Oleh Diyani Aqorib S.Si.
(Pegiat Literasi)
Indonesia sebagai negara maritim memiliki potensi yang luar biasa bagi warganya. Kekayaan alam dan biota laut yang terdapat di dalamnya bisa dimanfaatkan oleh para nelayan untuk mendapatkan penghasilan. Seperti ikan-ikan segar, rumput laut, mutiara, dan masih banyak lagi. Namun, pada faktanya kondisi nelayan selalu berada dalam garis kemiskinan. Keadaan mereka sangat memprihatinkan.
Seperti nasib yang dialami para nelayan di Muaragembong, Bekasi. Berbagai kesulitan mereka alami dalam usahanya mencari ikan. Dilansir dari pojoksatu.id, 22/7/2022, Polres Bekasi telah mengamankan 5 orang pelaku penimbunan solar yang berada di Desa Pantaimekar, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi. Ke lima orang tersebut membeli solar di SPBU Batujaya, Kabupaten Karawang, lalu didistribusikan ke luar Muaragembong. Di mana seharusnya solar tersebut didistribusikan untuk para nelayan dan petani di Muaragembong.
Bahkan yang lebih miris lagi, mereka menjual solar tersebut kepada sejumlah pengusaha untuk keperluan industri. Akibatnya para nelayan di Muaragembong kesulitan mencari BBM jenis solar. Sehingga hal itu menghambat para nelayan untuk berlayar menangkap ikan.
Tak cukup sampai di situ, para nelayan juga mengeluhkan banyaknya kapal berukuran besar yang menggunakan pukat harimau. Bahkan keberadaan kapal-kapal besar tersebut sudah ada sejak beberapa tahun terakhir. Lebih dari 50 kapal besar berbaris setiap hari di perairan dangkal Muaragembong. Tentu kondisi ini membuat nelayan terpaksa melaut lebih jauh ke tengah agar bisa mendapatkan ikan. Serta hanya bisa mendapatkan tangkapan dari sisa-sisa kapal besar tersebut.
Butuh Penanganan Serius
Segala permasalahan yang menerpa para nelayan butuh ditangani dengan cepat dan serius. Namun sayangnya, pemerintah lamban dalam merespon masalah ini. Dikarenakan sudut pandang yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan di atas adalah asas manfaat. Karena wilayah Muaragembong dianggap kurang marketable untuk dibangun infrastruktur meskipun tentunya hal ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat.
Pemikiran asas manfaat tak terlepas dari sistem Kapitalisme sekuler, sehingga pemahaman ini berpengaruh pada pelayanan negara terhadap rakyatnya. Alhasil masyarakat yang memiliki potensi ekonomi tinggi, kaum pengusaha, pemilik modal akan lebih diprioritaskan dalam pelayanan. Berbeda apabila masyarakat menengah ke bawah yang memerlukan pelayanan tersebut. Maka dari sini bisa terlihat setiap pelayanan ataupun pembangunan infrastruktur dikaitkan dengan untung rugi.
Kapitalisme juga telah membuat para nelayan termiskinkan secara sistemik. Sehingga bisa dikatakan masalah kemiskinan para nelayan bersifat multidimensi. Maka diperlukan solusi yang menyeluruh, bukan solusi parsial. Solusi ini harus berasal dari Sang Khaliq, yaitu sistem syariah Islam.
Islam sebagai Solusi Hakiki
Islam mengatur kehidupan dengan aturan yang diturunkan Allah SWT untuk seluruh umat manusia. Islam adalah agama dan aturan hidup yang sempurna. Dalam sistem Islam terdapat Sistem Politik Ekonomi Islam. Di mana diatur bagaimana setiap individu rakyat dapat dipenuhi kebutuhannya oleh negara. Sehingga kemiskinan dapat dientaskan.
Islam mengatur bahwa negara harus memenuhi kebutuhan rakyatnya tanpa melihat untung rugi atau berdasarkan nilai keekonomian sebuah wilayah. Seperti halnya nelayan yang membutuhkan solar agar bisa melaut, maka negara harus menyediakan solar tersebut. Serta membangun infrastruktur yang memudahkan nelayan mendapatkan solar. Harga yang ditetapkan pun harus dapat dijangkau dan tidak memberatkan, bahkan gratis. Karena BBM merupakan hasil olahan dari sumber daya alam yang termasuk dalam kepemilikan umum. Sehingga negara hanya mengelola dan mendistribusikannya tanpa mengambil keuntungan.
Begitu juga dengan pengaturan kapal-kapal besar diatur sedemikian rupa agar tidak masuk ke perairan dangkal di mana banyak nelayan kecil mencari ikan di sana. Serta pengaturan tentang penggunaan pukat harimau untuk menangkap ikan. Semua diatur dengan seadil-adilnya. Sehingga tidak ada yang merasa dirugikan.
Negara juga menjamin biaya pendidikan, kesehatan, listrik, serta transportasi untuk seluruh rakyat. Sehingga rakyat khususnya nelayan bisa fokus untuk mencari nafkah dan menyejahterakan keluarganya. Inilah solusi Islam yang menyeluruh, yang dapat menyelesaikan masalah sampai ke akarnya.[]