Harga Beras Tidak Naik, Cuma Ganti Harga

 


Oleh: Fatimah Abdul (Pemerhati Sosial dan Generasi)


Sungguh, baru kali ini keberadaan beras menjadi masalah. Padahal beras sangatlah penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Namun entah mengapa akhir-akhir ini beras harganya selalu menjadi pusat perhatian terutama para ibu-ibu rumah tangga. Banyak yang berkomentar, "Ini mah bukan naik, tapi ganti harga".


Memang setahun menjelang "pemilu", harga beras naik secara signifikan. Bahkan di tahun 2023 kenaikan harga beras mencapai 20% dibandingkan dengan harga sebelumnya. Tidak hanya beras saja tetapi harga gula, cabe keriting, daging ayam dan telur pun ikut-ikutan naik menjelang bulan Ramadhan tahun ini. Lantas bagaimana nasib rakyat yang berpenghasilan mencegah ke bawah menghadapi kenaikan harga-harga kebutuhan pokok ini? Bisakah pejabat terkait dalam pemerintahan melakukan sesuatu untuk menekan kenaikan harga yang memberatkan hidup rakyat?


Menurut Arief Prasetyo Adi selaku Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), apabila harga beras medium kembali turun di level Rp 10.000 (per kg) maka para petani akan menangis dikarenakan harga gabah yang turun harganya. Masih menurut beliau, dengan harga beras yang tinggi maka hal ini akan membuat para petani sedikit lebih bahagia karena harga gabah tidak anjlok.


Kalau diharapkan kembali ke Rp10.000 (per kg) kasihan petaninya. Jadi ya udahlah Kenapa sih maunya (turun), katanya sekarang lagi sudah baik kenapa ditekan lagi? kasihan. Karena harga beras itu ya apa kata harga gabah. Kalau harga gabahnya ditekan.. harga beras mau Rp10.000 berarti harga gabahnya harus dibawah Rp5.000," kata Arief (cnbcindonesia.com, 5/1/2024).


Namun, menurut data Badan Pusat statistik (BPS) tercatat bahwa negara Republik Indonesia telah mengimpor beras sebesar 2,53 juta ton pada bulan Januari hingga November 2023. Nilai impor beras tersebut senilai US$1,45 miliar.


"Impor beras ini didominasi oleh impor beras dari negara Thailand, Vietnam, dan juga Pakistan," kata Pudji yang menjabat sebagai Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS dalam konferensi pers (cnnindonesia.com, 15/12/2023).


Lantas, bila jumlah impor beras yang dilakukan oleh pemerintah jumlahnya cukup besar apakah petani lokal masih bahagia atas harga beras yang ada saat ini? Apa yang menjadi penyebab harga beras terus melambung tinggi?


Melambungnya harga beras yang meresahkan masyarakat terutama kelas menengah ke bawah disebabkan karena rantai pendistribusian beras telah rusak. Pendistribusian beras saat ini telah dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar yang melakukan monopoli terhadap gabah para petani yang dibeli dengan harga sedikit lebih tinggi. Hal ini menyebabkan penggilingan padi lokal hanya kebagian beras kualitas medium dengan jumlah gabah yang sedikit pula. Dengan porsi yang tidak seimbang ini jelas perusahaan besarlah yang untung karena mereka mampu memproduksi berbagai macam jenis beras dengan berbagai merek dan harga yang tinggi pula. Inilah yang menyebabkan penggilingan kecil gulung tikar. Inilah wajah asli sistem ekonomi Kapitalisme yang menghalalkan segala cara demi kepentingan dan keuntungan.


Dengan monopoli produksi dan distribusi, perusahaan besar mampu memainkan harga pasar. Monopoli ini tidak hanya terjadi pada komoditas beras saja, akan tetapi terjadi juga pada komoditas yang lainnya. Adanya kartel-kartel pada komoditas bahan pokok jelas merugikan masyarakat. Ditambah dengan aparat yang sudah dikondisikan sehingga membantu kelancaran bisnis mereka. Lagi-lagi rakyatlah yang dirugikan dan parahnya penguasa tidak banyak membantu kepentingan rakyatnya. Bahkan upaya pemerintah menggelontorkan beras bansos 10 kg kepada masyarakat kurang mampu faktanya tidak dapat menekan naiknya harga beras.


Bagaimana Islam menghadapi masalah ini? Mampukah masalah mahalnya harga beras dan masalah kartel dan monopoli mampu diatasi?


Dalam sistem Islam, negara berfungsi sebagai pemelihara dan pelindung bagi rakyatnya. Pemelihara di sini adalah mengurusi semua urusan rakyat dan memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan mereka. Dalam hal pangan negara wajib memastikan bahwa kebutuhan pokok mereka terpenuhi. Mulai dari sektor produksi dimana negara akan membantu para petani dalam hal kebutuhan akan lahan, pupuk, benih, alat-alat pertanian, penyuluhan dan juga ketersediaan pestisida bahkan dalam hal permodalan. Kemudian dari sektor distribusi negara akan memastikan tidak adanya hambatan dalam proses pendistribusian barang. Terkait kelancaran distribusi, negara akan membangun jalan-jalan penting sebagai akses yang dapat menghubungkan pemukiman terpencil sekalipun dengan kehidupan kota. Sehingga target pemenuhan pangan kepada setiap individu dapat tercapai. Selain itu negara akan menindak tegas para mafia kartel yang melakukan aksi penahanan atas barang-barang ataupun penimbunan yang bertujuan untuk menahan suplai kepada masyarakat. Praktik monopoli perdagangan dilarang dalam islam dan pelaku monopoli akan mendapatkan hukuman yang berat bila melanggar peraturan, termasuk para aparat yang terlibat dalam tindak kejahatan pagan. 


Demikianlah sistem islam mengatasi masalah kenaikan harga pangan (beras) serta kebutuhan pokok lainnya. Seorang pemimpin dalam Islam pasti akan menjalankan amanah dengan baik, dengan penuh ketaatan disertai ketakutan akan melakukan kesalahan pada masa menjabat. Hal ini dikarenakan amanah tersebut akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Untuk itu ia akan berusaha sekuat tenaga bersikap amanah dan penuh keadilan. Namun, kehidupan yang sejahtera dan berkeadilan tidak akan pernah tercapai tanpa menerapkan hukum-hukum Allah Azza Wajalla dengan Khilafah sebagai wadah negaranya. Karena selain menegakkan hukum-hukumNya, yang ada hanyalah kerakusan akan kekuasaan dan materi serta hawa nafsu duniawi. Wallahu'alam bishshawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم