Endah Sulistiowati (Dir. Muslimah Voice)
"Saya hanya bisa beristighfar, Mbak. Mau gimana lagi sudah takdir."
"Kulo sagete istighfar mawon, Mbak. Kulo pasrah dateng Gusti Allah, mugi-mugi Gusti Allah paring dalan padang."
"Sudah, nggak usah nyalahin pemerintah. Mari kita cari jalan, bagaimana agar BBM tidak naik, harga-harga tidak naik, dan petani bisa makmur."
"Istighfar terus saja, insya Allah, Allah yang akan menunjukkan pada kita solusinya ."
Beberapa waktu yang lalu penulis diberi berkesempatan untuk hadir dalam forumnya para petani dan beberapa kali mendengar curhatan para ibu-ibu muda menghadapi situasi ekonomi yang serba tidak menentu.
Memperbanyak istighfar menjadi salah satu perkara yang mereka pilih. Tidak terhitung berapa ribu istighfar yang sudah mereka lantunkan. Berharap ampunan kepada Allah, agar Allah meridhai mereka, dan menemukan jalan keluar terbaik dari hiruk pikuknya kehidupan yang serba mahal.
Memang sih, Rasulullah SAW yang dijamin surga sama Allah juga selalu beristighfar, memohon ampun kepada Allah bahkan lebih dari 70 kali sehari?
Berdasarkan hadis riwayat Bukhori nomor 6307, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mendengar bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
Artinya: Demi Allah, aku sungguh beristigfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.
Betul sekali, beristighfar bukan semata-mata karena melakukan dosa. Beristighfar adalah sebuah zikir yang akan membuka pintu-pintu ampunan, pintu-pintu Rizki, dan akan melapangkan hati. Agar kelak Allah pun melapangkan setiap masalah dan urusan kita.
Namun menghadapi situasi ekonomi kali ini, dengan berbagai kenaikan harga, dan rencana pemerintah akan kembali menaikkan harga BBM bersubsidi per September 2022. Maka, tidak cukup hanya dengan beristighfar saja. Harus ada actionnya.
Bukankah Allah berfirman dalam surat Ar Ra'du ayat 11 yang artinya:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri."
Inilah mengapa kita perlu action! Negara memang tugasnya adalah mengurusinya kepentingan rakyatnya, pemerintah sebagai orang-orangnya harus mampu berpikir jauh ke depan. Realistis. Saat ini kondisi ekonomi sedang tidak baik-baik saja. Harga-harga melambung tinggi. Jika BBM sebagai salah satu kebutuhan pokok juga harus dinaikkan, sama saja akan menambah kesengsaraan rakyat.
Para kaum terpelajar, kaum cendekiawan, kaum yang paham sosial media, para ahli di bidang masing-masing, harus terus memberikan kesadaran tidak hanya kepada rakyat untuk tidak posrah-padrah saja. Tapi juga menyadarkan orang-orang yang duduk di kekuasaan. Agar jangan hanya solusi instan saja yang mereka ambil, untuk menyelesaikan masalah, termasuk dengan menaikkan BBM.
Keputusan untuk menaikkan harga BBM ini dinilai beberapa pengamat adalah solusi yang terlalu cepat diambil, tanpa banyak berpikir, tanpa berkeringat. Masih ada solusi-solusi lain yang bisa diambil tanpa harus mengusik harga BBM. Negara bersama para orang-orang yang duduk dikekuasaan harusnya lebih mencurahkan tenaga untuk mencari solusi tepat tanpa menyakiti rakyat.![]