Kekuatan Pemuda Jadi Tumbal!

 


Oleh: Cahya Lailatul Fitriyah 

(Aktivis Pelajar Peduli Bangsa)


Ujung tombak literasi keuangan dan digital pada pemuda memang sangat penting. Apalagi dengan jumlah populasi yang besar, pemuda dapat menjadi kekuatan yang tak kalah besar. Namun saat ini, dorongan tersebut sejatinya menjadikan pemuda sebagai tumbal untuk kepentingan para kapitalis, meski dalam kerangka ekonomi syariat sebagaimana yang menjadi tujuan pemerintah saat ini.


Diliput dari Liputan 6 menteri koordinator bidang perekonomian. Airlangga Hartarto menyatakan, Indonesia memiliki visi masterplan ekonomi syariah Indonesia 2019-2024, yakni indonesia yang makmur, mandiri, madani dan menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah terkemuka di dunia.


“Untuk mencapai visi yang diinginkan, pemerintah meluncurkan berbagai strategi yaitu;  regulasi dan tata kelola, pengembangan kapasitas riset, peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia serta peningkatan kesadaran literasi”.


Strategi yang ditempuh oleh pemerintah membuahkan hasil yang ditunjukkan oleh berbagai indikator ekonomi dan keuangan syariah global yang konsisten. Hal ini sejalan dengan potensi Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.


Upaya peningkatan inklusi  keuangan memiliki kendala terutama dalam bisa ditingkatkan angkanya melebihi batas 50 %. Terlebih pemahaman masyarakat Indonesia terhadap ekonomi syariat masih sangat minim dan terbatas. 


Jika kita mau membuka mata dan telinga kita untuk menjelajahi pulau pulau Indonesia akan kita temui banyak angan angan yang menggantung di atasnya, seperti majunya ekonomi, politik yang pasti, pendidikan terfasilitasi dan segala apapun yang mereka inginkan, termasuk meningkatnya literasi keuangan dan digital. Nihil, jika masih berdiri di atas tanah bersistem kapitalistik. Produk sistem sekuler memang tak pernah berhasil mewujudkan keinginan secara sempurna bahkan kewajiban bagi negara untuk rakyat pun tak seluruhnya yang mereka berikan, lalu bagaimana dengan masalah digital?


Sekularisme nyatanya tidak berhasil mencetak pemuda yang unggul, alih-alih ingin menjadikan pemuda cerdas, mereka malah teracuni dengan berbagai digital yang barat luncurkan. Bukannya dengan alat yang serba praktis membuat mereka mahir tapi malah menjadikan pemuda yang fisiknya lemot super mager.


Hal ini bertolak belakang dengan pemuda cetakan islam. Tercatat dalam sejarah bahwa islam berhasil mencetak cendekiawan di berbagai bidang. Selain melahirkan ulama ilmu-ilmu keislaman, peradaban islam juga melahirkan para ilmuan dibidang kedokteran, fisika, farmasi, teknik, matematika, kimia, militer, dan lain sebagainya. Nama nama ilmuwan seperti; Ibnu Khaldun dalam ilmu sosiologi, al-Khawarizmi dalam matematika, az-Zahrawi dalam ilmu kedokteran, yang dikenang hingga saat ini.


Juga tercatat dalam sejarah. Usamah bin Zaid di usianya yang masih terlihat muda, 15 tahun. Rasulullah SAW. Pilih menjadi panglima perang melawan bangsa Romawi. Muhammad al-Fatih di umur 21 tahun telah berhasil menaklukkan Konstantinopel yang dikatakan dalam hadits Rasulullah. “ Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu “. Derajat hadits Hadits ini lemah. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad 4/235, Bukhari dalam Tarikh Shaghir hal. 139, Thobroni dalam Al Kabir 1/119/2, Hakim 4/4/422, Ibnu Asakir 16/223 dan lainnya. Dan bisyarah rasulullah inilah yang menjadikan al-Fatih pantang menyerah hingga titik kemenangan.


Inilah motivasi yang menjadi pendorong pemuda pemudi islam. ‘Fastabiqul Khairat’ yang artinya; maka berlomba lombalah kamu dalam kebaikan. Alhasil pemuda islam memiliki semangat yang tinggi, jika pemuda islam bisa menguasai segala study maka begitu juga masalah digital dan literasi. Pemuda islam mah, ojo di bandingke!


Dan inilah saatnya kita selamatkan pemuda dari cengkraman pemikiran sekuler kapitalisme. Mereka adalah harapan masa depan umat ini. “pemuda saat ini adalah pemimpin masa depan.” jangan biarkan sekularisme yang telah nyata membuntukan mereka. Islam adalah solusi yang akan memperbaiki masa depan para pemuda. Karena itu mari kita jadikan islam sebagai solusi total termasuk dalam aspek literasi dan digital. Hanya islam yang terbukti dalam sejarah mampu melahirkan generasi dengan pemuda cerdas unggul bermartabat 


Wallahu a’lam bish-shawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم