Our Body is Not Ours, It belongs to Allah

 


Oleh : Tsamratul Fikriyah (Aktivis Dakwah)


My Body My Choice” Semboyan unik ini  dilontarkan oleh mayoritas para kaum hawa yang  menolak keras  diatur atas pakaian dan perilakunya. Saat dijelaskan terkait tubuhnya adalah aurat dan menjadi sebuah kewajiban untuk menutupinya, slogan “My Body My Choice" menjadi argumen  dan jargon andalan mereka. Bahwa tubuhnya adalah miliknya, pilihannya, dan haknya untuk memilih apakah dia akan menutupnya atau justru mempelihatkannya.


Memang benar, kaum hawa punya hak, punya free will, mau menutup atau membuka auratnya. Tetapi, ada panduan hidup yang harus diikuti supaya kebebasan yang dimilikinya tidak membuatnya jauh dari Sang Maha Memiliki. Meski kita memiliki hak pilih dalam hidup ini, bebas menentukan sikap dan perilaku, segala yang kita miliki bukanlah milik kita seutuhnya. Tubuh kita, hidup kita, bahkan mati pun, kita ini milik Allah. Jadi “My Body My Choice" adalah statement ataupun pemahaman yang salah.


Pemahaman yang keliru tentu saja tidak  tiba-tiba  muncul. Ide ini merupakan buah sistem kapitalisme yang berasaskan sekularisme yang kemudian melahirkan liberalisme. Sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan dan liberalisme yang melegalkan segala bentuk kebebasan, termasuk kebebasan berekspresi. Hal ini menjadikan generasi kita salah kaprah memaknai hijab. Hijab tidak lagi dianggap sebagai kewajiban menutup aurat bagi muslimah yang telah balig. Sebaliknya dalam pandangan liberalisme-kapitalisme, hijab dianggap sebagai pengekang kebebasan berpenampilan dan berekspresi.


Liberalisme yang mengusung kebebasan mutlak individu atas dirinya menjadikan segala sesuatu bersifat relatif. Baik buruk hanya berdasarkan cara pandang pribadi. Benar salah hanya dilihat dari kacamata manfaatnya saja. Tentu ini sangat berbahaya. Sebab Islam menjadikan hitam putih terpisah dengan pasti. Sementara kebebasan yang diserukan para pengusung liberalisme menjadikan dunia abu-abu. Tidak ada yang benar-benar baik dan tidak ada yang benar-benar buruk. Inilah yang membuat banyak sekali muslimah tergoda karena liberalisme memberikan mereka kebebasan tanpa batas. Tidak ada tuntutan, tidak ada kewajiban. Hidup-hidup mereka, gaya-gaya mereka, tidak ada larangan apa pun. Banyak manusia yang menginginkan kebebasan absolut atas dirinya. Padahal, orang yang menginginkan kebebasan untuk bermaksiat sesuka hati adalah orang yang tidak tahu malu. Sedangkan rasa malu adalah sesuatu yang seharusnya dimiliki seorang muslim karena rasa malu adalah sebagian dari iman.


Kaum hawa  yang tidak berhijab adalah muslimah yang tidak mau taat totalitas pada perintah Tuhannya. Jika dia menghormati dirinya sendiri, dia pasti akan menjaga kemuliaan (izzah), kesucian (iffah), dan kehormatan diri (muruah)-nya dengan menutup aurat secara sempurna sesuai syariat, sesuai yang diridai Allah. 


So, our body is not our choice. Our body is not ours. It belongs to Allah. Jadi, arahkan free will yang kita miliki juga sesuai dengan petunjuk yang telah Allah berikan dalam Al-Qur'an.Wallahu a'lam.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم