Oleh : Triana Nur Fausi
(Founder Komunitas Penulis Peduli Umat Kota Malang)
Pemuda adalah aset bangsa, masa depan suatu bangsa berada ditangan para pemuda. Ketika menginginkan sebuah bangsa akan maju pada suatu masa nanti maka generasi mudanya harus bisa berkualitas. Namun miris hari ini banyak pemuda yang kehilangan jati diri dan salah arah. Sebagai contoh beberapa waktu lalu viral video penangkapan komplotan begal yang ternyata anggotanya adalah para pemuda.
Diberitakan dari detiknews.com ada tiga begal di Cilincing, Jakarta Utara, disiksa warga menggunakan ikat pinggang dan kursi plastik setelah ditangkap. Para pelaku yang masih remaja ini rupanya bukan pertama kali melakukan pembegalan.
"Yang namanya AS itu sudah dua kali beraksi," kata Kanit Reskrim Polsek Cilincing AKP Alex Chandra saat dihubungi, Sabtu (10/12/2022).
Tiga pelaku masing-masing berinisial AS (17), IS (170, dan FEN (16). Pelaku IS dan FEN mengaku baru pertama kali melakukan pembegalan bersama pelaku AS. Sementara itu, pelaku AS mengaku melakukan pembegalan pertama kali bersama tiga rekannya yang masih jadi buron. Polisi saat ini turut mencari ketiga rekan AS tersebut.
"Si AS ini melakukan perbuatannya bersama tiga orang temannya lagi yang masih jadi buron. Iya, diburu. Kita minta keterangan pelaku ini mencari tahu keberadaan mereka, tempat tinggalnya di mana," jelasnya. Dari tiga orang yang ditangkap ini, para pelaku mengaku hasil pembegalan mereka jual kembali untuk mabuk-mabukan dan berfoya-foya. (www.detiknews.com, 10/12/2022)
Hal ini tentu membuat kita prihatin akan nasib bangsa ini, dimana pemuda seharusnya menjadi agen perubahan, namun hari ini pemuda identik dengan sikap hura-hura. Semua ini terjadi karena paham liberalisme yang telah masuk ke setiap sendi-sendi kehidupan kaum muslimin sehingga menggerus kehidupan pemuda dengan sedemikian rupa. Paham liberalisme ini bisa masuk ke dalam kehidupan pemuda di negeri kita karena penerapan sistem kapitalisme di negeri ini yang menjamin kebebasan tiap individu. Selain paham liberalisme yang merusak kehidupan pemuda, ada juga sekulerisme yang menjauhkan Islam dari kehidupan seorang pemuda muslim, sehingga banyak kita temui berbagai kemungkaran yang terjadi karena hilangnya ketakwaan individu dalam kehidupan ini. Hilangnya ketakwaan ini dikarenakan juga para pemuda muslim tidak memahami hakikat jati diri sehingga mereka bebas berbuat tanpa ada rasa takut kepada Illahi. Paham-paham ini telah merusak pemuda dan tidak bisa memuliakan kehidupan mereka.
Seorang pemuda muslim sejati tidak akan terpedaya dengan tipu daya setan yang hari ini berbungkus dengan kehidupan sekuler dan jauh dari Islam. Pemuda muslim sejati adalah muslim yang memahami hakikat diri sehingga mampu menjalani kehidupan dengan tetap istiqomah menjalankan Syariat. Pemuda muslim sejati yang memahami hakikat diri adalah muslim yang paham akan 3 simpul pertanyaan yang harus dipecahkan yaitu :
1. Dari mana aku berasal ?
2. Untuk apa aku hidup ?
3. Setelah mati aku akan kemana?
Pemuda muslim sejati akan mampu memecahkan 3 pertanyaan tersebut tanpa meninggalkan keraguan sedikitpun. Pemuda muslim sejati memahami bahwa dirinya ada bukan karena ada dengan sendirinya sebagaimana teori generatio spontanea. Bukan juga tercipta dari evolusi dari organisme lain sepertinya yang dinyatakan di dalam teori Darwin. Pemuda muslim sejati paham bahwa dirinya ada karena ada yang menciptakan.
Ketika pemuda muslim tersebut mengamati alam semesta, kehidupan yang terjadi, bahkan sampai mengamati penciptaan manusia maka pemuda muslim sejati akan mampu menyimpulkan bahwa semua yang terjadi ini tidak luput dari kekuasaan Illahi. Pemuda muslim sejati paham bahwa yang menciptakan dirinya, alam semesta, bahkan sampai kehidupan yang terjadi adalah Dzat yang itu maha besar, maha kuasa dan tentunya berbeda dengan yang diciptakan maka dari sinilah lahirlah keimanan terhadap sang Pencipta yang Maha Kuasa yaitu Allah Swt.
Pemuda muslim sejati juga dengan bijak mampu menempatkan untuk apa dirinya hidup. Ketika pondasi iman telah menancap kuat dalam jiwa maka mereka paham bahwa hidup bukan untuk berbuat sekehendak hati namun hidup adalah sesuatu hal yang layak dipertanggung jawabkan kepada Sang Illahi yang telah menciptakan. Islam telah menjawab dengan tegas untuk apa manusia hidup. Allah Swt telah berfirman dalam Al-quran surat Adz-Dzariyat ayat 36 :
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku".
Dalam ayat tersebut telah jelas bahwa tujuan seorang manusia hidup adalah untuk beribadah. Beribadah disini adalah menaati perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Maksudnya adalah seorang manusia ketika hidup maka dia harus senantiasa terikat dengan hukum-hukum Allah, tidak sekedar menjalankan ibadah sholat, puasa, zakat, dan haji namun lebih dari itu bahwa segala perbuatannya terikat dengan hukum syara'.
Pemuda Muslim sejati juga dengan cermat mampu memahami bahwa setelah kehidupan di dunia ini, akan ada kehidupan yang abadi. Pemuda Muslim sejati tau betul bahwa dirinya adalah makhluknya Allah, berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Maka pemuda muslim paham setelah dirinya mati itu akan kemana sehingga ketika hidup di dunia mereka tidak melakukan perbuatan yang sia-sia dan juga tidak melakukan yang dilarang Allah Swt. Islam telah menegaskan bahwa akan ada kehidupan yang abadi yaitu kehidupan akhirat. Di akhirat nanti hanya ada 2 pilihan yaitu surga atau neraka.
Surga diperuntukkan untuk orang yang bertakwa, dan neraka diperuntukkan untuk orang ingkar kepada Allah Swt. Pemuda muslim sejati tentu akan menyadari bahwa dirinya tidak akan sanggup menahan siksa neraka dan dirinya tentu akan berupaya meraih cinta Allah Swt serta mengharap surgaNya. Untuk itu dirinya senantiasa berupaya agar terikat dengan hukum Allah ketika hidup di dunia karena dia menyadari akan ada hisab di akhirat kelak. Pemuda muslim sejati akan senantiasa menjaga diri serta melakukan amar makruf nahi munkar dalam setiap episode kehidupan. Senantiasa memupuk ketakwaan karena yakin Allah Swt maha mengawasi. Selalu berusaha agar hukum Allah yaitu Syariat Islam bisa diterapkan dalam kehidupan.
Inilah sesungguhnya karakter pemuda muslim yang memahami hakikat diri. Untuk itu mari kita bersegera membenahi diri dan juga para pemuda agar mereka memahami jati diri dan tidak terjebak dalam kemaksiatan.[]