Sia-Sianya Kutukan Terhadap Menteri Israel

 


Oleh Triani Agustina

 

Palestina hingga kini terus menerus menjadi sasaran empuk Kekejaman Israel, bahkan anak-anak pun menjadi korban kebiadabannya.  Seperti baru-baru ini, terdapat berita cukup mencengangkan bersumber dari detik.com. Konflik antara Israel dan Palestina kembali kian memanas. Kali ini dipicu oleh komentar kontroversial dari salah seorang menteri Israel, beliau mendesak agar kota Palestina 'dimusnahkan'. Pernyataan tersebut  sontak memantik amarah publik internasional, Kecaman pun datang mulai dari negara-negara Arab hingga organisasi dunia sekelas PBB tidak absen.


Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (4/3/2023); Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, seorang anggota sayap kanan pemerintah koalisi Israel, telah melontarkan komentar pelampiasanya pada hari Rabu lalu, beberapa hari  setelah kedua orang pemukim Israel ditembak mati di kota Huwara. Usai penembakan, ratusan pemukim Yahudi membalas dendam dengan menyerang kota Huwara di Tepi Barat. "Saya pikir Huwara perlu dimusnahkan," kata Smotrich. "Saya pikir Negara Israel harus melakukannya," cetusnya. Belakangan, Smotrich telah menuliskan di Twitter bahwa "tidak bermaksud memusnahkan Huwara, tetapi hanya bertindak dengan cara yang ditargetkan terhadap para teroris".


Kementerian Luar Negeri Saudi kemudian mengutuk pernyataan tersebut dan menyampaikan penolakan total terhadap pernyataan rasis serta tidak bertanggung jawab, karena komentar tersebut mencerminkan kekerasan besar-besaran dan ekstremisme yang dilakukan oleh entitas pendudukan Israel terhadap saudara-saudara Palestina. Kutukan keras juga disampaikan pemerintah Qatar yang menyebut komentar Smotrich sebagai "kebencian dan provokatif" dan menganggapnya sebagai "hasutan serius untuk kejahatan perang". Kepala hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk pernyataan seorang menteri Israel yang mendesak agar sebuah kota Palestina yang bergolak, "dimusnahkan". Tetapi Kepala HAM PBB, Volker Turk, mengelak di hadapan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa sebagai "pernyataan hasutan kekerasan dan permusuhan yang tak terduga". Turk meminta kedua belah pihak untuk mematuhi komitmen de-eskalasi yang dicapai setelah pembicaraan hari Minggu lalu di Yordania. 


Kecaman lain juga datang dari Amerika Serikat. Pihak Washington, sekutu setia Israel, bahkan lebih blak-blakan dalam menanggapi komentar Smotrich. "Itu tidak bertanggung jawab, tercela, menjijikkan," ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Ned Price kepada wartawan. Sebuah pernyataan juga datang dari Kementerian Luar Negeri Prancis yang mengutuk komentar tersebut yakni, "tidak dapat diterima, tidak bertanggung jawab dan tidak layak datang dari anggota pemerintah Israel. Komentar-komentar ini hanya menyulut kebencian dan menyulut lingkaran kekerasan," ungkapnya, seraya menyerukan ketenangan.


Berbagai kecaman tersebut tentu tidak mampu mencegah terlebih  menghentikan kekejaman Israel, sebagaimana negara-negara di Dunia tidak mungkin lagi bisa diharapkan untuk membela Palestina, bahkan PBB sekalipun. Apalagi Israel didukung oleh AS yang bahkan menguasai PBB, nampaknya kecaman kosong  pemanis belaka padahal Palestina adalah satu-satunya negara yang dinilai sebagai “duri dalam daging”. Dimana selain negeri Palestina, seluruh negara di dunia telah terjangkit sekulerisme yakni memisahkan aturan agama dalam aturan kehidupan sehari-hari. 


Pada dasarnya kehadiran negara Israel ini dibidani oleh suatu konspirasi global pasca Perang Dunia I, kemudian terjadi migrasi besar-besaran Yahudi ke Tanah Palestina dan berdirilah negara Israel secara sepihak pada tahun 1948. Seolah  kehadiran bangsa Yahudi dengan negara Israel-nya menjadi tidak terelakkan. Padahal merupakan proses yang penuh konspirasi didalangi oleh negara-negara global pada saat itu, yakni; Inggris, Prancis kemudian Amerika Serikat. Agresi militer yang dilakukan Israel pada 1948 dan 1967 menunjukkan seolah-olah eksistensi Israel sudah tidak bisa diganggu-gugat lagi. Selangkah demi selangkah Israel tanpa malu-malu menggerogoti wilayah Palestina.


Sehingga Palestina sangat membutuhkan keberadaan Khilafah yang secara nyata akan memberikan perlindungan bahkan akan mengusir Israel dari tanah Palestina.  Khilafah  telah  secara nyata memberikan perlindungan meski hanya seorang perempuan Amuria yang dilecehkan oleh tentara Romawi. Maka tentu akan memerangi Israel yang telah merampok tanah Islam  yang mulia dan menjajah kaum muslim Palestina dengan kejam sejak lama. Karena kalau saja umat Islam memiliki negara adidaya, maka negara itu akan menjadi perisai dan pelindung bagi negeri-negeri muslim yang memang semestinya butuh pembelaan dan perlindungan.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم