Pemenuhan Gizi di Tengah Ancaman Kemiskinan Bukti Tidak Adanya Empati

 



Oleh: Lia ummu Nasywa (Muslimah Bangka Belitung)


Jakarta (ANTARA) Kementrian Koordinator  bidang pembangunan Manusia dan Kebudayaan (kemenko PMK) menekankan pentingnya pemenuhan Gizi keluarga guna mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Perilaku hidup bersih dan sehat perlu ditunjang dengan nutrisi yg lengkap. Sehingga daya tahan tubuh keluarga khususnya anak-anak dapat terjaga dengan baik.(Republika,16/10/2020).


Pernyataan Kemenko PMK perihal program pemenuhan Gizi  kkeluarga tampak seiring dengan  peringatan  hari pangan sedunia (HPS) 2022 yang diperingati setiap 16 Oktober. Peringatan HPS 2022 juga fokus untuk memperbaiki harga pangan yang melonjak ke rekor tertinggi tahun ini. Kenaikan harga pangan mengakibatkan 3,1miliar orang di dunia tidak mampu membeli makanan sehat. Akibat sejumlah kelaparan dunia terus meningkat.


Seharusnya rakyat sadar dan membuka mata tidak ada yg bisa diharapkan. Hanya janji- janji manis disaat kampanye tapi takkan merubah kemiskinan rakyat yang semakin meningkat.


Seruan untuk memenuhi Gizi yang ditujukan kepada rakyat hanyalah narasi tanpa Empati. Masyarakat tak mungkin bisa memenuhi kebutuhan hidup di tengah himpunan ekonomi, apabila penguasanya sendiri berlepas tangan, menutup mata dari kondisi rakyat. Penguasa hanya menyerahkan seluruh urusan rakyat kepada rakyat sendiri tanpa ada solusi yang berarti. Pemerintah hanya mengeluarkan peraturan yang harus diikuti. Setiap kebijakan  yang dibuat sama sekali tidak menyentuh akar permasalahan hanya upaya tambah sulam yang dilakukan dan rakyat dipaksa tunduk kepada aturan.


Sistem kapitalisme dengan aqidahnya sekularisme telah membuat negeri ini lemah tidak bisa berdiri sendiri selalu bergantung kepada asing dan asing. SDA yang melimpah, SDM yang luar biasa yang Allah karuniakan untuk negeri ini tidak dipergunakan sepenuhnya untuk kemaslahatan umat. Mahalnya sembako akibat dari naik nya BBM, susahnya lapangan kerja menjadi paket lengkap sejarah kesengsaraan yang tak kunjung usai. Negeri yang melimpah sumber daya alamnya tapi diserahkan kepada asing dan aseng atas nama investasi. Ibarat tikus mati dilumbung padi itulah gambaran rakyat yang tidur di atas tumpukan harta karun tapi mati kelaparan.


Kapitalisme menjadi alat yang diciptakan Barat untuk menguasai dan memecah belah negeri-negeri muslim. Negeri yang membebek  berkiblat kepada Barat tidak akan pernah bisa merasakan kesejahteraan.Gizi buruk, stunting terus meningkat jika penguasa masih mempertahankan  kapitalisme yang memang dibuat untuk membunuh umat Islam secara perlahan. Nasib rakyat dari tahun ke tahun, zaman ke zaman akan tetap sama siapa pun pemimpinnya. Karena akar masalahnya bukan dari siapa memimpin tapi dari sistem kapitalisme sekuler yang akan menyetir siapapun penguasanya.


Karena yang diurus bukan rakyat tapi selalu tunduk kepada para pemilik modal apakah itu asing aseng dan para korporasi yg memiliki modal besar untuk mengeruk kekayaan negeri. Itulah kapitalisme sekuler sistem kehidupan yang melibas siapapun yang menghalangi. Rakyat terus dibuat miskin agar suara mereka mudah dibeli disetiap pemilu 5 tahun sekali. Rakyat hanya dihidupkan dari pajak yang diperas dari rakyat sendiri dan hutang luar negeri yang merupakan alat untuk memudahkan mengeruk SDA negeri ini.


Allah menciptakan manusia lengkap dengan aturannya. Lengkap dengan solusi dari masalah umat yaitu solusi Islam. Karena Islamlah satu-satunya solusi untuk keluar dari stunting dan gizi buruk.


Dengan menjadikan Islam sebagai aturan rakyat pasti tersejahterakan. Tidak akan ada yang namanya Gizi buruk stunting dan masalah lain. Kesejahteraan rakyat akan sangat dirasakan karena Islam punya cara jitu mengolah sumber daya alam hanya semata- mata untuk kemaslahatan umat.


Pendidikan, kesehatan gratis akan sangat dirasakan apabila aturan Islam benar-benar diterapkan di negeri ini. Dan takkan ada lagi anak-anak kelaparan, para ayah akan memiliki pekerjaan dan para ibu akan tenang mendidik anak mereka tanpa harus pusing memikirkan untuk bekerja di luar rumah.

 

Kembali kepada aturan Islam yang memang telah Allah anugrahkan untuk mengurus umat di dunia.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم