Bobroknya Tata Kelola Sampah

 



Oleh Nina Iryani, S.Pd.                  


Sampah merupakan benda yang sejatinya selama manusia hidup itu keberadaannya selalu ada. Baik sampah pencernaan maupun sampah berbentuk benda pembungkus sisa makanan maupun minuman yang sejatinya dibuang pada tempatnya, di daur ulang, atau dipilih yang bisa dijadikan cuan.                           


Padahal sejatinya penggunaan tepat guna pada sampah baik organik maupun non organik bisa digunakan dengan sangat baik. Lingkungan pun akan bersih, nyaman  dan upaya pencegahan banjir di musim hujan. Sebab adanya sampah dalam jumlah banyak bisa mengakibat kan tersumbatnya aliran air, terjadinya luapan air tak terkendali, mendatangkan bakteri dan kuman serta merusak ekosistem air.


Sistem saat ini dengan mengusung kebebasan berprilaku, menyebabkan individu bebas buang sampah sembarangan, baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan tempat wisata seperti yang terjadi di Pantai Pangandaran. Sampah berserakan di sekitar pantai akibat ulah pengunjung. Belum lagi sampah kiriman muara Citanduy, Kidang Pananjung dan sungai-sungai yang terhubung ke Pantai Pangandaran.


"Biasanya ini terjadi setelah musim pancaroba, sampah-sampah kiriman dari hulu sungai ke laut," kata Mamah saat berbincang dengan detik Jabar, Senin (24/7/2023).         


"Kan jaring itu bisa menampung ikan satu kwintal, kalau dapat ikan 50 kg, sampah nya kadang 30kg ke angkut nya, itu sekali narik." Ucap nya.              


DLHK Pangandaran mencatat pada tahun 2021 dari 432 ribu penduduk Pangandaran yang berasal dari 10 Kecamatan jumlah sampah ulyang diproduksi per hari ada 172 ribu kilogram dan dalam setahun bisa mencapai 63 ribu ton. Sedangkan yang ditangani per tahun hanya 17 ribu ton. "Jumlah itu pun tak jauh berbeda pada tahun 2022," katanya.


Islam memandang apapun yang dilakukan manusia, apalagi secara sengaja yang berakibat merusak atau merugikan diri sendiri, orang lain maupun lingkungan merupakan dosa. Sebab, dengan kasus sampah yang berakibat rusaknya ekosistem air, terjadinya polutan, terjadinya banjir dan menghambat proses kinerja nelayan dalam menjaring ikan merupakan masalah bersama yang harusnya dilakukan solusi terbaik diantaranya; 

1) adanya sangsi tegas bagi pembuang sampah sembarangan, 

2) sampah yang terlanjur ada baik di daerah bibir pantai maupun di dalam pantai diambil besar besaran dipilih yang masih bisa didaur ulang, bagi yang tidak lagi bisa didaur ulang dikeringkan dan dibakar di pembakaran tertutup dengan alat bakar sebagai fasilitas negara, 

3) adanya tong sampah yang dipisah antara sampah plastik, sampah organik dan  sampah botol plastik atau yang bisa di daur ulang, 

4) pembersihan dan penggunaan pipa - pipa saluran air tanpa sumbatan apapun, 

5) pemerintah menggalakan go green dan kesadaran bersama masyarakat untuk saling menjaga kebersihan. 


Sebagaimana yang tertuang dalam Qur'an surat Ar-Rum ayat 41 bahwa :

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar."                                 


Diriwayatkan dari Abu Malik Al-Asy'ari  Radiyallohu'anhu dia berkata, Rasulullah SAW bersabda :

"Kebersihan adalah sebagian dari iman." 

(H.R Muslim, At-Tirmidzi dan Ahmad).

        

Demikian Islam memberikan solusi terbaik, solusi yang digunakan sampai akar masalahnya, bukan solusi yang mendatangkan masalah baru. Hanya dengan Islam Pangandaran bersih dan sehat. Hanya dengan Islam kesadaran menjaga lingkungan terjadi, tiada solusi terbaik selain solusi Islam.

Wallohu'alam bissowab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم