Pesan untuk Para Pejuang Dakwah ketika Lelah



Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice)


Dalam buku 25 Kisah Cemerlang Taqiyuddin An- Nabhani - Sang Mujahid Dakwah, Syaikh Taqiyuddin berpesan kepada para bagi para Da'i yang mulai kehilangan optimisme atas keberhasilan dakwah. Beliau menyampaikan: 


 "Kemenangan itu dalam genggaman Allah, bukan beban bagi para pembela Agama-Nya. Beban bagi pengemban dakwah hanyalah berencana dan berusaha. Tawakkul adalah sinar pertama yang menjadi tanda bersinarnya kesudahan dakwah."


Sebuah pertanyaan yang Syaikh Taqiyuddin ajukan sesungguhnya memukul telak kita yang merasa lelah dalam dakwah, "Apakah keyakinan Anda sekalian hanya bertumpu pada kekuatan pemikiran dan tangan kalian, keadaan yang mengungkung kalian, dan kekuatan musuh yang kalian hadapi? Tidakkah batin Anda sekalian menyaksikan ada kekuatan dan dan kekuasaan lain yang menjadi penentu tunggal kemenangan dakwah?" 


Lanjut Beliau, "Kekuatan di atas kekuatan - kekuatan, kekuasaan di atas kekuasaan - kekuasaan. Dia-lah Allah sang pemilik kekuatan dan kekuasaan abadi dan hakiki, yang akan mengunggulkan tangan Anda sekalian yang tampak lemah, menundukkan keadaan setunduk-tunduknya, dan meremukkan kekuatan para tiran penghalau dakwah." 


Masya Allah, harusnya semua yang disampaikan Syaikh Taqiyuddin tepat menyentuh hati dan pikiran para syabab yang mulai lelah, yang mempertanyakan kapan perjuangan ini berakhir, yang kakinya mulai melangkah keluar dari gelanggang dakwah. 


Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari karena memilih berhenti bergerak dan berharap  tentang bisyaroh tegaknya kembali Islam Kaffah. Bukankah Allah telah berjanji dalam firman-Nya?


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَـيَسْتَخْلِفَـنَّهُمْ فِى الْاَ رْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَـيُبَدِّلَــنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًا ۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـئًــا ۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ


"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."

(QS. An-Nur 24: Ayat 55)


Jangan sampai kita menyesal dengan penyesalan yang mendalam, seperti seorang Rasyad Jamal, seorang buruh di Suriah pada tahun 1959. Rasyad menyimpan penyesalan yang mendalam karena menjadi salah dari orang-orang yang kehilangan optimisme yang dibangun Syaikh Taqiyuddin. 


"1tahun, 10 tahun, 20 tahun, hingga puluhan tahun aku menyaksikan para pemuda pewaris jejak Syaikh Taqiyuddin terus lahir," kenang Rasyad. "Hakikat kemenangan itu sesungguhnya sudah mereka raih bahkan sebelum mereka sampai pada tujuan. Andai aku dahulu mendengar pesan tersebut dalam halqah-halqah dari pembimbingku, tentu itu akan menjadi mata air yang terus mengalir tanpa henti untuk menyegarkan motivasi dakwahku." 


Bagaimana? Pantaskah kita merasa lelah? Pantaskah kita kelak berharap lebih dari dari Sang Pemilik Kemenangan untuk mendapatkan jannah-Nya? Sedangkan tidak ada jaminan apapun untuk kita saat ini. Astaghfirullah. 


*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم