Kriminal Merajalela Jelang Hari Raya

 


Oleh Ai Hamzah


Stabilitas keamanan dibutuhkan oleh semua aspek kehidupan. Namun,saat ini menjelang Lebaran Idul Fitri, berbagai kriminalitas bermotif ekonomi marak terjadi. Sehingga membuat resah masyarakat. Yang seharusnya masyarakat dengan nyaman dan aman disibukkan dengan kegiatan Ramadhan, malah menjadi was-was dan gelisah. Karena kriminalitas terjadi dimana mana.


Aneka kriminalitas jelang hari raya ini misalnya; pencurian kendaraan bermotor (curanmor), pencurian biasa, pecah kaca mobil, hingga penipuan dan terbaru modus  aksi pencurian memakai QRIS kotak amal Masjid. Penipuan itu menyebarkan QRIS Code ke kotak amal Masjid. Disebar ke Masjid seolah dari lembaga amal, laziz atau lembaga yayasan pondok. Sehingga ini terkesan kegiatan ibadah. Dimana saat bulan Ramadhan ini seorang muslim sangat giat untuk beribadah termasuk infak dan shadaqah. 


Modus baru penipuan berkedok sumbangan sedekah pembangunan masjid ini cukup menghebohkan. Dimana pelaku menyebar stiker QRIS untuk menghimpun uang orang-orang dermawan demi dirinya sendiri. Tak tanggung tanggung dalam sepekan bisa meraup belasan juta rupiah sungguh fantastis. Sticker QRIS ini tersebar kurang lebih 38 mesjid di Jakarta, mulai dari mesjid perkantoran dan pusat pembelanjaan. detik.com, Rabu 12 April 2023


Menjelang hari raya Idul Fitri yang seharusnya menjadi hari untuk mempersiapkan kedatangannya oleh umat Islam untuk bersuka cita, malah menjadi hari berkabung karena kriminalitas menimpanya. Atau malah menjadi resah gelisah karena khawatir menimpanya. Padahal hari raya itu sangat ditunggu oleh umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa. 


Memang sistem sekarang ini sangat dengan mudah seseorang melakukan sesuatu untuk meraup keuntungan sendiri. Yang penting kebutuhan dirinya tercukupi. Tak dihiraukan penderitaan orang lain. Penguasa pun seolah tak peduli terhadap penderitaan masyarakat ini. Semua dibebankan kepada masyarakat. Siapa yang kuat maka dialah yang bisa bertahan hidup.


Rasulullah SAW bersabda dalam satu hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW berdoa agar dilindungi dari pemimpin yang zalim:


اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ. وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهَا فَاشْفُقْ عَلَيْهِ. رواه مسلم


Artinya: "Ya Allah, siapa saja yang memimpin (mengurus) urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah dia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia". (HR. Muslim No 1828)


«الإِمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ».


“Imam/Khalifah itu laksana penggembala, dan hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap gembalaannya.” [Hr. Bukhari dan Muslim]


Begitulah Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita selaku umatnya. Penguasa bagaikan perisai yang melindungi umatnya. Dan senantiasa menjamin semua kebutuhan hidupnya. Ditegaskannya oleh Rasulullah SAW, didalam doanya bahwa seorang pemimpin yang menyusahkan umatnya maka susahkan lah dia. Betapa ketika sahabat Rasulullah SAW Umar bin Khattab menjabat menjadi seorang Khalifah beliau sangat memperhatikan umatnya. Disisirnya ke perkampungan agar tidak ada dari umat nya yang mengalami penderitaan. Dipastikannya umatnya hidup dengan tenang, tentram dan sejahtera. Terlebih ketika menjelang dua hari raya.


Rasulullah SAW dan para Khulafaur Rosyidin senantiasa memastikan umatnya dalam keadaan senang dan suka cita ketika menyambut dan pada saat hari raya. Tidak dibiarkannya ketika mendapati umatnya yang bersedih. Semuanya harus dalam keadaan riang gembira. Sehingga sudah dipastikan tidak akan ada umatnya yang melakukan kedzaliman. Begitulah Islam  agama yang dimuliakan Allah.[]


*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم