Ingin Kaya dengan Jalan Instan, Gak Bahaya Ta?




Oleh. Ramsa

Hasrat ingin kaya jadi kemauan banyak kalangan. Termasuk di kalangan pelajar. Terbayang di benak bahwa harta yang banyak atau kekayaan akan membawa kebahagiaan. Mungkin inilah yang juga jadi pikiran anak remaja yang berusia 18 tahun berinisial JMS sehingga nekat melakukan tindakan pidana membobol mesin ATM.  Tidak tangung-tanggung aksinya dilakukan seorang diri.  

Aksi si pelajar dilakukan dengan merusak CCTV sebelum merusak dan mencongkel mesin ATM  di Kecamatan Pesantren Kota Kediri sebagaimana diwartakan oleh www.suarasurabaya.net/kelanakota 22 Februari 2024. Sungguh potret generasi yang tak layak ditiru. Akan jadi apa generasi bangsa ini,  jika di usia muda sudah berani melakukan tindakan kriminal? Bukankah remaja harusnya mengisi waktu dengan banyak belajar, membuat karya yang bermanfaat?

Remaja Krisis Identitas Buah Budaya Sekuler

Miris melihat banyaknya remaja yang mengalami berbagai masalah di negeri ini. Ada yang berni membunuh, bunuh diri,  pelaku zina, hingga kecanduan game. Semua gambaran ini merupakan buah dari miskin iman,  miskin ilmu yang berpengaruh pada tindakan. Remaja dan generasi muda kita miskin akidah yang mengokokohkan ketaatan. Semua pemandangan ini akibat dari berlakunya pendidikan sekuler atau memisahkan urusan agama dari kehidupan. Ketika belajar dan di masyarakat tak usah bawa-bawa agama. Ketika belajar yang penting bisa jawab soal pelajaran yang belum menyentuh sikap keseharian.

Pendidikan sekuler ini membentuk guru,  pelajar dan semua yang ada di dunia pendidikan hanya berorientasi nilai atau angka di atas kertas. Yang ujung-ujungnya menginginkan kekayaan dan tumpukan materi. Sekolah hanya untuk dapat ijazah,  bisa kerja dan bisa menghasilkan cuan. Jika belajar yang materinya menyangkut aturan hidup yang sesuai Islam, maka akan ada yang protes kenapa mesti bawa-bawa  agama.  

Hal inilah penyebab utama maraknya remaja jauh dari identitas sebagai seorang Muslim.  Muslim yang mempunyai kepribadian Islam,  yakni memiliki cara berpikir yang sesuai Islam dan beramal atau beraktivitas apa saja akan menyesuaikan dengan aturan Islam.  Singkatnya remaja berkerpribadian Islam merupakan remaja takut dosa tak mau bermaksiat pada Allah. Tak akan berani mencari jalan pintas dengan mencuri,  merampok arau membobol  ATM hanya demi "kaya mendadak" atau dianggap kaya. 

Islam Mewujudkan Remaja Tangguh nan Hebat

Remaja itu penerus kehidupan suatu bangsa atau negara.  Oleh karena itu, negara akan sangat memperhatikan kebutuhan dan mengarahkan kebaikan buat para remajanya.  Dalam Islam remaja akan dibiasakan jauh sebelum baligh dengan pendidikan berbasis akidah Islam.  Akan ditanamkan suatu pemahaman dasar bahwa manusia itu makhluk yang diciptakan  sifatnya lemah. Butuh pada sang Pencipta dan Pengatur yakni Allah Swt. Maka Allah memberikan manusia seperangkat aturan hidup sebagai panduan dan rambu-rambu dalam beraktivitas di semua sisi kehidupan.  

Allah menciptakan manusa bertujuan untuk beribadah kepada Allah yang Esa. Maka ibadah ini mesti mewujud dalam aktivitas apa saja. Sekolah itu ibadah, kerja itu ibadah, makan pun bagian dari ibadah jika semua dilakukan sesuai panduan syariat Allah. Tidak akan ada remaja atau pemuda  Muslim yang berambisi kaya secara instan, dengan melanggar syariat Islam.  Dalam dunia pendidikan Islam,  anak atau pelajar akan senantiasa dididik dengan balutan akidah dan pemahaman Islam yang menyetuh pada tingkah laku. Sehingga muncul kesadaran bahwa  apa saja yang dimiliki akan ada pertanyaan dari Allah kelak di hari akhir.  Dari mana di dapatkan, dipakai untuk apa harta itu. 

Dalam sistem Islam remaja akan menghabiskan waktunya dengan belajar,  ibadah,  berlatih ketangkasan dan menguji suatu pengetahuan atau berkreasi dengan hal yang bermanfaat. Sebut saja nama remaja hebat itu ialah Zaid bin Tsabit,  anak cerdas yang dalam usia belasan tahun sudah mampu menguasai 7 bahasa. Di usia yang remaja bahkan masih usia 11 tahun sudah jadi penulis wahyu bagi Nabi Muhammad. 

Atau yang tak kalah henat sebut saja nama Arqam bin Abi Al Arqam remaja usia belasan yang juga menyibukan diri dalam dakwah bersama Rasulullah. Sangat gemar belajar sehingga rumahnya pun dijadikan markas belajar Rasulullah dan para sahabat.  Atau pemuda keren, idaman para wanita di zamannya,  yakni Mush'ab bin Umair yang terjun ke dunia dakwah dan politik hingga berhasil dijadikan duta dakwah di Madinah. Usianya juga masih muda. Mari ambil pelajaran dari ayat indah berikut:

QS. An-Nahl ayat 90

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسٰنِ وَإِيتَآئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Bagi seorang Muslim yang berakidah Islam, akan menjauhi keburukan, tindakan pidana apa pun. Bahkan mengambil sebuah mangga pun yang bukan miliknya takkan berani,  karena tahu ada pertanggungjawabannya kelak di hari akhir. Tindakan buruk sekecil apapun akan dijauhi, dan juga selalu berani mencegah orang lain berbuat buruk. Agar masyarakat jadi aman dan tentram. Semua karena dorongan iman.  Hanya dalam sistem dan negara Islam remaja tangguh nan hebat akan terbentuk dan mewujud nyata. 

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم