Generasi yang Dirindu Surga



Endah Sulistiowati
Dir. Muslimah Voice


For your information, kalau jumlah pemuda di Indonesia setara dengan 24% dari total penduduk di tanah air hingga akhir tahun 2022 lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan terdapat 65,82 juta pemuda di Indonesia pada 2022. Jumlahnya tentu saja akan bertambah di tahun ini.


Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045. 


Jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik tentu akan membawa dampak buruk terutama masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi. Juga termasuk pengaruh globalisasi bisa berimbas pada kualitas generasi.


Generasi Masa Depan Indonesia


Indonesia bercita-cita mewujudkan generasi emas 2045. Meskipun masih 20 tahun lagi, Indonesia harus mulai menyiapkan diri. Adapun cita-cita Indonesia untuk generasi emas tersebut antara lain:


1) Memiliki kecerdasan yang komprehensif, yakni produktif, inovatif.
2) Damai dalam interaksi sosialnya, dan berkarakter yang kuat.
3) Sehat, menyehatkan dalam interaksi alamnya.
4) Berperadaban unggul.


Memang sangat mulia cita-cita Indonesia mewujudkan generasi emas ini. Namun sayangnya gempuran kapitalisme global yang menjadikan pemuda sebagai salah satu targetnya, membuat generasi Indonesia banyak yang harus tunduk dengan budaya hedon yang jauh dari cita-cita Indonesia. 


Pergaulan bebas, hamil diluar nikah, tawuran, narkoba, hingga kriminal telah menjadi santapan hari-hari generasi saat ini. Didukung dengan lingkungan yang nir empati serta longgarnya aturan dan hukum, membuat rusaknya generasi hampir tidak terkendali. Sehingga jika hal ini terus menerus dibiarkan, tentunya generasi emas itu tidak akan terwujud. Justru Indonesia akan minus generasi. 

Menjadi Generasi yang Dirindu Surga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَشَابٌّ نَشَأَ فِى عِبَادَةِ رَبِّهِ»

Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”.

Hadits yang agung ini menunjukkan betapa besarnya perhatian Islam terhadap hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi seorang pemuda muslim sekaligus menjelaskan keutamaan besar bagi seorang pemuda yang memiliki sifat yang disebutkan dalam hadits ini.

Syaikh Salim al-Hilali berkata: “(Hadits ini menunjukkan) keutamaan pemuda yang tumbuh dalam dalam ketaatan kepada Allah, sehingga dia selalu menjauhi perbuatan maksiat dan keburukan”.

Imam Abul ‘Ula al-Mubarakfuri berkata: “(Dalam hadits ini) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhusukan (penyebutan) “seorang pemuda” karena (usia) muda adalah (masa yang) berpotensi besar untuk didominasi oleh nafsu syahwat, disebabkan kuatnya pendorong untuk mengikuti hawa nafsu pada diri seorang pemuda, maka dalam kondisi seperti ini untuk berkomitmen dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah (tentu) lebih sulit dan ini menunjukkan kuatnya (nilai) ketakwaan (dalam diri orang tersebut)”.

Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ»

“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah

Shabwah artinya: pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.

Inilah sosok pemuda muslim yang dicintai oleh Allah Ta’ala dan pandai mensyukuri nikmat besar yang Allah Ta’ala anugrahkan kepadanya, serta mampu berjuang menundukkan hawa nafsunya pada saat-saat tarikan nafsu sedang kuat-kuatnya menjerat seorang manusia. Ini tentu merupakan hal yang sangat sulit dan berat, maka wajar jika kemudian Allah Ta’ala memberikan balasan pahala dan keutamaan besar baginya. 

Siapa yang tidak ingin menjadi generasi yang dirindukan surga, generasi yang mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT? Sehingga menguatkan aqidah, mengkaji Islam dan mengamalkan, serta bergabung dalam sebuah jamaah adalah langkah awal bagi para generasi agar bisa menjaga diri dari kejamnya kapitalisme. []



*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم