Budaya Kekerasan pada Generasi Cermin Bobroknya Sistem Kehidupan

 


Oleh: Ina Ariani (Aktivis Muslimah Ideologis Pekanbaru)


Belakangan ini berbagai kasus tindakan kekerasan remaja selalu menjadi konsumsi media berita setiap hari. Remaja negeri kini tengah mengalami dekadensi moral yang luar biasa. Atas nama globalisasi, remaja diseret dalam kubangan lumpur liberalisme yang menuhankan kebebasan sehingga meningkatkan gaya hidup tanpa aturan.


Sebagaimana di lansir dari Kompas.com,_ Siswi SMP di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan meninggal usai menjadi korban pemerkosaan beberapa rekan sekolahnya. 


Kasus tersebut terungkap saat korban yang tercatat sebagai Kecamatan Cenrana mengaku kesakitan di alat vital hingga kesulitan duduk.  Awalnya korban tak mau berbicara, namun setelah dibujuk oleh orangtuanya, J mengaku diperkosa secara beramai-ramai oleh empat rekan sekolahnya. Orang tua korban pun terkejut dan membawa anaknya ke kantor polisi untuk melapor pada Minggu, 12 Februari 2023.


"Awalnya dia (korban) tidak mau bicara, tapi setelah dibujuk baru mau bicara. Makanya kami langsung bawa ke kantor polisi untuk melapor," kata orang tua korban yang meminta identitasnya tak dipublikasikan saat dihubungi lewat telepon, Selasa (21/2/2023).


Dari fakta di atas betapa bobroknya generasi saat ini, apa yang di lakukan tidak mencerminkan akidah dan akhlak anak bangsa sebagai generasi pendobrak peradaban. Mau dibawa kemana generasi muda saat ini!


Makin banyaknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemuda, menggambarkan ada yang salah dalam sistem kehidupan saat ini. Mulai dari gagalnya sistem pendidikan dalam membentuk anak didik yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia, lemahnya peran keluarga dalam meletakkan dasar perilaku terpuji hingga rusaknya masyarakat. 


Semua itu adalah buah dari sistem kehidupan yang berasas kapitalisme dan sekulerisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan sehingga yang menjadikan akal manusia sebagai penentu segala sesuatu untuk menentukan baik dan buruk tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. 


Akhir nya lahirlah generasi liberal bebas berbuat tanpa aturan. Manfaat ( materi) adalah segalanya bagi sistem. Pemuda hanya digiring sebagai pelaku/pekerja. Bukan sebagai pemimpin, padahal pemuda adalah generasi penerus bangsa. Lah! Kalau pemudanya hanya jadi pelaku kekerasan, pemerkosaan, pembunuhan dll, mau di bawa kemana arah negeri ini!


Kemudian buruknya sistem saat ini menunjukkan mandulnya sistem hukum di negeri ini yang tidak mampu memberikan efek jera bagi pelaku tindak kejahatan. Harga sebuah nyawa terasa begitu murah di negeri ini padahal dalam sebuah hadist dari al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ


“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).


Seorang pemerkosa dalam Islam akan di hukum dengan had zina yakni di cambuk dan di usir dari kampung halamannya apabila pelaku seorang yang belum menikah tapi jika pelakunya ternyata sudah menikah maka ia akan di hukum rajam, dan tentunya dengan uqubat (sanksi) yang berat itu akan memberikan efek jera bagi para pelaku tindak kejahatan.


Islam menjadikan akidah Islam sebagai asas seluruh aspek kehidupan, sehingga menyadari dunia adalah tempat menanam kebaikan untuk dipanen di akhirat kelak. Hal ini akan menjaga setiap individu untuk selalu berperilaku sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya, karena apa yang kita lakukan di dunia tentu semua akan ada perhitungannya kelak di akhirat seperti Firman Allah berikut ini.


وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ


“Jangan sekali-kali kamu mengira, Allah akan melupakan tindakan yang dilakukan orang dzalim. Sesungguhnya Allah menunda hukuman mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak (karena melihat adzab).” (QS. Ibrahim: 42).


Agama Islam memiliki empat pondasi atau pilar. Pertama adalah Iman, kedua adalah syariat Islam, ketiga, Ihsan, dan keempat adalah keyakinan akan adanya hari kiamat dan hari sesudahnya. 


Oleh karena itu Islam mewajibkan individu, masyarakat dan negara sebagai pilar yang menjaga umat selalu dalam kebaikan sehingga tercipta kehidupan yang tenteram dan sejahtera di bawah naungan negeri Islam dengan aturan yang sempurna yakni dari Allah SWT. Wallahu a'lam bishawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم