@Ghaziatia
Hari Anak Nasional (HAN) 2023 diperingati setiap tanggal 23 Juli. Setiap tahunnya juga, Hari Anak Nasional mengusung tema yang berbeda-beda. Kali ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) RI mengusung tema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju".
KemenPPPA RI juga mengeluarkan tagline yang dapat digunakan yakni #BeraniKarenaPeduli. Makna dari tagline tersebut adalah anak menjadi agen perubahan dalam menyuarakan hak-haknya.
Dari tema di atas, pemerintah mengeluarkan beberapa sub tema dalam peringatan Hari Anak Nasional diantaranya:
1. Cerdas Bermedia Sosial Menuju Generasi Emas
2. Anak Pelopor dan Pelapor
3. Pengasuhan Layak Untuk Anak Indonesia
4. Wujudkan Lingkungan Yang Aman untuk Anak
5. Stop Kekerasan, Perkawinan Anak, dan Pekerja Anak
Target besar yang ingin dicapai dari peringatan Hari Anak Nasional kali ini adalah mewujudkan Indonesia layak anak pada tahun 2030 dan mewujudkan generasi emas pada tahun 2045 tanpa perkawinan dan kekerasan pada anak.
Bagaimana dengan Fakta Saat Ini?
Hampir setiap hari kita menyaksikan berita permasalah anak. Mulai dari kekerasan pada anak, stunting, perdagangan anak, prostitusi anak, bullying, tawuran, dan sederet permasalahan lainnya.
Begitu pula orang tua yang merasakan tantangan mengasuh dan mendidik anak yang makin hari makin berat dari sebelumnya. Orang tua harus berfikir keras bagaimana menyelamatkan anak-anak mereka dari ancaman berat di era digitalisasi yang semakin masif.
Sistem sekarang adalah sistem persaingan dan sistem kebebasan. Tidak membangun dan menciptakan suasana lingkungan yang layak untuk anak. Anak punya hak untuk hidup sejahtera, mengalami masa tumbuh kembang sesuai dengan fitrah, sandang pangan papan terpenuhi, pendidikan, kesehatan, dan keamanan yang terjamin. Namun yang terjadi hari ini dalam sistem kapitalisme, anak justru diarahkan untuk menjadi penopang sistem kapitalisme untuk mewujudkan tujuan pemerintah.
Bagaiman Islam Memandang Hak Anak?
Anak adalah objek yang memang sebenarnya harus diurus, bukan dijadikan sebagai subjek. Islam sebagai agama yang fitrah memposisikan anak adalah amanah pemberian dari Allah swt. Sehingga jika memperlakukan anak maka harus sesuai dengan sudut pandang Sang Pencipta, bukan dalam sudut pandang bebas seperti saat ini.
Regulasi ada, tapi tidak mampu untuk menyelesaikan masalah anak. Justru semakin kompleks permasalahannya. Hal ini dikarenakan regulasi tersebut tidak menyentuh masalah paradigma mendasarnya.
Bagaimana Islam Mewujudkan Anak-Anak Yang Berkembang Sesuai Fitrah Untuk Mewujudkan Peradaban Agung?
Saat ini regulasi satu dengan yang lain berdiri sendiri-sendiri tidak menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam islam, ketika ingin mewujudkan generasi yang cemerlang dan berjiwa pemimpin sudah dibuat sebuah mekanisme yang apik dan rinci, diantaranya:
1. Sistem Ekonomi
Dalam hal ini, sistem ekonomi sangatlah penting untuk menunjang kesejahteraan. Dengan adanya sistem ekonomi islam, akan ada distribusi kekayaan yang merata. Negara akan memastikan semua masyarakat mendapat sandang, pangan, papan yang merata di seluruh tempat. Selain itu pendidikan dan keamanan bisa dirasakan semua rakyat sehingga tidak ada pengotak-kotakan kota layak anak.
2. Sistem Pendidikan
Ketika sistem ekonomi sudah baik, maka selanjutnya adalah sistem pendidikan yang baik. Ketika banyak gempuran faham feminisme, libelarisme dan sekulerisme, banyak orang-orang yang tidak tau cara mengurus anak. Maka pendidikan islam penting untuk mendukung supaya seorang wanita bisa menjadi ibu yang baik dan pendidik untuk anaknya.
3. Sistem Hukum
Dengan adanya sistem hukum saat ini, dimana anak tidak bisa dihukumi jika di bawah umur. Maka kejahatan dan kemaksiatan akan terus meningkat. Beda halnya dengan sistem hukum islam yang membuat jera pelakunya. Hukuman untuk anak berlaku ketika ia sudah baligh.
Tiga hal di atas adalah satu kesatuan, sudah menjadi satu paket. Untuk mewujudkan ketiganya dalam satu paket butuh peran negara. Maka dari itu, kita jangan diam saja, hanya jadi penonton saja, tidak melakukan apa-apa dan hanya mencukupkan diri hanya dengan anak-anak kita saja. Kita bahu-membahu mewujudkan negara pencetak generasi cemerlang dengan tegaknya Islam secara kaffah.[]