Mustahil Marak Kasus Pembullyan dalam Pendidikan Islam

 


Oleh: Ayu Fitria Hasanah S.Pd

(Pengamat Pendidikan dan Sosial Budaya budaya)


Pembullyan dalam pendidikan sekuler kapitalis menjadi masalah yang tidak pernah selesai. Salah satu dosa besar pendidikan ini semakin hari terus memakan korban. Seperti yang terjadi baru-baru ini, di cilacap seorang siswa melakukan perundungan kepada temannya hingga korban luka di wajah, memar di perut dan bahu kanan (tvonenews, 28/09/2023). 


Di bengkulu seorang siswi di bully hingga mengalami luka dan lebam, setelah sebelumnya dihina dan diejek soal fisik oleh para pelaku (detik.com, 30/09/2023). Remaja wanita berinisial sf (16) di kota makassar, sulawesi selatan (sulsel), dianiaya temannya berinisial hn dan viral di media sosial (detik.com, 29/09/2023) dan masih banyak lagi. 


Astaghfirullah, sesungguhnya kerusakan pendidikan sekuler kapitalis telah terlihat nyata kegagalannya dalam membangun manusia seutuhnya. Hal ini karena proses pendidikan dalam pendidikan sekuler kapitalis dilakukan memang tidak berorientasi untuk melahirkan insan-insan yang bertaqwa dan berakhlakul karimah, melainkan lebih didominasi sekedar untuk membangun skill agar saat lulus punya kemampuan bekerja dan menghasilkan uang. 


Kurikulum pendidikan yang tidak disusun berdasarkan agama, materi-materi pendidikan yang banyak memuat paham-paham barat dan jauh dari konten-konten agama. Wajarlah banyak peserta didik yang mengalami krisis moral dan biasa melakukan berbagai kedzaliman seperti perundungan karena jauh dari pemahaman agama atau pemahaman-pemahaman yang membentuk ketaqwaan.


Berbeda halnya dengan pendidikan dalam Islam, tujuan utama penyelenggaraan pendidikannya adalah untuk melahirkan orang-orang yang bertaqwa, yang standar-standar dalam berpikir dan bertindaknya menggunakan Islam. Kurikulumnya disusun berdasarkan aqidah Islam, serta dijauhkan dari paham-paham Barat yang bertentangan dengan Islam. Suasana amar makruf (saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran) menjadi budaya alami yang akan tercipta sebab itu adalah ajaran atau bagian materi dalam pendidikan Islam. Saling menyayangi sesama saudara muslim juga bagian materi yang sejak dini ditanamkan pada anak-anak. 


Standar-standar prestasi, kemuliaan didasarkan pada apa yang terdapat dalam Alquran, yakni yang paling bertaqwa. Sehingga semua peserta didik berlomba-lomba menjadi yang paling bertaqwa. Sebaliknya yang hina adalah yang melanggar syariah Islam, yang melakukan kedzaliman, sehingga anak-anak akan terdorong untuk malu dan menjauhi perbuatan tersebut. Oleh sebab itu, sudah saatnya menyikapi masalah maraknya pembullyan yang ada saat ini dengan kembali pada solusi pendidikan dalam Islam. Umat Islam harus kembali menerapkan pendidikan Islam dan meninggalkan pendidikan sekuler kapitalis.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم