Maraknya Dukun Bersertifikat, Hilangnya Wibawa Negara Berdaulat?

 



Oleh : Novi Puji Lestari (Aktivis Muslimah)


Islam sudah membumi sejak 1400 tahun yang lalu, dan semua kaum muslim sepakat bahwa kemusyrikan adalah musuh terbesar dalam berakidah. Namun, fakta hari ini menunjukan bahwa masih banyak fenomena kemusyrikan dan perdukunan yang merajalela dimana-mana. Seperti halnya masih banyak masyarakat awam yang menormalisasi hadirnya praktik perdukunan, hingga mereka yang percaya dan ikut andil didalamnya.


Di zaman modern seperti sekarang, praktik sihir memang seringkali dinilai sebagai sesuatu yang kuno dan tidak masuk akal. Meskipun demikian, di Indonesia praktik sihir masih cukup banyak dilakukan dan dipercaya.


Mirisnya, Berbagai kegiatan supranatural yang berkedok agama dan pengobatan masih tumbuh subur di negara Indonesia. Namun, belakangan ini hadirlah seorang youtuber bernama Marcel yang sering disebut Pesulap merah. Dalam berbagai kontennya di media sosial, ia berhasil membuka tipu daya dukun yang handal dalam menggunakan trik-trik buatannya.


Masih hangat diperbincangkan, Kasus perseteruan antara Gus Samsudin dengan Pesulap Merah Marcel Radhival terus menjadi perhatian semua kalangan. Tak hanya masyarakat awam, dukun-dukun pun juga turun merespons perseteruan tersebut. (www.suara.com 3/8/2022)

 

SuaraKaltim.id - Viral di media sosial (Medsos) Instagram, seorang dukun bersertifikat meminta bantuan kekuatan gaib. Tujuannya, untuk melawan Pesulap Merah atau Marcel Radhival.


Mirisnya lagi, Peristiwa itu justru viral dan diunggah ulang oleh akun @fakta.indo. Dalam keterangan tulisnya, admin tersebut menjelaskan alasan kenapa dukun bersertifikat itu meminta bantuan kekuatan.


"Dukun bersertifikat meminta bantuan kekuatan gaib untuk melawan Marsel Radhival alias Pesulap Merah karena pernyataannya dinilai menghina dukun," jelasnya, dikutip Minggu (7/8/2022).


Jika kita analisa lebih dalam dengan melihat maraknya fenomena perdukunan yang merusak agama, bahkan ada yang sudah mengaku bersertifikat, maka akan muncul satu pertanyaan dalam benak kalian tentang  "dimana peran negara untuk menumpas virus kesyirikan yang bertebaran dimana-mana?"


Tradisi syirik  yang dibiarkan begitu saja membuat masyarakat awam teracuni pemikirannya. Bukannya waspada dan menjauhkan diri dari praktik perdukunan, masyarakat bisa saja terperdaya dan mengikutinya. 


Fakta yang ada menunjukan bahwa masih banyak masyarakat yang  percaya bahwa nasib manusia bisa dibolak-balikan oleh tangan seorang dukun yang konon katanya sakti dan mampu memperbaiki takdir. Wal hasil masyarakat awam berbondong-bondong pada tempat praktik perdukunan dengan berbagai alasan seperti ingin kaya, ingin dilancarkan urusannya, ingin menang  dalam kompetisi partai hingga bisa duduk di kursi kepemimpinan, serta lain sebagainya. 


Jika setiap perkara terus menerus dikaitkan dengan hal demikian, dan praktek perdukunan senantiasa menjamur dan dinormalisasi, maka hancurlah akidah generasi peradaban bangsa. Agama yang harusnya menjadi ujung tombak setiap perkara dalam kehidupan, malah sengaja dimainkan dengan balutan berbagai praktik kemusyrikan. 


Negara kapitalis hari ini yang abai dan membiarkan berbagai praktik kemusyrikan seperti perdukunan, tak akan mampu menumpas kedzaliman  yang merajalela dan sudah mempersekutukan Allah SWT, karena memang penumpasan praktik seperti ini tak mampu menghasilkan keuntungan bagi sang pemilik tahta. Lebih dari itu, adanya praktik ini juga tak akan mengguncang kursi kekuasaan mereka, itulah mengapa peran negara sangat pasif dalam menghadapi fenomena perdukunan ini. 


Sudah saatnya kita butuh negara yang mampu menjadi perisai bagi ketahanan agama dan akidah umat. Negara yang mampu memberikan sanksi tegas pada para pelaku syirik yang membelokkan eksistensi agama dan menyimpangkan akidah umat manusia, dan semua peran itu tak akan mampu diterapkan kecuali pada negara Islam yakni Daulah Islamiyyah. Negara dengan sistemnya yang paripurna mampu menjaga akidah dan agama para warga negara dari praktik-praktik ilegal yang menyimpang. Negara tak akan memberikan ruang bagi para pelaku kemusyrikan untuk berekspresi dan membodohi masyarakat. Yang ada hanyalah penumpasan kedzaliman dan kesyirikan hingga ke akar-akarnya karena Akidah dan Agama merupakan unsur nomor Wahid yang harus menjadi parameter dalam kehidupan di dunia.[]

*

إرسال تعليق (0)
أحدث أقدم