Cukup Tragedi Kanjuruhan, Saatnya Kembali ke Islam Kaffah




Oleh: Icha & Finis (Aktivis Muslimah)

Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, Arema vs Persebaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022 menyebabkan ratusan nyawa melayang. "Saat itu terkait dengan proses pertandingan tidak ada masalah, semuanya selesai. Permasalahan terjadi pada saat selesai pertandingan. Terjadi kekecewaan dari para penonton yang melihat idolanya tidak pernah kalah selama 23 tahun bertanding di lapangan sendiri," kata Nico dalam konferensi pers di Polres Malang. (detik.com, 02/10/2022).


Nico mengatakan karena suporter kecewa timnya kalah, mereka lalu turun ke tengah lapangan dan berusaha mencari para pemain dan official untuk melampiaskan kekecewaannya. "Oleh karena itu, pihak pengamanan melakukan upaya menghalau dan melakukan pengalihan, supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan mengincar para pemain. Polisi lalu menembakkan gas air mata karena para suporter anarkis. Aremania menyerang petugas kepolisian hingga merusak sejumlah fasilitas stadion. Lalu mereka pergi keluar di satu titik, di pintu keluar yaitu kalau gak salah pintu 10. Kemudian terjadi penumpukan. Di dalam proses penumpukan itulah terjadi kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion. Kemudian juga dilakukan evakuasi di beberapa rumah sakit," terang Nico. (detik.com, 02/10/2022).


Sungguh sangat tragis atas apa yang terjadi di stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur. Kisah miris, memilukan, dan duka yang teramat dalam menimpa negeri ini. Ratusan nyawa melayang begitu saja tanpa diduga sebelumnya. Siapa sesungguhnya pihak yang harus bertanggung jawab? Karena di dalam pertandingan sepak bola tersebut, memang banyak pihak yang berada di situ. Ada para pemain, suporter, aparat kepolisian, dan pihak penyelenggara tentunya. 


Tragedi Kanjuruhan menjadi bukti bahwa peraturan yang berlaku dalam pertandingan sepak bola belum mampu memberi rasa aman terhadap pihak-pihak yang ada di dalamnya. Misal penonton di bawah umur juga balita seharusnya dilarang masuk. Begitu pun penonton yang baru minum alkohol karena bisa jadi bisa memicu kerusuhan. Menurut aturan FIFA, polisi tidak boleh menembakkan gas air mata bahkan membawa masuk ke dalam stadion pun tidak diperbolehkan. Meski demikian, pihak kepolisian mengatakan bahwa itu sudah sesuai dengan prosedur. Lantas prosedur yang mana?


Sikap fanatisme golongan dari para supporter juga berpotensi menimbulkan pertentangan dan kekacauan karena fanatisme golongan ini lahir dari sikap emosional. Dalam tragedi Kanjuruhan, pihak aparat keamanan jelas menjadi penanggung jawab utama atas hilangnya ratusan nyawa. Sebab kericuhan tidak akan terjadi jika polisi tidak menembakkan gas air mata.


Sesungguhnya apa yang terjadi di negeri ini? Apa salah dan dosa kita, hingga Allah memberi teguran keras pada kita. Tragedi Kanjuruhan menjadi pelajaran yang sangat berharga agar insiden ini tidak terjadi lagi. Jangan sampai lagi nyawa melayang sia-sia. 
Orang tua harus lebih hati-hati dalam mengawasi, mendidik serta memberi nasihat agama kepada anak-anaknya. Agar anak-anak kita mampu berbuat sesuatu yang dapat berbuah pahala, bukan hanya kesenangan semata. Generasi muda seharusnya lebih tekun dalam menuntut ilmu, terutama ilmu agama. Harus lebih aktif dalam memahami dan mengkaji agama agar mampu membentuk pola sikap dan pola pikir yang Islami. Hingga mampu menjadi generasi yang siap berjuang untuk agama Allah. Bukan hanya berkorban demi fanatisme golongan atau kelompok semata. 


Sistem saat ini membuat penguasa abai terhadap keselamatan nyawa rakyatnya. Penguasa dan pengusaha lebih menjadikan olahraga sebagai industri untuk mencari keuntungan semata. Mereka hanya berpikir tentang materi saja. Sementara para supporter yang sebagian besar generasi muda, rela melakukan apa saja demi tim idolanya. Mereka rela membeli atribut lengkap mulai dari kaos, syal, topi dan lainnya. Juga membeli tiket masuk, hingga rela bergelantungan di truk-truk untuk sampai ke tujuan pertandingan. Mereka rela bertaruh nyawa demi tim mereka. Mereka tanpa sadar bahwa apa yang dilakukan hanyalah kesia-siaan.


Dalam sistem Islam kaffah, fungsi olahraga yang sesungguhnya adalah untuk menjaga kesehatan dan kekuatan diri. Ketika tubuh kita kuat, kita akan mampu melindungi diri dari serangan musuh serta untum mempersiapkan berjihad di jalan Allah. Dengan kondisi tubuh yang sehat, kita akan menjalankan ibadah dengan giat dan lancar. Sejatinya olahraga dalam Islam, bukanlah sekadar untuk kesenangan dan kesehatan semata, apalagi materi, tetapi lebih kepada mempersiapkan diri berjihad di jalan Allah demi tegaknya Islam.

Wallahu a'lam

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم