Upah Dipangkas, Rakyat Tertindas



Oleh : Gayuh Rahayu Utami 

(Pegiat Literasi Kota Malang)


Sebuah kondisi miris menimpa para pengemudi ojek online (ojol) di negeri ini di tengah kondisi ekonomi yang begitu sulit dan negara mengalami resesi. Penghasilan mitra ojek online (ojol) mengalami penurunan signifikan sejak beberapa tahun lalu. Dikabarkan, hal ini terjadi akibat potongan besar yang dilakukan oleh Gojek dan Grab.


Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia營gun Wicaksono menjelaskan, saat tahun-tahun pertama kehadiran ojol, para pengemudi bisa mengantongi Rp5 juta hingga Rp10 juta.


Namun, kondisi tersebut kini berbanding balik sejak beberapa tahun terakhir. Ia mengatakan, penurunan pendapat driver ojol bisa mencapai 50 persen atau bahkan di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP).  Penurunan terjadi sejak tahun 2019 sebelum pandemi melanda. Potongannya pun bisa dikatakan cukup besar. Kini banyak yang beralih profesi menjadi pegawai kantoran. Dengan kata lain menjadi mitra ojol menjadi usaha sambilan bukan sebagai penghasilan utama. (CNBC.com, 1 April 2023).


Anehnya, upah mitra ojol mengalami penurunan tetapi jam kerja operasional ditambah. Sungguh tidak seimbang dengan pendapatan dan jam kerjanya. Sudah rakyat mengalami kesusahan malah semakin diperas. Kondisi di sistem saat ini diterapkan yaitu kapitalisme di mana rakyat mendapatkan pekerjaan begitu sulit. Jika ada lapangan kerja pun, yang mengendalikan adalah pihak perusahaan bukan di bawah kendali negara. Kesejahteraan pada sistem kapitalisme berada di bawah para pengusaha yang berinvestasi di negeri ini. Hal ini membuktikan bahwa negara berlepas tangan untuk memberikan lapangan pekerjaan kepada rakyatnya. 


Akibat dari pemangkasan upah pada aplikasi ojek online, para pencari nafkah mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang hari ini harga-harga kebutuhan pokok semakin melambung dan tidak terbendung. Pada sistem saat ini memang terbukti bahwa kesejahteraan rakyat sejatinya bukan menjadi skala prioritas, bahkan rakyat semakin terpinggirkan di tengah himpitan ekonomi. Adapun yang mendapatkan keuntungan sebenarnya adalah para pengusaha, sedangkan rakyat kecil adalah pihak yang dirugikan pada sistem kapitalisme. Dalam sistem kapitalisme ibarat hukum rimba, yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan binasa. Rakyat kecil dihimpit dari segala aspek. Diantaranya sulit memenuhi kebutuhan hidup, akses kesehatan mahal, keamanan mahal, pendidikan mahal, jalan tol mahal, dan lain sebagainya. Jika ingin mendapatkan fasilitas publik harus merogoh kocek yang begitu dalam. Hanya segelintir orang yang bisa mendapatkan fasilitas tersebut dan terjadi kesenjangan yang begitu mencolok antara orang kaya dan orang miskin. 


Lain halnya dengan sistem yang berlandaskan Islam. Negara wajib memberikan lapangan pekerjaan seluas-luasnya kepada rakyat terutama kepada para laki-laki yang berkewajiban menafkahi anggota keluarganya. Sumber daya alam pun harus dikelola secara mandiri oleh negara dan tidak boleh adanya intervensi dari pihak swasta maupun. Negara memberdayakan sumber daya manusia dalam negeri dengan baik bukan mendatangkan tenaga kerja asing yang terbukti dalam sistem ini membuat rakyat merasa terpencil di negeri sendiri walaupun mendapat gelar sarjana sampai gelar doktoral. Sistem ekonominya pun butuh diubah polanya menjadi sistem ekonomi Islam di mana sistem ekonomi yang berasal dari Allah terbukti berjaya selama 13 abad bahkan pada masa Umar Bin Abdul Aziz seluruh rakyat tidak mendapatkan zakat karena kebutuhan pokok tercukupi tanpa adanya kasus kelaparan. 


Jika ingin sejahtera yang sebenar-benarnya maka hendaknya sudah menyadari bahwa sistem kapitalisme hari ini terbukti menyengsarakan rakyat dari hulu ke hilir. Mari kita turut berkontribusi untuk memperjuangkan hadirnya sistem yang diridhoi Allah yaitu sistem Islam. Perlu kita pahami bahwa kejayaan Islam akan kembali adalah janji Allah. Namun butuh adanya upaya bukan menunggu dan duduk manis serta mencukupkan diri dengan berbagai ibadah ritual. Sangat dibutuhkan adanya kesadaran politis dari seluruh lapisan masyarakat bahwa negeri ini membutuhkan perubahan yang hakiki dengan menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Mari kita mewujudkan kehidupan yang mulia di bawah naungan Islam.

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم