BLACKPINK, GERAKAN "SOFT POWER" YANG MENGHIPNOTIS GENERASI!



Oleh: Kikin Fitriani (Aktivis Muslimah)


Hingar bingar konser Blackpink (girlband asal Korea) di stadion utama Gelora Bung Karno (GBK) pada  11-12 Maret baru saja usai. Konser tersebut merupakan bagian dari "Blackpink World Tour (Born Pink) yang dimulai di KPSO Done Olympic Park Korsel pada 15-16 Oktober 2022 dan berlanjut keberbagai negara. Konser ini nyatanya telah mampu membius lebih dari 70 ribu Blink (sebutan untuk penggemar Blackpink).

Gelora semangat penggemar yang berdatangan dari berbagai daerah memecahkan histeria ketika girlband yang digawangi Lisa, Rose, Jennie dan Jeeso tampil all out di atas panggung. Bahkan  sejumlah artis papan atas ikutan mewarnai ber-euforia Blink pada konser hari pertama Sabtu (11/3/23).

Tak tanggung-tanggung penggemar Blink sampai rela merogoh kocek dari harga tiket yang dibandrol mulai  Rp.1.350.000 hingga Rp.3,8 juta. Bahkan ditangan calo harga tiket bisa mencapai Rp. 10 juta (Detik 11/03/23). 

Harga tersebut belum biaya printilan mulai dari biaya transportasi, makanan, minuman, serta merchandise yang tak bisa dibilang murah hingga akomodasi hotel bagi mereka yang dari luar Jakarta.

Potret generasi buram yang kental budaya hedonisme serta buruknya dalam mengejar kesenangan dunia, sangat ironis jika disandingkan dengan kondisi negeri saat ini. Kemiskinan ekstrem (sistemik) yang marak terjadi diberbagai daerah akibat sistem kapitalisme yang mencengkeram negeri ini hingga membuat rakyat hidup jauh dari sejahtera.

Mirisnya, penonton yang hadir hampir semuanya muslimah, mereka dengan asyiknya dan hanyut bergoyang menikmati suguhan konser tersebut. Padahal girlband asal Korea ini aksi panggungnya banyak mengumbar aurat dan koreografi yang disajikan mengeksploitasi kecantikannya. Sungguh tak elok dipandang para muslimahnya menutup aurat meski tidak syar'i, mereka justru mengelu-elukan idolanya yang notabene berpakaian serba minim.

Menurut pengamat geopolitik sekaligus Direktur Institut Muslimah Negarawan ( IMuNe) Dr. Fika Komara, bahwa K-Pop telah menjadi "soft power" atau daya tarik budaya yang memasarkan nilai liberal (kebebasan). Inilah racun nilai dan gaya hidup karena K-Pop berhasil memasarkan nilai-nilai liberal, hedonis dan pemujaan idola ala Barat dengan kemasan budaya Korea yang ketimuran. Dan yang menjadi korban diantaranya generasi muslimah, jutaan penggemar menderita delusi  (pemujaan berlebihan).

K-Pop tidak lebih dari sekedar alat penjajahan Barat berkedok wajah ketimuran. Penjajahan yang berlangsung lebih halus, mengeksploitasi kelabilan jiwa generasi muda, menguras kantong mereka dan membuat mereka memiliki loyalitas patologis pada "berhala-berhala" idola mereka sehingga terjadi perusakan dan pelemahan akibat merebaknya K-Pop sebagai industri budaya populer. Maka yang terjadi muncullah generasi imma'ah yang tidak punya pendirian, mengejar kesenangan.

Model penjajahan dengan pendekatan "soft power" justru lebih berbahaya karena bersifat laten dan banyak bermain di area syubhat yan samar, kabur dan tidak jelas, yang akhirnya mudah ditebak makin gampang menjadi mangsa kapitalisme.

Menjadi catatan kita umat muslim bahwa kemunduran generasi muda muslim bukan terjadi semata karena sikap mereka. Negara lah yang memfasilitasi terjadinya serangan gaya hidup asing serta bebas. Bahkan pemerintah memberikan kemudahan serta dukungan berupa izin digelarnya konser, menyewa GBK, dan pengerahan lebih dari 1.000 personel pengamanan. Sikap berlawanan justru ditunjukkan oleh pemerintah pada para pemuda muslim yang berikhtiar mengkaji Islam, mereka dilabeli teroris, radikal, dan berbagai stigma lainnya. Justru menjadi pertanyaan dibenak kita konser yang jelas-jelas merusak kepribadian generasi malah difasilitasi sedang kegiatan rohis dicurigai dan dianggap berbahaya.

