Oleh: Nina Iryani, S.Pd
Beras merupakan bahan pokok makanan di Indonesia. Terutama bagi mereka yang tinggal di perkampungan. Beras jadi Bahan makanan pokok di urutan pertama sebagai kebutuhan primer. Selain mengenyangkan dan mengandung karbohidrat asupan gizi yang baik untuk kesehatan, beras juga menduduki urutan pertama komoditas jual beli bahan pokok di masyarakat Indonesia.
Keberadaan beras menjadi sangat penting guna menunjang kelangsungan hidup masyarakat. Apalagi Indonesia dikenal negara Agraris (negara pertanian) yang luas lahan pertaniannya, subur dan seharusnya mampu menstabilkan keberadaan beras, bekerjasama dengan ramalan cuaca dalam proses tanam nya, berikut dengan para pakar pertanian dalam penggunaan bibit unggul dalam pergantian bibit baru unggul dan hasil yang melimpah.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan bahwa inflasi beras pada bulan September 2023 adalah yang terparah dalam lima tahun terakhir. Ini adalah permasalahan yang serius.
"Untuk inflasi September 2023 secara month to month (bulanan) merupakan yang tertinggi sejak Februari 2018, Ungkapnya kepada Liputan6.com ditulis, Kamis (5/10/2023).
Menurut beberapa ahli ada beberapa faktor yang berperan. Salah satunya adalah keputusan beberapa negara untuk berhenti mengekspor beras untuk amankan stok pangan mereka. Selain itu ada fenomena cuaca El Nino yang mempengaruhi hasil panen secara luas di seluruh dunia, khususnya Indonesia.
Menghimpun data dari sistem pemantauan pasar dan kebutuhan pokok kementrian perdagangan pada Rabu, 4 Oktober 2023 menunjukkan bahwa harga beras medium telah naik menjadi Rp 13.400 per kg. Sebelumnya harga beras medium berada pada kisaran Rp 12.400 per kg. Demikian pula harga beras premium juga mengalami kenaikan menjadi Rp 15.000 per kg. Sementara harga sebelumnya harga beras premium berada di angka Rp 14.000 per kg.
Kepala BMKG, Dwi Karnawati pada bulan Mei 2023 sudah mengeluarkan imbauan penting kepada masyarakat dan pemerintah terkait potensi fenomena El Nino yang akan terjadi di Indonesia. Dalam keterangannya kepada media, beliau menekankan perlunya tindakan antisipatif yang segera diambil mengingat dampak yang mungkin ditimbulkan oleh musim kemarau yang diperkirakan lebih parah daripada tiga tahun sebelumnya.
Lalu, data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa harga beras eceran pada Agustus 2023 mengalami kenaikan sebesar 1,43 persen, dibandingkan bulan Juli 2023. Selain itu, secara tahunan, harga beras eceran juga mengalami kenaikan sebesar 13,76 persen.
Upaya pemerintah Indonesia mengatasi meningkatnya harga beras adalah dengan meluncurkan program Bantuan Sosial (Bansos), menyediakan beras sebesar 10 kg kepada 21.3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh negara.
Kenyataannya, penerima bantuan tidak merata, bahkan masih banyak keluarga yang seharusnya menerima, namun tidak tersentuh bantuan. Bantuan tersebut dirasa kurang sebab kemarau panjang membutuhkan lebih dari 10 kg.
Disamping itu, dengan adanya prediksi cuaca dan kerjasama para pakar pertanian dibawah naungan pemerintah mempersiapkan dengan matang apa yang akan terjadi seperti saat ini dengan tidak impor beras berlebihan ke luar negeri sebelum dan saat terjadi kejadian seperti ini guna menjaga harga stabil dan mengoptimalkan produk dalam negeri.
Namun ternyata tidak demikian. Disaat kita panen raya sebelum kemarau dan saat ini kita sibuk impor berlebihan, sehingga saat panen raya musim hujan harga beras sangat murah petani sampai alami kerugian, dan pada saat kemarau harga beras mengalami lonjakan signifikan. Tata kelola negara seharusnya menjadi acuan penting tiap pemerintah guna mempersiapkan dan mensejahterakan rakyatnya. Bukan mengambil keuntungan dari kesulitan rakyatnya.
Berdasarkan Q.S Al-Baqarah ayat 168 :
"Wahai manusia makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi."
Disisi lain berdasarkan Q.S Al-A'raf ayat 31:
"Makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
Berikut Q.S Al- An'am ayat 99 :
"Dan Dia lah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak."
Demikian Allah anugerahkan kita sebagai negara agraris dengan aturan Islam melimpahnya makanan termasuk beras dengan aturannya yaitu aturan Islam.
Dengan kekeringan ini, Islam ajarkan kita sholat Istisqa', Allah ajarkan kita mempersiapkan dan mengelola makanan dengan tidak berlebih-lebihan terutama dalam impor dan ekspor beras. Negara kita seharusnya jadi salah satu negara penghasil beras terbesar yang seharusnya siap memasok untuk negeri kita sendiri. Kalaupun harus impor tidak berlebihan guna mengoptimalkan produk dalam negeri.
Maka, dengan kembali ke pangkuan Islam, cintai Allah dengan aturannya, bangkit dengan Islam, optimalkan produk dalam negeri, pasokan siap dari musim penghujan menuju musim kemarau. Pemerintah wajib maksimalkan peran untuk menopang terlaksananya produksi hasil pertanian seminal beras ini.
Indonesia sejahtera dengan Islam bukan dengan aturan batil yang menggerus kepercayaan masyarakat. Wallahu'al bissawab.[]