Oleh : Anita Humayroh
Bagi kebanyakan orang tua, kelahiran seorang anak merupakan sebuah anugerah besar yang diberikan oleh Allah kepadanya mereka. Kehadiran seorang anak dapat menjadi pelengkap kebahagiaan dalam rumah tangga. Dengan adanya buah hati, bahtera pernikahan terasa penuh dengan kesempurnaan.
Lelah yang timbul dari tumpukan cucian, memasak, bersih-bersih, dan lain sebagainya, seketika hilang ketika memandang wajah polos buah hati tersayang. Itulah fitrah.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang orang yang berkata: “Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Furqon: 74).
Namun apa jadinya, apabila manusia melawan fitrah. Ada yang beranggapan bahwa, dengan memiliki anak, justru akan menambah permasalahan dalam kehidupannya, yang lebih aneh bin konyol, ada juga yang memandang bahwa dengan tidak memiliki anak, itu menjadikan dirinya awet muda. Tepok jidat gak sih kita dengernya. Nauzubillah. (IndependenMedia, 11022023)
Paham sekuler yang bercokol dalam pemikiran umat saat ini membuat para pengembannya sangat jauh dari pemahaman Islam. Kebahagiaan tidak lagi diukur atas dasar keridhoan Sang Pencipta, justru mereka mengutamakan kepuasan hawa nafsu semata.
Dalam pemikiran sekuler saat ini, kehadiran seorang anak dianggap sebagai masalah baru yang akan mengantarkan kedua orang tuanya kepada rentetan permasalahan di masa yang akan datang. Kelahiran seorang anak yang dimulai dengan kehamilan panjang selama 9 bulan pun dianggap menjadi pemicu seorang wanita cepat menua. Inilah ujung kerusakan paham sekuler yang disodorkan kaum kuffar dan umat Islam menerimanya dengan pintu lebar. Walhasil, tercabutlah fitrah seorang wanita dari garis keridaan RabbNya.
Islam dengan kesempurnaan ajaran di dalamnya, menjadikan manusia harus tunduk diatas aturan Allah SWT. Islam melarang umatnya untuk bertindak melawan fitrah yang sudah melekat dalam dirinya. Allah SWT memberikan rahim dalam tubuh wanita bukan tanpa sebab, ada hikmah dibalik seluruh ciptaanNya.
Manusia mulia, Rasulullah Saw dalam hadist nya bersabda :
تَزَوَّجُوا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاشِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ
“Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang terdahulu)” [Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim dari jalan Ma’qil bin Yasar]
Islam menganjurkan kepada seluruh kaum muslim untuk memiliki banyak anak dengan maksud dan tujuan yang suci yaitu memperbanyak ummat Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang beliau tegaskan dalam haditsnya. Hal ini pulalah yang membuat orang-orang kuffar ketakutan dan cemas.
Paham kapitalisme liberal menciptakan permasalahan umat saat ini makin kompleks dan rumit. Kerusakan yang ditimbulkan dari sistem ini tak akan pernah berkesudahan. Hal inilah yang mengawali pemikiran bahwa kelahiran seorang anak akan membawa permasalahan baru dari daftar panjang permasalahan yang tak kunjung usai.
Hanya Islam yang dapat menyelesaikan seluruh draf permasalahan yang timbul dari sistem rusak ini. Islam akan memastikan setiap anak yang lahir dibekali dengan Aqidah yang lurus sehingga mereka kelak tumbuh menjadi kebanggaan bagi orang tua, agama dan negaranya. Semoga Islam kembali memimpin dunia dengan cahaya yang terpancar dalam setiap aturannya. Sehingga melahirkan manusia-manusia dengan pemikiran cemerlang yang akan memimpin bumi ini dengan aturan dari Sang Pencipta. Wallahu alam bisshowaab.[]