Virus Marburg Mewabah: Negara Jangan Lengah


Oleh Diyani Aqorib S.Si.

(Praktisi Kesehatan)


Masyarakat di seluruh dunia tampaknya belum bisa bernapas lega. Pasalnya virus Marburg yang merupakan virus lama, kini merebak kembali. Pada Sabtu (25/2), Dinas Kesehatan Valencia, Spanyol mengumumkan satu kasus suspek virus Marburg. Temuan tersebut menandakan kasus suspek pertama di Spanyol atas penyakit mematikan tersebut. (cnnindonesia.com, 25/2/2023)


Virus yang masih satu famili dengan virus Ebola ini memiliki tingkat kematian cukup tinggi, yaitu sebesar 88 persen. Bahkan hingga kini belum ada obat mau pun vaksin untuk mengendalikan virus tersebut. Virus Marburg sempat mewabah di Guinea pada tahun 2021, menyusul Ghana pada tahun 2022, dan kini mulai menyebar kembali di Guinea Ekuator. 


Dilansir dari cnnindonesia.com, 25/2/2023, diketahui lebih dari 200 orang dikarantina dan diberlakukan pembatasan aktivitas publik sejak 13 Februari 2023 di Provinsi Kie-Ntem, Guinea Ekuator. Provinsi tersebut merupakan lokasi pertama virus Marburg terkonfirmasi. Tepatnya pada 7 Februari 2023. Lalu jumlah suspek bertambah menjadi 24 orang pada 14 Februari dan sembilan diantaranya meninggal dunia.


Apa itu Virus Marburg?


Virus Marburg merupakan virus yang menyebabkan demam berdarah pada primata. Virus Marburg termasuk virus berbahaya dan bisa menular pada paparan kelelawar buah, cairan tubuh melalui hubungan seksual atau pun luka. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada 1967 di Marburg, Jerman. Saat itu sejumlah kasus infeksi terjadi di Marburg, Frankfurt, dan di ibu kota Yugoslavia, Belgrade. 


Selanjutnya kasus Marburg kembali muncul untuk pertama kalinya di Afrika pada tahun 1975. Tepatnya di Afrika Selatan. Kemudian di Kenya pada 1980 dan 1987, Uni Soviet pada 1988, menyusul Kongo pada 1998-2000, Angola pada 2004-2005, Uganda pada 2007-2008, Belanda pada 2008, dan terakhir di Guinea pada 2021. 


Diketahui masa inkubasi virus ini bervariasi, mulai dari dua hari sampai tiga minggu. Gejala yang ditimbulkan seperti demam tinggi, sakit kepala intens, kelelahan, nyeri otot, diare, kram perut, mual dan muntah. Bila kondisi penderita semakin parah biasanya akan mengalami pendarahan di berbagai area tubuh. Seperti muntah darah, feses yang disertai darah, hingga pendarahan pada hidung, gusi, dan vagina. 


Tak hanya itu, virus Marburg yang kini mewabah di Afrika juga dapat menyebabkan kebingungan dan agresi pada pasien. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat kematian paling sering terjadi pada hari ke-8 dan ke-9 setelah timbulnya gejala. Kondisi ini biasanya akan didahului oleh kehilangan banyak darah dan syok. 


Virus Marburg sendiri diketahui belum masuk ke Indonesia. Namun, Kementrian Kesehatan RI menegaskan telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengadang masuknya virus tersebut ke Indonesia. Dengan tetap memantau perkembangan penyebaran melalui informasi WHO. Tentu Indonesia harus menjaga kewaspadaan, jangan sampai lengah. Termasuk menjaga ketat jalur masuk ke Indonesia terutama melalui turis asing. Karena kecolongan seperti kejadian pandemi Covid-19 jangan sampai terulang kembali.


Solusi Islam Mengatasi Wabah


Islam sebagai agama dan aturan kehidupan yang sempurna sudah pasti memiliki solusi atas semua permasalahan di dunia ini. Termasuk masalah kesehatan. Karena nyawa manusia sangat dilindungi dalam Islam, maka berbagai cara diterapkan untuk menghindari korban jiwa. Apalagi jika terjadi penyebaran wabah penyakit. 


Hal pertama yang akan dilakukan oleh khilafah adalah mencegah semua perbatasan negara dengan ketat untuk mengantisipasi masuknya orang-orang yang terindikasi mengidap penyakit yang sedang mewabah. Selanjutnya bila sudah ada yang terinfeksi di dalam daulah, maka akan dilakukan karantina dan diisolasi jika jumlah yang terinfeksi tinggi di suatu wilayah. Selama isolasi warga tidak perlu takut kelaparan, karena khilafah akan menyediakan makanan dan obat-obatan secara gratis. Tak lupa tenaga-tenaga kesehatan terbaik pun akan dikerahkan untuk menangani pasien selama isolasi atau karantina. 


Tak hanya itu, khilafah juga akan mendorong dan memfasilitasi penelitian dalam menemukan dan membuat vaksin mau pun obat-obatan untuk mengatasi wabah tersebut. Sehingga rakyat merasakan ketenangan dan bisa fokus dalam proses penyembuhan.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم