Waspada Keunggulan Dalam Masa Kampanye

 


Oleh: Maula Riesna


Jakarta, CNBC Indonesia Media Asing kembali menyoroti pemilihan presiden (PilPres) RI. Kali ini terkait kampanye calon presiden dan siapa yang saat ini unggul dalam survey. Media Jepang, Nikeo Asia misalnya, menulis artikel "Indonesia's Prabowo leads as presidentoal campaign kicks of Race highlights growing rift between Jokowi and his political party". 


Disebutkan bagaimana saat memulai masa kampanye, salah satu capres Prabowo Subianto masih unggul dan kemungkinan memperluas keunggulannya dalam survey. Dimuat di media itu, rata-rata survey terbaru tetap menunjukan tingkat dukungan terhadap Prabowo sekitar 40%. Bahkan panggilan khusus penggemarnya juga ditulis. "Penggemarnya memanggilnya gemoy, dalam bahasa Indonesia yang berartikan menggemaskan, dan gerakan tarian bela diri tradisionalnya yang tampak spontan pada acara-acara terkait pemilu baru-baru ini telah menjadi viral di media sosial," tambahnya. 


Indonesia pada hari Selasa memulai masa kampanye resmi selama 75 hari menjelang pemilihan presiden pada 14 Februari mendatang," tulisnya, Rabu, dikutip Kamis (29/11/2023).


Ia unggul tipis dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (35,7%) dan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan (21,5%). Bahkan dalam pertarungan dua arah, Prabowo (49,5%) unggul atas Ganjar (40,9%). Yang mencolok dari survei Indikator adalah bahwa survei ini sangat condong ke pemilih yang lebih muda, dengan lebih dari 60% responden berusia di bawah 42 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa Prabowo akhirnya dapat dijangkau, setelah gagal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2014 dan 2019.


Demokrasi adalah sistem politik yang dijunjung saat ini di Indonesia. Namun istilah demokrasi banyak dibincangkan saat ini. Kenapa? Karena tidak sesuai dengan arti yang seharusnya dari kata demokrasi tersebut. Demos artinya rakyat, kratos berarti kekuasaan. Bagaimana tidak, saat ini pemerintahan demokrasi yang seharusnya secara istilah Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat tapi faktanya saat ini, kekuasaan hanya ada di tangan segelintir partai politik dan oligarki. Secara sederhana oligarki bisa diartikan sebagai sebuah kekuatan politik ditangan segelintir orang atau kekuasaan yang dikendalikan oleh segelintir kaum kaya. 


Tujuan oligarki mendukung pasangan capres dan cawapres hanya untuk melindungi dan mengamankan kekayaannya dari redistribusi, pajak misalnya juga agar dekat dengan kekuasaan sehingga bisnis mereka lebih mudah berkembang pesat. Jadi sebenarnya, hubungan antara penguasa dan pengusaha itu seperti simbiosis mutualisme, saling membutuhkan satu sama lain. Dalam sistem politik saat ini, semua keputusan politik merupakan hasil kompromi kepentingan elit politik. Jadi, benarlah kalimat demokrasi saat ini tanpa demos (rakyat tidak berkuasa).


Sistem politik dalam Islam adalah hukum atau pandangan yang berkaitan dengan cara bagaimana urusan masyarakat dikelola dan diatur dengan hukum Islam. Dengan demikian, sistem politik Islam memiliki 4 asas, yaitu :

Pertama, kedaulatan di tangan Syara'.

Kedua, kekuasaan di tangan umat. 

Ketiga, pengangkatan pemimpin negara (Khalifah) yang hukumnya wajib untuk seluruh kaum muslimin.

Keempat, pemimpin negaralah  (Khalifah) satu-satunya yang berhak mengadopsi hukum syara' untuk dijadikan undang-undang. Maka, dengan Islam-lah kehidupan ini berjalan dengan baik, aman, nyaman, dan tenteram. Kuatkan barisan untuk mewujudkan dan melanjutkan kehidupan Islam seperti masa Rasulullah Saw. 

Wallahu'alam bishshawwab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم