Islam solusi Pipa PDAM Bocor hingga Genangi Jalan



Penulis : Harnita Sari Lubis S.Pd.i, Pengusaha Muslimah


Jalan Sisingamangaraja atau SM Raja Medan tepatnya di depan Universitas Al Washliyah (Univa) tergenang akibat kebocoran pipa PDAM Tirtanadi. Pipa tersebut bocor karena usianya yang sudah tua. "Iya, ada kebocoran pipa 400 mm, sumber dari instalasi air Deli Tua menuju Medan Kota," ujar Dirut PDAM Tirtanadi Kabir Bedi dikonfirmasi detikSumut Jumat (27/10/2023). Kabir menyebutkan bahwa kebocoran pipa ini terjadi lantaran kondisi pipa yang sudah tua, pihaknya sudah melakukan penanganan sejak tadi pagi. Ia memastikan perbaikan akan selesai dalam waktu dekat.


Pantauan detikSumut, Jumat (27/10/2023), pipa PDAM yang bocor itu berada di depan mini market simpang Jalan Garu 3. Bocoran pipa itu tampak cukup besar. Air dari pipa yang bocor keluar ke badan jalan hingga menggenangi sebagian jalan.


Genangan itu terjadi mulai dari depan mini market tempat bocornya pipa, hingga ke depan gedung Samsat Medan Selatan. Kejadian itu membuat arus lalu lintas di lokasi cukup padat karena sebagian badan jalan sulit untuk dilalui, apalagi untuk pengendara sepeda motor.


Akar Masalah


Kurangnya perhatian pemerintah terhadap rakyatnya dapat kita jumpai dalam kasus ini, pemerintah kurang gerak cepat dalam menangani pipa air yang bocor sehingga warga Medan amplas mengeluhkan ketidak adaan air dirumahnya. Padahal air merupakan sumber kehidupan ummat manusia, jika tidak ada air maka aktivitas sehar-hari warga dapat terhambat. Contohnya Mau masak, nyuci, mandi, beribadah dan lain sebagainya semua menggunakan air. Harusnya pemerintah langsung menangani pipa yang rusak agar warga dapat beraktivitas kembali. Kurangnya kepedulian pemerintah dalam mengecek pipa air untuk kemaslahatan ummat dikarenakan sistem kapitalis sekuler, pemerintah hanya memikirkan warga harus tepat waktu membayar air PAM tersebut, tetapi ketika rusak seperti ini mereka kurang peduli untuk cepat memperbaikinya, padahal pemerintah dipilih oleh rakyat untuk mengurusi masyarakat sehingga masyarakat dapat terurus secara baik. Sistem sekuler kapitalis ini membuat warga menderita, karena sistem ini memandang rakyat sebelah mata, mereka hanya memikirkan keuntungan mereka semata tanpa memikirkan bagaimana agar masyarakat terpenuhi semua kebutuhan hidupnya termasuk air. 


Islam Solusinya 

       

Di dalam Islam mengatur segalanya termasuk sistem pemerintahan yang sesuai dengan syariat Islam, setiap warga diurusi oleh pemerintahannya, contoh ketika ada wanita dan anaknya kelaparan, Umar bin Khattab sebagai Amirul mukminin membawa roti sendiri dan memasak untuk ibu dan anak-anak tersebut sehingga terurus kebutuhan makannya karena merupakan tanggung jawab pemimpinnya di akhirat jika ada warganya yang tidak dapat makan , yang kedua Umar sampai memikirkan ada jalan yang berlubang harus diperbaiki, karena kalau sampai ada keledai yang terperosok karena jalan berlubang maka Umar akan merasa berdosa karena tidak mengurusi jalan dengan baik. Sampai-sampai jalan keledai pun dipikirkan, begitulah kepemimpinan didalam Islam. Ada juga ketika Umar bin Abdul Aziz memimpin, maka tidak ditemukan warga yg kesusahan, semuanya mempunyai harta yg cukup dan berlebih sampai-sampai tidak ada yg mau menerima zakat dari Umar bin Abdul Aziz. Begitu mulianya Islam memimpin rakyatnya, semua dipikirkan sehingga tidak ada yang kekurangan. Karena sistem Islam memilih pemimpin harus yang taat  syariat Islam sehingga benar-benar bertanggung jawab penuh mengurusi rakyatnya karena kelak kepemimpinannya akan dimintai pertanggung jawaban diakhirat. 


Rasulullah SAW bersabda, "Kalian semuanya pemimpin (pemelihara) dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Seorang raja adalah pemimpin bagi rakyanya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang suami memimpin keluarganya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang ibu memimpin rumah suaminya dan anak-anaknya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang hamba (buruh) pemimpin harta milik majikannya akan ditanya tentang pemeliharaannya. Camkan bahwa kalian semua adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya." (HR Bukhari)


Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang taat kepadaku maka berarti taat kepada Allah, dan siapa yang maksiat kepadaku berarti maksiat kepada Allah, dan siapa yang taat kepada pimpinan yang aku angkat, berarti taat kepadaku, dan siapa melanggar pemimpin yang aku angkat, berarti melanggar aturanku." (HR Bukhari).


Rasulullah SAW bersabda, "Patuh dan taat itu (pada pemimpin) adalah wajib bagi seseorang dalam hal apa yang ia suka atau benci, selama tidak diperintah berbuat maksiat. Jika diperintah maksiat, maka tidak wajib patuh dan taat." (HR Bukhari).

Wallahua'lam bisshawwab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم