Harga Telur Naik, Rakyat Makin Tercekik

  



Oleh: Fina Ummu Harun


Harga telur ayam di sejumlah wilayah mengalami kenaikan lebih dari Rp 30.000 per kilogram (kg). Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRN) mengatakan jika kenaikan harga telur ayam saat ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Seorang peternak ayam petelur mengungkapkan menurunnya produksi membuat persediaan telur di pasaran tak mampu memenuhi permintaan konsumen. (kompas, 26/08/22).


Lagi dan lagi semuanya hanyalah alasan. Padahal, pernyataan Mendag dan pejabat lainnya tentang kenaikan harga telur mencerminkan tidak adanya empati pada kondisi rakyat dan kebutuhan mendesak rakyat terhadap telur. Rakyatlah yang akhirnya menjadi korban kerakusan para kapital.


Dominasi pemodal besar dalam produksi pangan dari hulu hingga hilir telah berhasil mengendalikan harga pangan dasar bagi rakyat. Tak ada lagi rasa peduli, yang ada hanyalah untung dan rugi. Duh Gusti, padahal semua yang hidup pasti akan mati dan semuanya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan illahi.


Hanya Islam yang dapat memberikan solusi bagi negeri. Islam mewajibkan negara menjamin terpenuhinya kebutuhan pangan publik dengan menata secara adil aktivitas produksi hingga distribusi oleh warga negara serta membatasi keterlibatan aktor asing dalam segala kebutuhan rakyat. 


Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Siapa saja yang turut campur (melakukan intervensi) dari harga-harga kaum muslim untuk menaikkan harga atas mereka, maka adalah hak bagi Allah untuk menunjukkannya dengan tempat duduk dari api pada hari kiamat kelak." (HR Ahmad, Al-Baihaqi, Ath-Thabrani).


Waallahu'alam bisshowwab.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم