#ResensiBuku “Rumahku, Madrasah Pertamaku”
Peresensi: Nindira Aryudhani, S.Pi., M.Si.
Judul buku: Rumahku, Madrasah Pertamaku
Penulis: Dr. Khalid Ahmad Syantut
Penerbit: Maskana Media
Cover: Soft cover
Isi: 184 halaman
Berat: 231 gram
Ukuran: 15,8 cm x 23 cm
Buku ini menggambarkan peran rumah dan keluarga dalam mendidik anak. Kita akan mendapati di dalamnya langkah-langkah optimalisasi ikhtiar untuk mendidik buah hati. Buku ini bagai secarik pelita yang mewujudkan rumah sebagai tempat terbaik dalam rangka mengasah anak-anak kita sang calon mutiara-mutiara umat.
Buku ini mengawali isinya dengan ayat berikut sebagai pengantar, bahwa Allah Taala berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imron [3]: 110).
Tidak heran, buku ini laksana embun penyejuk di tengah gersangnya sistem pendidikan sekuler, yakni sistem pendidikan yang memisahkan agama dari kehidupan. Di dalamnya kita memperoleh pedoman serta kurikulum praktis agar para orangtua bisa mencetak generasi terbaik, yang tentunya berlandaskan Al-Qur’an dan sunnah Rasul-Nya saw..
Penulis buku ini berusaha menuntun umat Islam agar mengembalikan rumah dan keluarga kepada peran asalnya, yaitu sebagai institusi pendidikan utama bagi anak-anak sebelum sekolah. Rumah adalah tempat yang paling berpengaruh terhadap pembangunan karakter seorang anak. Semakin baik kondisi/suasana suatu rumah, insyaAllah semakin baik pula anggota keluarga yang tumbuh di dalamnya.
Dalam buku ini, penulis memberikan pemaparan yang jelas tentang urgensi pendidikan Islami di rumah bersama keluarga. Penulis juga memaparkan peran penting fase usia dalam mendidik anak. Buku ini mencantumkan secara rinci tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh keluarga di rumah terhadap pendidikan anak di setiap fase usianya.
Tidak lupa, penulis juga membahas perihal pentingnya pendidikan politik keluarga muslim dengan sajian bahasa yang mudah dimengerti pembaca. Topik pendidikan politik tersaji dengan lembut namun tegas sehingga membuat pembaca merasa bahwa tidak bisa tidak suatu keluarga muslim memang harus peka dengan politik sekaligus peduli dengan permasalahan umat.
Definisi politik di sini harus dipahami menurut sudut pandang Islam, bukan sekuler, sehingga tidak membuat para anggota keluarga menjadi apatis-apolitis. Makna politik menurut Islam adalah riayatusy syuunil ummah (mengurusi urusan umat). Di buku ini disebutkan bahwa dengan mengerti politik, maka kita sedang belajar menjadi seorang warga negara baik.
Dengan demikian sudah lebih dari jelas, bahwa obat bagi dekadensi generasi bukanlah dengan menjauhkan Islam dari mereka, melainkan harus mendekatkan Islam kepada mereka bahkan menekankan bahwa Islam adalah jalan kehidupan (way of life). MasyaAllah.
Wallahualam bissawab.