Dakwah dan Ngaji itu Ibarat Dua Sisi Mata Uang

 



Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice)


Ustadz Ismail Yusanto (UIY) dalam diskusi: Sisi Lain UIY Dikorek RH (Rafly Harun), Selasa (26/7/2022) di kanal YouTube UIY Official. Beliau menyampaikan, semua kebaikan hakikatnya berpangkal dari dakwah. “Orang menjadi mengerti Islam karena dakwah, orang menjadi Muslim yang baik karena dakwah, orang yang semula tidak paham menjadi paham, orang semula salah paham menjadi lurus pahamnya,” terangnya.


Ustadz Ismail Yusanto kembali mengingatkan di kanal YouTube Ngaji Subuh, Rabu (16/11/2022), bahwa dakwah ini harus digerakkan pada seluruh elemen, seluruh level atau seluruh bagian masyarakat. Bukan hanya remaja yang memerlukan dakwah, ataupun lansia yang memang sudah bau tanah yang membutuhkan dakwah. Terakhir, UIY membenarkan bahwa sebagian dakwah itu pemahaman dan sebagian dakwah itu amal. Karena itu jangan berhenti, tapi terus meningkatkan pemahaman mengenai dakwah itu sendiri yaitu risalah Islam. Yaitu dakwah menyeru kepada Islam, dengan Islam, dengan cara Islam dan untuk Islam.


Secara jelas Allah telah memerintahkan kepada kita untuk menyampaikan dakwah, Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nahl 125


اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ


Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."


Kemudian Allah SWT berfirman dalam surat QS. Ali Imran 104,


وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ


Artinya: "Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud dan An-Nasai dari Abu Hurairan radhiyallahu ‘anhu dan yang lainnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


«إِنَّمَا الدِّينُ النَّصِيحَةُ». قَالُوا: لِمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ»


“Agama itu adalah merupakan nasihat.” Mereka semua bertanya: “Untuk siapa wahai Rasulullah?” Beliau shalallahu alaihi wasalam menjawab: “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum Muslimin, dan bagi segenap umumnya (kaum Muslim).”


Mengemban dakwah merupakan aktivitas paling utama dan terbesar. Mengemban dakwah adalah kewajiban atas setiap Muslim, di mana dengan dakwah negara Islam ditegakkan, dipelihara dan dilestarikan. Mengemban dakwah adalah aktivitas yang dilakukan oleh individu (perorangan), partai (kelompok) dan negara. Oleh karena itu, wajib kaum Muslim menjadikan dakwah sebagai pusat di mana seluruh kepentingannya sejalan dengan kewajiban dakwah, serta menjadikannya sebagai tujuan permanen dan tujuan berkelanjutan yang menyertai sepanjang hidupnya, sehingga mereka tidak pernah merasa lelah, bosan, atau pun malas dalam memikul beban dan tanggung jawab dakwah, serta konsekuensi dan akibatnya.


Saat ini dakwah yang dilakukan untuk beberapa tujuan, yaitu : 

Pertama, dakwah untuk mengajak orang-orang di luar Islam untuk memeluk Islam. 

Kedua, dakwah kepada umat Islam untuk kembali kepada Islam secara kaffah. 


Sedangkan untuk mencapai target-target dakwah tentu butuh strategi dakwah. Butuh kulakan ilmu Islam sehingga apa yang disampaikan kepada umat adalah kebenaran sebagaimana yang dibawa oleh Rasulullah SAW. 


Intinya ketika kita berdakwah kita juga butuh "ngaji". 


Mengaji, mendatangi pengajian-pengajian adalah sebuah proses tholabul ilmi. Di sini, tidak hanya para ibu/perempuan juga para bapak/laki-laki menjadi paham untuk apa kita diciptakan, paham hak dan tanggung jawabnya tidak hanya dalam keluarga juga dalam masyarakat dan negara. 


Apalagi mengaji, menuntut ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim. Dengan ilmu agama hidupnya akan berada dalam rel yang benar. Allah pun akan mengangkat derajat orang-orang berilmu. Menempatkan mereka pada kedudukan yang mulia. 


Dalam Alquran, Allah SWT  juga menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang mencari ilmu. Hal ini tercatat dalam QS. Al Mujadilah ayat 11,


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ 


Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.  Surat Al Mujadilah ayat: 11).


Demikian juga dalam beberapa hadits Rasulullah SAW, beliau menyampaikan kewajiban setiap muslim untuk menuntut ilmu,


طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ 


Artinya: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim."


Bahkan menuntu ilmu tidak ada batasan usia. Rasulullah memerintahkan kepada umatnya untuk terus menuntut ilmu. 


أُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ 


Artinya: “Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.” 


Bahkan menuntut ilmu alias ngaji tadi, akan membawa kita pada surga-Nya.


وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ 


Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).


Bagaimana, sangat jelas bukan bahwa aktivitas dakwah dan ngaji ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Selama nafas masih ada, hayat masih dikandung badan dakwah dan ngaji akan menjadi aktivitas yang selalu dilakukan, bukan karena suka tidak suka, tapi ini adalah perintah Allah dan Rasul-Nya. Mohon maaf ya, bukan untuk menyindir, kalau tidak suka dengan aktivitas dakwah, tidak suka dengan aktivitas pengajian, hmmm, ya udah fixed dia dari golongan siapa? Wallahu'alam bishshawab. []

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم