Oleh Ai Hamzah
Rajab salah satu bulan yang dimuliakan oleh Allah. Dimana pada bulan Rajab ini Allah memberikan pahala istimewa bagi muslim yang melakukan amal sholih. Tidak hanya itu Rajab pun menjadi bulan istimewa dimana banyak peristiwa yang luar biasa yang terjadi didalamnya. Sehingga keistimewaan bulan mulia ini seharusnya menjadi spirit bagi umat muslim.
Hanya saja saat ini umat muslim sudah mulai tergerus dalam memaknai bulan Rajab. Makna Rajab dicukupkan dengan memeringati peristiwa besar Rasulullah SAW yaitu Isra Mi'raj. Euforia umat muslim hanya sebatas mengadakan dan menghadiri peringatan Isra Mi'raj yang digelar di Mesjid/ Musholla/ majelis ta'lim dengan mengundang da'i kondang. Setelah itu bulan Rajab berlalu bagaikan hembusan angin yang melelapkan.
Umat kembali terbuai dengan susana dunia. Agama menjadi bagian ritual ibadah saja tanpa bekas. Ibadah hanya berlaku ditempat ibadah saja. Kehidupan menjadi bagian yang terpisah dengan aturan agama. Maka wajar saja saat ini umat hanya mencukupkan diri di bulan Rajab dengan memperingati perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Tanpa memaknai lebih jauh dari peristiwa itu.
Memaknai bulan Rajab secara mendalam akan menjadikan spirit bagi umat muslim. Peristiwa Isra dan Mi'raj Rasulullah SAW seharusnya menjadi tonggak keimanan dan membangun mental pejuang. Betapa tidak peristiwa agung ini mengajarkan kepada umat perjuangan Rasulullah SAW untuk umatnya. Dan keimanan totalitas ketika meyakini peristiwa tersebut. Inilah yang akan membentuk mental pejuang layak nya seperti para sahabat Rasulullah SAW.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an surat Al Isra ayat 1;
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Artinya: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Sebuah hadis riwayat Ahmad, al-Nasa-i, dan al-Tirmidzi menegaskan:
فرضت الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم ليلة أسري به خمسين، ثم نقصت حتى جعلت خمسا، ثم نودي يا محمد: إنه لا يبدل القول لدي، وإن لك بهذه الخمس خمسين
“Salat telah difardhukan kepada Nabi saw pada malam isra` lima puluh waktu, kemudian dikurangi menjadi lima waktu. Lalu diserulah, wahai Muhammad, sungguh putusan-Ku tidak dapat diubah lagi, dan dengan salat lima waktu ini, engkau tetap mendapat pahala lima puluh waktu.”
Begitulah Allah memberikan kemuliaan pada bulan Rajab. Peristiwa besar pun telah terjadi di bulan Rajab diantara adalah peristiwa ketika Sultan Shalahuddin al-Ayyubi Bebaskan Baitul Maqdis, Palestina. Tepatnya pada tanggal 27 Rajab 583 H, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina. Pada saat itu Sultan Shalahuddin al-Ayyubi tidak langsung menyiapkan tentara dan perlengkapan perang ketika ingin membebaskan Palestina. Akan tetapi hal pertama yang dilakukannya adalah menyatukan umat Islam dalam satu ikatan aqidah. Kesatuan aqidah inilah yang menjadikan mereka kuat. Sehingga atas ijin Allah kemenangan itu diraihnya, Baitul Maqdis pun berada dalam genggaman umat muslim.
Spirit Rajab inilah yang seharusnya tertancap kepada umat muslim. Sehingga Rajab tidak berlalu begitu saja. Tetapi Rajab dijadikan momentum perubahan. Perubahan yang diawali dengan membangun mental pejuang. Sehingga perubahan hakiki pun akan mudah umat muslim raih. Perubahan hakiki dengan memperjuangkan Islam Kaffah. Wallahu'alam.[]