Oleh: Ummu Adil (Muslimah Bangka Belitung)
Detik demi detik ditahun 2022 telah bersama kita lalui dengan berbagai lika- liku yang sudah pasti tidaklah mudah . Terutama bagi kita yang berada dalam lingkupan negara , yakni secara identitas adalah rakyat Indonesia . Atau bahkan lingkup yang lebih khusus , yakni sebagai seorang muslim .
Seperti biasanya rakyat Indonesia diberikan hadiah - hadiah , atau kejutan - kejutan yang tak terduga , bahkan seharusnya sudah terbiasa , apalagi kalo bukan kebijakan pemerintah yang alih- alih sering bikin kaget bahkan nyaris jantungan.
Akhir-akhir ini ada kabar besar bahwasannya harga pangan akan semakin meningkat , terutama harga bahan- bahan pokok ( sembako ) dengan latar belakang menjelang natalan atau karena menjelang tahun baru yang dianggap sudah menjadi tradisi . Padahal jelas sekali hal ini bikin rakyat pusing tujuh keliling , terutama bagi rakyat yang pendapatannya hanya pas-pasan untuk makan sehari-hari , bahkan terbilang masih kurang .
Merebaknya badai PHK yang terjadi dikalangan berbagai karyawan start up atau usaha rintisan berbasis teknologi menambah beban rakyat yang seolah tak ada habisnya . Dengan ucapan seolah-olah ingin revolusi mental , padahal jelas-jelas hal ini bikin rakyat jadi tumbal . Beralasan menghadapi resesi ekonomi 2023 tanpa memikirkan kembali bagaimana nasib karyawan tersebut ke depannya .
Hingga saat ini terbilang masih belum ada upaya antisipasi serius dari pemerintah , bahkan bisa dibilang abai atau nyaris tak bertanggung jawab . Keluhan rakyat hanya dianggap seolah olah angin lalu . Kalaupun mereka melangkah membuat kebijakan baru yang mereka anggap sebagai solusi dari semua ini , maka tetap saja tidak bisa dikatakan sebagai suatu solusi , justru bikin rakyat makin sengsara . Skenario stabilitasi harga dan pemastian ketersediaan kebutuhan pokok di pasar pun terbilang tidak mampu untuk menghentikan laju kenaikan harga tersebut .
Pemerintah yang seolah buta dan tuli membuat banyak rakyat makan hati , katanya sudah melakukan antisipasi , hingga rakyat bergumam kalau yang mereka katakan sudah basi . Sebagian dari mereka malah menjadikan kondisi seperti ini sebagai sarana untuk mencari simpati para rakyat agar bisa memilih mereka dalam gelaran pemilu 2024 .
Seharusnya tugas pemerintah adalah sebagai peri'ayah (pengurus) umat bukan penganiaya rakyat . Ini merupakan contoh dari gagalnya sistem kapitalis sekuler ini memimpin dunia , terkhusus Indonesia . Tak mampu berdiri di kaki sendiri , dan selalu bergantung pada asing dan aseng . Sangat disayangkan sekali , SDA yang melimpah ruah hanya dijadikan seolah- olah pajangan yang disimpan di museum , yang tak boleh disentuh , meski oleh pemiliknya .
Sudahlah tak usah lagi berharap untuk bisa bergerak , jika tetap dengan tubuh yang sama lumpuhnya . Demikian pula , tak usahlah berharap untuk bisa sejahtera , jika tetap dengan sistem yang sama . Karena akan tetap seperti ini , dan selamanya akan tetap begini . Sadarlah wahai umat , jangan lagi mau diperbudak oleh jiwa jiwa yang tamak , jangan terlena dengan sistem ini , jangan terus terlelap dalam zona nyaman , dan jangan pernah diam terhadap kezhaliman. ALLAHUAKBAR!