Oleh: Mariyam Sundari (Kontributor Muslimahvoice)
Saat ini, remaja muslim banyak yang tidak mengenal agama. Melakukan tindakan kriminal, tanpa adab, berperilaku bebas, tidak mengenal halal haram dan lain sebagainya. Ini menunjukkan bahwa ada masalah dalam _syakhshiyah_ (kepribadian) pada diri mereka.
Kenapa dikatakan ada masalah kepribadian? Karena di dalam Islam, bagi setiap insan termasuk remaja, memang harus ditanamkan _‘aqliyah_ (pola pikir) benar, yang akan mencerminkan _nafsiyah_ (pola sikap) yang benar pula. Sehingga, akan menumbuhkan kepribadian yang terarah sesuai fitrahnya.
Nah, remaja muslim saat ini, yang dinilai jauh dari agama, bahkan tidak sedikit yang melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Mereka sesungguhnya, hanya menunjukkan sikap dari pola pikir yang salah. Yang menjadikan Kepribadiannya sakit (melakukan penyimpangan), seperti halnya sedang tenggelam di lautan. Jadi, harus diselamatkan bukan dicela atau dibiarkan.
Lalu, bagaimana cara menyelamatkan mereka (remaja muslim)? Apalagi terkadang dari pihak keluarga masih banyak yang membiarkan, tidak peduli terhadap apa yang dilakukan putra-putri mereka. Atau mungkin banyak orang tua yang menginginkan putra-putrinya berperilaku baik. Namun, upaya mereka gagal dalam mendidik, karena keterbatasan ilmu.
Kemudian ditambah dengan masyarakat yang _individualis_ (tidak peduli terhadap orang lain). Akibat dampak dari negara yang mengadopsi sistem kapitalis.
Lantas, masihkah ada jalan? InsyaAllah ada. Tidak lain, yang mampu menyelamatkan remaja muslim saat ini adalah, adanya kesadaran pada diri mereka sendiri. Karena usia remaja merupakan usia yang sudah mulai mampu membedakan baik buruk keadaan.
Jadi, dalam pergaulan, remaja seharusnya tahu dalam memilih teman. Jika dirasa teman memberikan pengaruh kurang baik, segera dinasehati atau ditinggalkan.
Remaja seharusnya tahu, pada zaman serba media sosial (medsos) ini, yang hampir setiap orang punya handphone pribadi tidak terkecuali remaja. Dimana segala sesuatu bisa diakses secara cepat. Baik itu informasi yang bermanfaat, ataupun sebaliknya. Harus bisa membedakan mana manfaat mana yang mudharat.
Termasuk yang paling terpenting adalah, remaja muslim juga harus lebih mengetahui, bahwa akar masalah dari rusaknya kepribadian remaja zaman _now_ adalah, bercokolnya sistem kapitalis di negeri ini. Dimana ada kebebasan dalam aturan, berasas manfaat, serta tidak mempedulikan apakah itu halal atau haram.
Lantas, apa yang mesti remaja muslim lakukan, agar mereka tidak salah pikir juga salah sikap yang berdampak pada kepribadian. Jika memang remaja mengaku sebagai muslim, seharusnya tidak setengah-setengah dalam memahami Islam.
Di tengah keterpurukan dan kerusakan remaja muslim saat ini. Namun, masih banyak orang-orang atau kelompok di sekitar yang menginginkan perubahan dan merindukan generasi gemilang. Mereka itulah para pengemban dakwah Islam kaffah, yang siap merangkul remaja muslim, supaya menjadi remaja yang mempunyai kepribadian Islam yang cemerlang.
Saatnya remaja muslim bangkit dari kepribadian yang salah, serta meninggalkannya. Menuju kepribadian yang benar sesuai syariat. Dengan akidah Islam sebagai asas bagi pola pikir, dan pola sikap. Sehingga, menjadikan diri seseorang mempunyai kepribadian _Islamiyah._
Jika kepribadian Islam sudah tertanam kuat dalam diri remaja muslim. Maka, apapun pengaruh yang ada di sekitar, baik itu lingkungan keluarga, masyarakat, pergaulan bebas remaja, pengaruh medsos, bahkan pemikiran kufur yang datang menghampiri. Apabila semuanya itu membawa pengaruh keburukan. Maka, remaja muslim tidak akan mudah terpengaruh, akan segera menolak, meninggalkan, atau berdakwah dihadapan mereka.
Memang sudah sewajarnya remaja muslim, harus berpola pikir Islam, bersikap Islam, dan berkepribadian Islam. Jangan sampai menjadi remaja muslim, namun mempunyai kepribadian kufur. Tidak ada kata terlambat, bersegera, siap berubah, _bismillah!_
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS ar-Ra’d [13]: 11).[]