Human Trafficking, Potret Mirisnya Kehidupan dalam Kapitalisme

 


Oleh: Unix Yulia (Komunitas Menulis Setajam Pena)


Kasus perdagangan manusia (human trafficking) terjadi lagi. Setiap tahunnya selalu ada penambahan kasus, dengan perempuan bahkan anak dibawah umur menjadi korbannya. Hal ini menunjukkan kebijakan yang diambil pemerintah belum tepat sasaran. Selain itu, rasa empati antar sesama manusia sangatlah kurang. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Dan bagaimana solusinya?


Dilansir dari viva.co.id (19/11/2022), aparat Subdit Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Timur, melakukan penggrebekan disebuah ruko yang bertempat di Gempol, Pasuruan pada Senin, 14 November 2022. Disana, petugas mendapati 8 perempuan, 3 diantaranya masih dibawah umur. Setelah petugas keamanan ruko diintrogasi, kedelapan perempuan dibawah penguasaan DGP dan RN.


Polisi kemudian melakukan pengembangan dan menggeledah sebuah rumah di kompleks Perumahan Pesanggarahan Anggrek di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Di sana DGP dan NR ditangkap. Selain itu, diamankan pula 11 perempuan, seorang di antaranya masih di bawah umur. Oleh DGP dan RN, mereka dipekerjakan di warkop dan PSK.


Melihat hal ini, sungguh sangat miris kehidupan di negara ini. Tuntutan ekonomi, lapangan pekerjaan sulit menjadi salah satu faktor penyebab kejadian ini. Selain itu, kurangnya pengetahuan, tuntutan gaya hidup disertai hawa nafsu, ingin mendapatkan uang banyak dengan cara yang mudah menjadi pemicu lainnya. Sehingga banyak masyarakat yang mudah tergiur akan iming-iming yang diberikan pelaku, tanpa mencari tahu lebih lanjut. Apabila dipikir secara logika, mana ada perempuan yang rela menjual harga dirinya?


Apalagi didukung dengan kemajuan teknologi, pelaku lebih mudah menjerat korbannya melalui sosial media. Kurangnya pengawasan dari pemerintah, kemajuan teknologi digunakan untuk aksi kejahatan. 


Hal ini menambah deretan panjang masalah kehidupan pada sistem sekuler kapitalisme, tanpa adanya solusi tuntas yang dapat menyelesaikannya. Kehidupan dipisahkan dari agama, abainya pemerintah terhadap masyarakat, segala hal dilakukan hanya untuk mendapatkan materi tanpa peduli halal/haram. Asalkan uang didapatkan, perasaan dan akal dikesampingkan. 


Walaupun sudah banyak kebijakan ataupun regulasi yang diterapkan nyatanya human trafficking masih terus ada. Hal ini menunjukkan solusi tidak tepat sasaran. Solusi yang diberikan hanya berdasarkan pemikiran manusia. Seperti yang kita tau, manusia merupakan makhluk yang lemah dan terbatas. Untuk mendapatkan solusi tuntas, diperlukan aturan dari Sang Pencipta, Dia yang menciptakan, Dia pula yang mengetahui aturan yang harus dijalani oleh makhluk yang diciptakan. 


Solusinya yaitu menerapkan aturan Islam secara kaffah (menyeluruh) dalam semua bidang kehidupan. Karena aturan Islam merupakan rahmatan lil alamin. Aturan sempurna dan paripurna bagi kehidupan. Tak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan apabila Islam diterapkan. 


Dalam kasus perdagangan manusia (human trafficking) ini pemerintah akan mengusut tuntas akar permasalahannya. Apabila ditelisik, kasus ini disebabkan oleh faktor ekonomi. Maka negara harusnya bertanggungjawab untuk mencukupinya. Negara yang menerapkan aturan Islam akan menjadikan kesejahteraan rakyat sebagai tujuannya, karena pada dasarnya pemerintah merupakan pengurus bagi rakyat. Sehingga kebutuhan pokok masyarakat (sandang, pangan, papan), kesehatan, pendidikan harus terpenuhi. Negara akan menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup, fasilitas kesehatan dan pendidikan yang memadai bahkan tanpa dipungut biaya. Mengapa bisa seperti itu?


Dalam Islam ada harta kepemilikan umum yang semuanya harus dikelola mandiri oleh negara dan hasilnya dikembalikan ke rakyat. Harta kepemilikan umum itu meliputi air, api dan padang penggembalaan. Sehingga kesulitan ekonomi tidak akan dirasakan oleh masyarakat. 


Selain itu, negara juga akan menindak tegas pelaku dengan sanksi yang membuat jera. Dalam kasus human trafficking merupakan tindakan yang diharamkan. Imam Bukhari dan Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu :


Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: Allah Azza wa Jalla berfirman: “ Tiga golongan yang Aku akan menjadi musuh mereka di hari Kiamat; pertama: seorang yang bersumpah atas nama-Ku lalu ia tidak menepatinya, kedua: seseorang yang menjual manusia merdeka dan memakan hasil penjualannya, dan ketiga: seseorang yang menyewa tenaga seorang pekerja yang telah menyelesaikan pekerjaan itu akan tetapi dia tidak membayar upahnya.” (Shahîul-Bukhâri No. 2227 Dalam Kitâbul Buyû’ Bab : Itsmu man bâ’a hurran dan Musnad Imam Ahmad dari riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu)


Insyallah apabila Islam diterapkan segala masalah akan ada solusi dan kesejahteraan masyarakat bisa tercapai. 

Wallahu a’lam bishawab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم