Kelaparan Di Papua, Tanah yang Kaya Akan SDA

 



Oleh Teh Neng Okta


Sebanyak enam orang warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan yang melanda Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Hal itu disampaikan oleh Bupati Puncak Willem Wandik Mimika, Papua Tengah. (KOMPAS 27/7/2023).


Korban meninggal dalam kondisi lemas. Mereka terkena diare, panas dalam, dan sakit kepala. Musibah itu dipicu cuaca ekstrem. Temperatur udara sangat dingin dan tanpa hujan sejak Mei. Warga mengalami gagal panen ubi dan kedelai. Kondisi itu, membuat warga terpaksa mengonsumsi umbi-umbian busuk. Akibatnya, mereka terkena diare, sampai mengalami kematian. 


Sungguh miris kelaparan di Papua yang berujung pada hilangnya nyawa rakyat. Ironisnya, bahkan Papua kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), bahkan ada PT Freeport yang mengelola sejak tahun1967 sudah beroprasi kurang lebih 56 tahun, perlu di ketahui Sumberdaya Mineral wilayah Tambang Emas terbesar di Indonesia tahun 2022. 52% mencapai 229.893.75 ha.


Tambang Emas tersebut terbesar di enam kabupaten yakni Pegunungan Bintang, Keerom, Nabire, Dogiyay, Mimika dan Paniai. Papua juga memiliki sebanyak 1.76 juta ton biji dan 1.875 juta ton biji untuk cadangan perak berdasarkan data Booket Perak yang di rilis Kementrian Energi dan sumber daya Mineral 2020, dari cadangan sumber daya yang di miliki tanah Papua.


Namun kasus kematian rakyat Papua menggambarkan ketimpangan Pembangunan yang sejatinya memiliki kekayaan melimpah. Jika kita teliti lebih mendalam akar permasalahan ini adalah diterapkanya sistem kapitalisme sekulerisme. 


Dalam sistem sekulerisme kepemilikan apapun termasuk kepemilikan kekayaan alam yang seharusnya hak milik umum bisa menjadi milik individu bahkan milik swasta dan asing yang akan menguntungkan segelintir orang saja. 


Disamping itu, negara hanya sebagai pembuat kebijakan (regulator) yang memuluskan para korporat menguasai SDA yang notabennya milik rakyat. padahal privatisasi SDA menyebabkan kemiskinan Sistematik buktinya rakyat atau warga Papua semakin terpuruk.


Sungguh sangat miris memang tanah Papua yang begitu kaya akan sumber daya alam nyatanya rakyat di tanah Papua banyak yang meninggal karena kelaparan. Selama sistem kufur ini diterapkan maka kesengsaraan akan terus terjadi, maka dari itu sistem kufur ini harus segera di ganti dengan sistem yang benar yakni sistem Islam. 


Islam memandang, bahwa kesejahteraan dan keamanan rakyat adalah tanggung jawab negara. Sistem Islam memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, dan papan, yang wajib dipenuhi oleh negara ke setiap individu-individu. 


Dibawah kepemimpinan pemimpin Islam, tidak akan mungkin terjadinya bencana kelaparan yang berujung kematian. Karena pemimpin dalam islam pasti melindungi dan meriayah rakyatnya. 


Sistem islam akan mengelola sumber daya alam dan hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat, sehingga rakyat menikmati sumber daya alam yang sudah jelas milik rakyat. Umat sangat membutuhkan sistem islam secara kaffah, sebagai solusi seluruh problematika umat. 

Wallahua'lam bishshawab.

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم