup lengkap bagi kita umat Islam.
3. Setelah paham bahwa Alquran adalah pandangan hidup lengkap, maka haruslah Alquran itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, dan bernegara. Namun disini, yang harus diingat Islam bisa diterapkan secara kaffah harus juga dengan sistem pemerintahan Islam yaitu Khilafah.
4. Terus mendakwahkan Alquran (Islam). Hingga benar-benar seluruh umat Islam di dunia merasakan kedamaian dan kesejahteraan hidup dengan penerapan Alquran kaffah dalam bingkai Khilafah.
Sehingga ketika semua isi/kandungan Islam diterapkan secara sempurna, maka pada saat itulah Islam sebagai rahmatan lil 'alamin akan dirasakan tidak hanya bagi umat Islam saja tapi juga umat Islam lainnya. Wallahu'alam.[]