Itulah karakter dari negeri yang mengemban sistem kapitalisme, negara hanya memandang semua kehidupan dari segi materi, pemerintah dalam hal ini abai atas nasib generasi sebagai calon arsitek peradaban. Akibatnya negara salah meletakkan prioritas dan kebijakannya yang justru menumbuh suburkan gaya hedonisme. Serangan budaya dari luar diterima dan difasilitasi, sedang generasi muda yang melakukan kegiatan rohis (rohani Islam) justru dilarang dan dikriminalisasi.

Potret buram generasi sudah ditandai dengan munculnya berbagai kerusakan sebut saja pergaulan bebas, aborsi, tawuran antar remaja, kriminalitas, narkoba, perilaku menyimpang disertai dengan kekerasan dsb. Bagaimana masa depan negeri ini, padahal pilar kokoh negara terbentuk awal dari generasi yang kokoh secara akidah dan kepribadian.


PENTINGNYA GERAKAN GENERASI MUSLIM YANG KUAT


Realitanya bahwa mengubah masyarakat jahiliyah modern dalam kungkungan sistem kapitalisme hari ini  bukanlah  perkara yang mudah, apalagi menghadapi kaum pengrusak dari kalangan kapitalis sekuleris liberal. Mereka telah meminjam tangan para generasi muslim untuk menghancurkan kehidupan umat Islam khususnya para generasinya. Maka generasi inilah yang harus berazam menjadi pelaku perubahan. berusaha menghadang pengrusak ini. Yang dihadapi adalah pertarungan antara Al Haq (kebenaran) vs Al Baathil (kebathilan). Dan janji Allah, Al Haq lah yang akan menang

"Sebenarnya Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar), lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu (yang batil) lenyap. Dan celaka kamu karena menyifati ( Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya)". ( TQS Al-Anbiya :18)

Pentingnya gerakan generasi yang kuat melawan arus kufur ini serta mengaruskannya ke Islam kaffah. Gerakan untuk bersama-sama dalam kelompok (jamaah) dakwah menyampaikan kebenaran Islam ditengah-tengah umat.

"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung". ( TQS Ali Imran : 104).


Bercermin pada Rasulullah Muhammad SAW


Bahwa sejarah perjalanan Rasulullah SAW, akan didapati bagaimana beliau  bersama dengan para sahabatnya yang mayoritas adalah kaum muda, berjuang dalam gerakan yang kuat untuk menghancurkan kekufuran. Gerakan yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW bukanlah gerakan biasa-biasa saja, melainkan sebuah perjuangan politik yang sangat terstruktur dan sistematis. 

Rasulullah menyiapkan para pejuang politik Islam generasi awal agar menjadi kelompok yang memiliki daya tahan sekaligus daya serang politik terhadap tatanan sistem jahiliyah. Kemudian beliau mendakwahkan Islam agar dianut oleh masyarakat serta menggeser berbagai keyakinan, adat istiadat dan tolak ukur jahiliyah. Menjadikan cermin yang dilakukan Rasulullah SAW pada masanya yaitu mengubah masyarakat jahiliyah menjadi masyarakat Islam adalah sesuatu yang harus dilakukan hari ini, karena dari Beliau adalah suri teladan terbaik.


Khatimah

Perlawanan terhadap agenda sekularisasi yang masif merusak negeri ini haruslah di lawan dengan gerakan pengarusan Islam kaffah demi penyelamatan generasi muslim dari arus pengrusakan. Maka hari ini yang dibutuhkan adalah berjuang bersama, dalam gerakan pemuda muslim yang kuat, berkontribusi untuk Islam dan berharap hanya kepada Allah. Kebangkitan umat menjadi cita-cita mulia. Selalu menyifati diri dengan sifat raja'. Itulah sebutan optimisme yang tak pernah padam, selalu menggelorakan semangat untuk istiqamah memperjuangkan Islam kaffah, hingga Allah memenangkannya. 



Wallahu alam bi-shawab.

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم