Ramadan, Madrasah Bagi Keluarga

 



Oleh: Erna Ummu Azizah


Ramadan bulan penuh berkah dan ampunan. Bulan dimana kaum muslimin akan ditempa selama kurang lebih satu bulan untuk melaksanakan ibadah yang diperintahkan Allah SWT. Begitupun dengan keluarga. Ramadan adalah momentum dimana keluarga bisa saling menjalin kedekatan, juga berlomba-lomba dalam kebaikan.


Allah memerintahkan kita untuk senantiasa menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Sebagaimana firman-Nya:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ


“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.“ (QS. At-Tahrim: 6)


Maka di sinilah pentingnya menjadikan Ramadan sebagai madrasah, momentum untuk belajar banyak hal, diantaranya:


1. Melatih ketaatan


Allah memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa di bulan Ramadan (lihat surah Al-Baqarah ayat 183). Selain itu, disunnahkan untuk melaksanakan ibadah shalat tarawih. Menghidupkan malam-malam bulan Ramadan semata karena Allah. Juga rajin tilawah Qur'an, bukan hanya dibaca, namun juga dipahami artinya. Dan tak lupa untuk memperbanyak doa, memohon ampun, dan memohon segala hal yang kita butuhkan.


"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (Al-Baqarah: 186)


2. Melatih kejujuran


Ketika berpuasa terkadang banyak godaan, seperti halnya ingin berbuka lantaran lapar dan dahaga. Bisa saja jika tak kuat iman, maka akan sembunyi-sembunyi menyantap makanan atau minuman. Di sinilah kita bisa menempa diri maupun keluarga untuk ingat bahwa Allah Maha melihat. Manusia tidak tahu, tapi Allah Maha tahu. Sehingga menjadikan kita belajar jujur.


3. Melatih kesabaran


Dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan, terkumpul tiga kesabaran sekaligus, yaitu kesabaran dalam menaati perintah Allah, kesabaran dalam menjauhi larangan-Nya dan kesabaran dalam menerima ketetapan-Nya yang dirasa kurang nyaman, seperti lapar, haus, lemas dan sebagainya. Selain itu terkadang banyak godaan yang membuat kita emosi dan ingin meluapkan amarah.


Maka di sinilah kita dan keluarga belajar untuk bersabar. Jangan sampai puasa kita sia-sia dan hanya mendapatkan lapar dan dahaga. “Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu (sia-sia) dan rofats (kata-kata tidak layak). Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim).


4. Melatih kepedulian


Dalam menjalankan ibadah puasa, kita belajar untuk menahan rasa lapar dan haus. Disini kita seolah diajarkan merasakan bagaimana saudara-saudara kita di luar sana yang mungkin saja sedang kelaparan karena tidak mempunyai makanan. Sehingga kita pun merasakan apa yang mereka rasakan (empati). Terlebih saudara-saudara muslim kita yang diuji kelaparan, seperti yang terjadi di Afganistan, Yaman, Somalia, dan sebagainya.


Bersyukur kita di sini masih Allah berikan makanan untuk kita santap saat berbuka maupun sahur. Maka dari itulah di bulan Ramadan ini kita dan keluarga dilatih untuk mau berbagi, bersedekah, menginfakan sebagian harta yang kita miliki untuk membantu kerabat, saudara terdekat, dan orang-orang yang membutuhkan di sekitar kita.


Selain itu kita pun harus terus semangat untuk berdakwah agar khalifah, yaitu pemimpin kaum muslim yang amanah dan bertakwa, bisa kembali hadir untuk menjaga kaum muslimin. Jangan sampai seperti saat ini, saudara kita banyak yang kelaparan, bahkan saudara kita muslim Kashmir dan Uighur mengalami penindasan sehingga sulit untuk melaksanakan ibadah puasa dan yang lainnya.


Ingatlah sabda Rasulullah SAW, 

”Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit, seluruh tubuh turut merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam.” (HR al-Bukhari dan Muslim).


5. Melatih kedisiplinan


Adanya waktu berbuka dan makan sahur, menjadikan kita dan keluarga terjadwal, sehingga terbiasa untuk tidur lebih awal, tidak begadang untuk hal yang tidak bermanfaat, juga menjadi terbiasa bangun pagi dan tidak kesiangan waktu subuh. Hikmahnya kita dan keluarga jadi belajar disiplin, sehingga tidak ada lagi cerita terlambat datang ke kantor, sekolah, ataupun yang lainnya.


Oleh karena itu, mari jadikan Ramadan sebagai madrasah untuk mendidik diri dan keluarga kita menjadi pribadi yang berakhlak karimah. Serta bersama-sama menumbuhkan kedekatan dan ketaatan kepada Allah SWT. Wallahu a'lam bishshawwab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم