Kasus Remaja Bunuh Diri Kembali Mencuat: Jiwa Generasi Muda Rapuh?

 


Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice) 


Dua bulan terakhir ini kabar bunuh diri remaja viral memenuhi portal-portal berita online. Berita seperti ini sangat mengiris hati. Apalagi berita terakhir bunuh diri terjadi pada anak usia 11 tahun.


Berdasarkan keterangan keluarga, korban kerap bercerita pada ibunya bahwa dia mendapat perundungan karena bapaknya sudah meninggal dunia. Bahkan, MR sering enggan berangkat ke sekolah, serta kerap murung ketika pulang sekolah dan bermain. (6/3/2023)


Sekolah sempat membantah adanya bullying di sekolah yang menyebabkan MR gantung diri. Mantan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia ini memandang sikap sekolah tak bisa dibenarkan.


Lain lagi kasus yang terjadi pada remaja di Sleman, remaja tersebut ditemukan meninggal dunia bunuh diri di rumahnya, Kecamatan Turi, Selasa (14/2/2023). Korban sempat update status story WhatsApp (WA) dengan foto tali tambang dan menulis "see you man teman".


Terlepas dari dua kasus bunuh diri di atas, banyak masyarakat yang masih menganggap kasus bunuh diri adalah aib. Sehingga hal ini juga menjadi salah satu penyebab persoalan ini sebagian besar masih terabaikan di Indonesia. Anggapan tersebut membuat banyak keluarga cenderung tidak melaporkan kasus bunuh diri.


Sebuah studi pada tahun 2022 menemukan bahwa angka bunuh diri di Indonesia mungkin empat kali lebih besar daripada data resmi. Kurangnya data telah menyembunyikan skala sebenarnya dari persoalan bunuh diri di Indonesia, menurut sejumlah pakar. Padahal, WHO mengatakan bunuh diri adalah penyebab kematian terbesar keempat di antara orang-orang berusia 15-29 tahun di seluruh dunia pada 2019.


Kalau sistem sosial di Indonesia masih mengadopsi sistem sekuler, memang berat untuk menyelesaikan kasus bunuh diri ini hingga akarnya. Sehingga dalam tulisan ini ada yang akan dibahas yaitu: 


1) Apa alasan kuat yang mendorong para remaja untuk melakukan bunuh diri? 


2) Apa saja peran keluarga, masyarakat, dan negara untuk memperkecil kasus bunuh diri ini?


Faktor-faktor yang Menyebabkan Remaja Bunuh Diri


Remaja yang mengalami kejadian traumatis atau perubahan besar dalam kehidupannya, misalnya konflik atau perpisahan orangtua, pindah ke kota atau negara lain, keterpurukan finansial, dan mereka yang menjadi korban perundungan (bullying) juga rentan memiliki pikiran bunuh diri.


Apalagi tampak jelas, bahwa sistem sekuler membangun masyarakat yang penuh tekanan hidup, sulit mendapatkan kebutuhan, dan mengakhiri masalah hidup dengan membunuh diri sendiri. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga manusia tidak lagi meyakini Sang Pencipta dengan seperangkat aturan-Nya bisa menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.


Apalagi yang terjadi pada sebagian generasi muda saat ini yang rapuh, mudah menyerah dengan keadaan dan tidak berani berjuang. Pendidikan karakter sekuler benar-benar merusak kepribadian generasi.


Generasi muda pun mengidap penyakit “overthinking” (terlalu banyak waktu untuk memikirkan suatu hal dengan cara yang merugikan) serta mengalami “quarter life crisis” (merasa tidak memiliki arah hidup, khawatir, dan bingung).


Quarter life crisis yang terjadi pada generasi muda salah satunya adalah mudah cemas dengan berbagai harapan yang tidak bisa dicapai sebab hidupnya tidak biasa berjuang dan tidak bisa susah. Kerap kali menemukan kesulitan, mereka berupaya menghindari masalah. Dengan mudah mereka mengatakan butuh “healing” atau yang paling ekstrem adalah bunuh diri.


Sehingga faktor yang menyebabkan para remaja melakukan bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri, penulis simpulkan karena dua faktor, yaitu faktor internal diri remaja, dan faktor eksternal yaitu lingkungan disekitar diri remaja.


Faktor internal diri remaja, meliputi: 


a) Gangguan psikologis seperti depresi, gangguan bipolar, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.


b) Perasaan tertekan, mudah marah, dan gelisah.


c) Perasaan putus asa dan merasa diri tak berharga yang sering menyertai depresi.


d) Pernah melakukan tindakan percobaan bunuh diri atau berpikir untuk bunuh diri.


Faktor eksternal lingkungan hidup remaja, meliputi: 


a) Kurangnya dukungan, hubungan dengan orang tua atau pertemanan yang buruk, serta perasaan isolasi sosial.


b) Mengalami pelecehan secara emosional, fisik, atau seksual.


c) Tidak adanya akses terhadap informasi kesehatan mental.


Sehingga, jika kita ingin memperkecil kasus bunuh diri pada remaja, maka harusnya faktor-faktor penyebabnya juga dipersempit. Orang-orang disekitar juga harus ditumbuhkan jiwa empatinya. Masalah bunuh diri ini tidak bisa dipandang sebelah mata, karena menyangkut masalah generasi. Lembaga negara yang terkait harus bertindak cepat, sebelum bunuh diri ini benar-benar menjadi trend.


Mengatasi Kasus Bunuh Diri Butuh Peran Keluarga, Masyarakat, dan Negara


Umat harus segera sadar akan bahaya sekularisme yang menjadi landasan dalam kehidupan saat ini. Kehidupan sekuler menjauhkan pelajar dari rasa kemanusiaan, cenderung hedonis, dan tidak takut dosa, apalagi terhadap Tuhan. Selain itu para remaja juga tumbuh menjadi generasi yang rapuh, lemah, dan berakal pendek.


Satu-satunya cara menyelamatkan generasi bangsa adalah dengan menerapkan sistem Islam dalam institusi negara. Sistem ini terbukti berhasil membentuk generasi berkepribadian Islam, bermental tangguh, dan memiliki pemikiran cemerlang selama 13 abad. 


Islam melindungi generasi dengan sebaik-baiknya. Islam memberikan perhatian besar kepada generasi, bahkan sejak dini. Pada masa Islam berjaya, keluarga kaum muslim menjadi madrasah pertama bagi putra-putrinya. Sejak sebelum lahir dan saat balita, orang tua mereka telah membiasakan putra-putrinya yang masih kecil untuk menghafal Al-Qur’an. Menanamkan aqidah yang kuat. Serta membersamai pendidikan mereka hingga mereka mampu untuk berdiri di kaki sendiri. 


Karena pada dasarnya kewajiban mendidik anak adalah pada orang tua bukan sekolah. Sekolah itu hanyalah sarana untuk mempermudah orang tua mendidik anak, sedangkan pelaku utama pendidikan pada anak tetap pada orang tua.


Negara juga menjamin akses pendidikan pada semua warga negara secara cuma-cuma, tetapi tetap berkualitas, hingga akhirnya menghasilkan masyarakat yang kokoh serta sejahtera. Masyarakat yang kuat memiliki kesadaran yang tinggi untuk saling berempati, membetuk lingkungan yang kondusif untuk anak-anak. Sehingga masyarakat menjadi masyarakat yang benar-benar layak anak. 


Beberapa hal yang dilakukan dalam pendidikan Islam untuk membentuk kepribadian pada pelajar, di antaranya adalah sebagai berikut:


Pertama, menanamkan keimanan pada para remaja. Remaja dibimbing untuk memahami jawaban yang benar terkait dari mana asalnya manusia. Memahami hakikat penciptaan manusia akan mengantarkan mereka pada keimanan atas keberadaan Sang Pencipta, hingga mereka memahami bahwa sebagai hamba Allah harus beribadah dan tunduk patuh terhadap syariat-Nya.


Kedua, pelajar juga diberikan pemahaman bahwa siapa pun akan mati. Firman Allah Taala, “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.” (QS Al-Imran: 185)


Kesadaran atas hakikat kematian akan melahirkan sikap kehati-hatian dalam beramal. Lantas, mengakhiri hidup dengan cara membunuh diri sendiri justru merupakan dosa besar yang akan mendapat siksa dari Allah Swt.


Allah mengingatkan kita, “Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS An-Nisa: 29).


Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula.” (HR Bukhari dan Muslim)


Dengan kondusifnya lingkungan baik di sekolah, keluarga, maupun masyarakat, kecil sekali kemungkinan remaja berpikir untuk bunuh diri. Karena mereka akan merasa aman dan nyaman. 


Sedangkan saat ini jika kita berat untuk mengharapkan hadirnya negara. Maka yang bisa kita lakukan adalah mengkondisikan di lingkungan terdekat kita. Lingkungan yang bisa kita jangkau, sebagai bentuk kepedulian kita terhadap generasi, terhadap anak-anak kita. Wallahu'alam.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم