Paylater dan Gaya Hidup Konsumeris




Oleh: Umi Hanifah (Muslimah Peduli Generasi)

Sumbu oleh tutup adalah pribahasa jawa yang pas dalam menggambarkan sifat pemuda hari ini yang ingin serba enak, mudah dan cepat. Sedang pesatnya kemajuan tekhnologi yang memudahkan berbagai transaksi, membuat banyak orang memanfaatkan untuk meraup untung sebesar-besarnya dengan cara cepat pula. 

Adalah paylater, beli sekarang bayar nanti. Dengan kemudahan yang ditawarkan maka berbondong-bondonglah anak muda melakukan transaksi lewat aplikasi ini. Namun dengan kemudahan yang ditawarkan membuat anak muda kebablasan dalam berbelanja hingga terjebak dalam kredit macet.

Mengutip data OJK, karakter pengguna yang kesulitan membayar tunggakan kredit menjadi semakin muda.

“Ini perlu diwaspadai untuk karakter pinjaman macet itu sekarang perkembangannya lebih tinggi untuk peminjam yang usianya di bawah 19 tahun,” kata Nailul, dikutip dari BBC Indonesia, Jumat (30/12/2022).

“Karena sistem paylater ini mudah, bisa connect secara digital, generasi muda yang lebih efektif banyak yang mengajukan padahal belum punya pendapatan,” tambahnya. Ekonomy.okezone.com (30/12/2023).

Hari ini, suasana kapitalisme menjadikan para rentenir bersemangat mencari peluang untuk menyedot dana sebesar-besarnya. Tanpa melihat lagi halal atau haram, adanya denda ketika tidak tepat waktu pembayaran adalah riba yang tidak disadari oleh konsumen.  

Gaya hidup konsumeris telah membutakan kebanyakan anak muda untuk memuaskan laper belanja mereka, meskipun hal itu hanya keinginan bukan kebutuhan. Sekali lagi kapitalisme telah menjerat mereka bergaya hidup yang melulu materi dan kesenangan. Hal itu menjadi peluang besar marketplace untuk menawarkan produknya.

Pemuda yang seharusnya mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mempersiapkan masa depan, karena mereka adalah calon pemimpin justru terjerumus pada aktivitas yang melenakan hingga menyulitkan. Terlilit hutang karena tagihan membengkak, tak ayal perhatian mereka berkutat pada masalah bagaimana mendapatkan uang buat pembayaran tunggakannya. 

Bahkan negara memfasilitasi pembayaràn ini dengan menyampaikan sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan/OJK dan berbunga rendah. Negara tidak melindungi para pemuda dari penyelewangan transaksi, justru menjadi fasilitator hingga dengan mudah para rentenir menjalankan aksinya.

Sebaliknya dalam sistem lslam, negara akan memastikan setiap transaksi bebas dari riba. Karena hal tersebut merupakan pelanggaran syariat sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-Baqarah 275. Artinya setiap transaksi harus sesuai lslam sehingga tidak ada yang dizalimi maupun terjerumus pada sikap berlebihan. 

Bahkah lslam menganjurkan manusia untuk bersyukur dengan yang ada, melarang gaya hidup konsumerisme.

“Janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir) dan jangan (pula) engkau mengulurkannya secara berlebihan sebab nanti engkau menjadi tercela lagi menyesal.” (Al Isra ayat 29).

Selanjutnya negara  memaksimalkan potensi pemuda buat yang bermanfaat. Memudahkan mereka mengakses ilmu, artinya pendidikan adalah hak yang harus mereka dapatkan dan negara wajib memenuhinya dengan murah hingga gratis. Sarana dan prasarana yang berkualitas, dan tenaga pendidik yang terbaik karena dari tangan guru yang berkualitas lahir generasi bermartabat.

Terbukti generasi yang dihasilkan lslam adalah mereka yang mewariskan berbagai disiplin ilmu yang bermanfaat bagi umat hingga hari ini. Sebut saja Abas lbnu Firnas penemu cikal bakal pesawat terbang, lbnu Sina bapak kedokteran, Ar Razi penemu bedah dan masih banyak generasi hebat yang dihasilkan dari sistem ini.

Jelas hanya dengan penerapan lslam dalam seluruh aspek kehidupan, akan mencetak generasi tangguh calon pemimpin peradaban besar. Sebaliknya penerapan sistem kapitalisme hari ini menjadikan generasi lemah, tak punya visi serta misi hidup hingga mudah terjebak dalam aktivitas rendah yang menyengsarakan.
Allahu a’lam

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم