Oleh: Irma Legendasari
Berdasarkan pemberitaan, korban mengkonsumsi obat sirup merek Praxion, sebelum menderita gagal ginjal akut dan kemudian meninggal dunia. Merek tersebut sudah dinyatakan aman oleh BPOM menyusul rentetan kasus gagal ginjal akut pada anak.
Telah dilakukan pengujian terhadap tujuh sampel obat pada bulan Februari, hasil sampel menunjukkan bahwa memenuhi ambang batas kandungan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol ( DEG) yaitu cemaran yang diduga menyebabkan gagal ginjal akut. ( bbc.com. 8/02/2023)
Kasus kematian anak penderita gagal ginjal akut berbuntut pada tuntutan atas BPOM yang dianggap tidak sesuai standar dalam menetapkan prosedur penerbitan ijin edar obat oleh BPOM.
Aturan yang kurang menyeluruh menjadikan tidak diterapkannya standar mutu tinggi untuk menjaga keamanan obat dan makanan yang akan menjamin keselamatan rakyat.
Sangat wajar hal ini terjadi pada sistem kapitalis, karena dalam sistem ini yang dicari ada keuntungan materi. Selalu ada bisnis didalamnya, apakah ada keuntungan yang menggiurkan, berapa banyak obat-obatan yang dapat terjual, yang terpenting hanya nilai keuntungannya tanpa melihat nilai nurani dan kemanusiaannya. Maka tanpa adanya perhatian dari pihak berwenang obat-obat yang disinyalir berbahaya beredar luas dan masyarakat bebas untuk membelinya tanpa ada resep dari dokter ahli, sehingga tanpa mengetahui bahaya kandungannya bagi kesehatan mereka membelinya, alih-alih sehat yang ada malah menghasilkan penyakit baru yang lebih parah.
Berbeda dengan Islam, Islam berpandangan bahwa kesehatan adalah merupakan kebutuhan pokok kehidupan bagi masyarakat, sama halnya dengan kebutuhan sandang, pangan ataupun papan. Sehingga pemenuhan kebutuhan pokok dalam Islam, itu semua adalah tanggung jawab sebuah negara. Maka seorang pemimpin negara mempunyai tugas dan beban berat untuk memastikan apakah seluruh masyarakatnya sudah tercukupi semua kebutuhannya, hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah, yang berbunyi, Ibnu umar r.a berkata: saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya."
Berdasarkan hadist tersebut, pemimpin dalam hal ini adalah negara, ada ketakutan akan ditanya pertanggungjawabnnya kelak di akhirat, sebagai konsekwensi dari keimanan kepada Allah, maka negara seharusnya memberikan jaminan layanan kesehatan yang terpadu, sehingga seluruh lapisan masyarakat bisa mengakses kesehatan dengan cepat, lancar, tanpa ada masalah atau kesulitan, dengan biaya yang murah bahkan seharusnya gratis.
Bentuk tanggung jawab pemimpin dalam hal kesehatan dapat melakukan dengan memberikan layanan kesehatan yang diterapkan diawali dengan menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap dan canggih, memberikan pelayanan prima, terdapat sumber daya manusia yang profesional, ditunjang dengan melakukan akselerasi riset-riset untuk menghasilkan atau menciptakan temuan baru baik berupa obat-obatan, vaksinasi atau mencegah penyakit baru yang akan timbul.
Sangatlah wajar, jika pada saat sistem Islam diterapkan, begitu banyak lahir para peneliti dan ahli kedokteran yang menghasilkan banyak ilmu dan penemuan baru yang bisa kita rasakan sampai saat ini, karena pemimpin begitu memperhatikan dan mendukung diadakannya penelitian dan riset.
Oleh karena itu, kasus gagal ginjal akut pada anak tidak akan mungkin terjadi jika ada kerjasama antara pemerintah baik itu didalamnya pemilik wewenang dalam bidang regulasi obat-obatan dan para dokter ahli, melakukan riset secara berkala berbagai obat-obatan yang beredar luas dipasaran, dan melakukan edukasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat akan hidup sehat, tenang dan tentram.
Wallahu A'lam Bisshowab.