Program Kolega, Ikan Lele dan Stunting

 


Oleh: Fatimah Abdul (Pemerhati Sosial dan Generasi)


Masalah stunting adalah masalah lama dan sudah ada sejak dulu, namun hingga sekarang masalah ini masih saja belum dapat di atasi. Negeri yang konsisten menerima julukan negara berkembang, padahal memiliki sumber kekayaan yang berlimpah. Seharusnya masalah stunting yang memiliki hubungan erat dengan faktor kemiskinan ini mampu diatasi dengan adanya pengelolaan sumber daya alam yang melimpah. Tetapi sekali lagi fakta berkata lain. Negeri yang konon gemah ripah loh jinawi ini penduduknya banyak yang berada pada kondisi miskin secara ekonomi. Seharusnya para intelektual dan para pejabat negeri ini mau melihat dengan hati nurani serta segera mengambil tindakan untuk menyelamatkan rakyat dari kemiskinan dan kelaparan. Stunting harus segera diatasi karena generasi butuh kondisi fisik yang kuat untuk mampu meneruskan kehidupan di masa yang akan datang.


Gagalnya penguasa mengatasi stunting sebenarnya karena memang mereka gagal dalam mengidentifikasi akar masalah yang ada, sehingga solusi yang diberikan pun sama sekali tidak menyentuh akar masalah tersebut. 


Seperti yang terjadi baru-baru ini di Pemkab Kediri yang mengeluarkan program Kolega. Program ini disebut sebagai terobosan baru untuk mengatasi stunting dimana Pemkab Kediri bekerjasama dengan Dinas Perikanan akan menyediakan pasokan ikan lele. Program Kolega menyediakan rata-rata 10  kolam lele dalam satu wilayah posyandu. Dengan demikian masyarakat tidak akan mengalami kesulitan untuk mencari ikan berkumis tersebut.


Dilansir dari afederasi.com bahwasanya bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menghimbau masyarakat Kediri untuk membantu upaya pemerintah dalam mengatasi stunting dengan cara mengkonsumsi ikan lele.


Mas Dhito, sapaan akrabnya, mengatakan produksi lele di Kabupaten Kediri melimpah. Pada tahun 2022 lalu produksi lele 16.310,1 ton meningkat dari tahun sebelumnya di angka 16.279,8 ton. 


“Kita genjot melalui Dinas Perikanan dengan kolega program, kolam lele keluarga,” kata Mas Dhito (afederasi.com, 7/7/2023)


Apakah dengan mempermudah penyediaan ikan lele masalah stunting di kota Kediri ataupun di kota-kota lain dengan program serupa akan mampu diatasi? Apakah ini merupakan solusi yang mampu menjawab problematika stunting?


Stunting menurut siloamhospitals.com merupakan gangguan yang terjadi pada anak-anak dan berpengaruh terhadap pertumbuhan. Stunting adalah salah satu jenis masalah kesehatan anak akibat gizi yang buruk. 


Stunting biasanya ditandai dengan pertumbuhan tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan usianya. Penyebab utama dari stunting adalah tidak cukupnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan. Faktor utama pemicu stunting adalah kurangnya gizi pada ibu selama masa kehamilan. Ini berarti stunting sebenarnya bisa jadi dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan. 


Bisa disimpulkan bahwa stunting ini ada karena kurangnya asupan gizi dari makana sehat. Kenyataannya harga bahan makanan kian hari kian naik. Sementara penghasilan yang didapat tidaklah mencukupi untuk kebutuhan akan makanan sehat. Selain itu adanya faktor lain seperti kurangnya pengetahuan calon ibu akan pentingnya pemenuhan gizi yang baik selama  masa kehamilan dan pasca melahirkan. Kurangnya persediaan air bersih, akses kesehatan yang sulit, riwayat penyakit tertentu yang menghalangi penyerapan nutrisi dalam tubuh.


Jadi, jelas bahwasanya stunting kurang tepat bila diatasi hanya dengan kemudahan akses penyediaan ikan lele. Apalagi ikan tersebut di beli dengan uang masing-masing. Kebutuhan akan konsumsi  makanan dengan gizi yang mencukupi diperlukan setiap harinya dari bermacam-macam jenis makanan, sayuran dan buah tidak hanya mengkonsumsi ikan saja.


Stunting bisa diatasi bahkan bisa dicegah dengan mengentaskan kemiskinan terlebih dahulu. Namun dengan penerapan sistem kapitalisme di negeri ini, masalah kemiskinan mustahil untuk di selesaikan. Paradigma sistem kapitalisme yang mementingkan materi dan keuntungan tidak akan mampu mensejahterakan rakyat karena di mata kapitalisme rakyat adalah konsumen yang merupakan ladang untuk mencari keuntungan. Semuanya dijadikan bisnis mulai dari pendidikan, kesehatan bahkan dunia hukum pun di jadikan ekosistem untuk mencari cuan.


Parahnya lagi pemerintah juga ikut menjadikan rakyat (yang semestinya diurus secara total) justru dijadikan konsumen pula atas barang yang seharusnya dapat di suplai dengan mudah dan murah. Lantas dari mana kemiskinan bisa dientaskan bila fakta yang terjadi seperti itu?


Jadi penting sekali untuk mensejahterakan masyarakat terlebih dahulu untuk mencegah stunting. Bila kondisi rakyat sejahtera, tercukupi semua kebutuhannya maka masalah kekurangan gizi pada anak-anak dan ibu hamil tidak akan terjadi. Sistem Islam memiliki cara jitu untuk menyelesaikan problem ini. Islam menjamin kebutuhan akan sandang, pangan dan papan dengan mekanisme tidak langsung melalui penyediaan lapangan pekerjaan seluas-luasnya sehingga para kepala rumah tangga mampu mencukupi kebutuhan keluarganya. 


Tidak hanya itu, pemerintahan Islam juga memberikan layanan kesehatan secara cuma-cuma kepada masyarakat sehingga mereka tidak menanggung beban atas biaya pengobatan. Selain itu pendidikan dalam Islam juga diberikan secara gratis kepada setiap individu dengan kurikulum berbasis akidah dan tsaqofah Islam.Termasuk didalamnya edukasi tentang  dunia gizi dan kesehatan.


Keamanan dijamin bagi setiap warga negara atas harta dan juga nyawa. Hukum ditegakkan dengan seadil-adilnya berdasarkan hukum-hukum Syariat. Perbuatan perzinahan yang dapat menghasilkan kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga berpotensi membuat pertumbuhan janin terganggu akibat kondisi psikis ibu yang tidak stabil bisa dicegah. Bahkan praktik aborsi pun bisa teratasi .


Sistem Islam yang terintegrasi antara yang satu dengan yang lainnya, diterapkan secara sempurna akan mampu mengatasi semua masalah tidak hanya stunting dan kemiskinan saja. Khalifah Umar bin khattab bahkan memberikan santunan kepada semua bayi yang baru lahir untuk menjamin kebutuhan akan gizi mereka. Program Kolega yang digagas oleh Pemkab Kediri jelas tidak akan mampu menyentuh akar masalah stunting. Butuh penyelesaian yang lebih kompleks dan sistemis bukan menyelesaikan dengan jalan pragmatis. Wallahua'lam bishawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم